Transisi Bertahan Timnas U-19 Diharapkan Membaik Lawan Filipina

oleh Zaidan Nazarul diperbarui 06 Sep 2017, 20:00 WIB
Bejo Sugiantoro melihat ada masalah dalam transisi bertahan Timnas Indonesia U-19 saat mengalahkan Myanmar. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Bola.com, Surabaya - Bejo Sugiantoro menilai Timnas Indonesia U-19 masih punya masalah yang harus diselesaikan setelah mengalahkan Myanmar 2-1 pada pertandingan perdana Grup B Piala AFF U-18 2017 di Stadion Thuwunna, Yangon, Selasa (5/9/2017).

Mantan pemain Timnas Indonesia itu menyoroti kinerja lini belakang anak asuh Indra Sjafri yang sempat keteteran menghadapi serangan balik cepat Myanmar. Ia menilai ada persoalan serius dari cara bertahan Timnas Indonesia U-19, terutama saat transisi dari menyerang ke bertahan.

Advertisement

Menurut Sugiantoro, kinerja lini tengah, terutama dua gelandang Timnas Indonesia U-19 kerap terlambat turun saat dua bek sayapnya naik. Kondisi ini beberapa kali mampu dimanfaatkan Myanmar untuk mengancam gawang Indonesia.

"Seharusnya ketika dua sayap atau salah satunya naik, ada gelandang bertahan yang melapis, khususnya ketika kalah bola. Bukan hanya itu, di pertandingan melawan Myanmar, tidak ada yang jadi penyeimbang di tengah. Gelandang kerap terlambat membantu pertahanan," sebut ayah kapten Timnas Indonesia U-19, Rachmat Irianto.

Gol Myanmar yang dicetak Myat Kaung Khant pada menit ke-28 terjadi karena kesalahan pemain tengah. Gol yang dibangun dari serangan balik terjadi karena gelandangnya terlambat mengambil keputusan sehingga bola mampu dicuri lawan.

Namun demikian, Indra Sjafri cukup jeli melihat kondisi ini dengan mengganti gelandangnya di babak kedua. Jika sebelumnya memasang dua gelandang bertipe menyerang, di paruh kedua Indra menggantinya dengan gelandang bertahan. Kelemahan di sektor itu bisa ditutupi karena ada dua gelandang bertahan yang bisa membantu pertahanan.

Namun, ia tetap mengingatkan supaya di pertandingan berikutnya pemain belakang dan dua gelandang bertahan lebih antisipatif terhadap taktik serangan balik yang diperagakan lawan.

"Jarak antara pemain belakang dan gelandang jangan terlalu jauh. Gelandang bertahan harus tahu kapan waktunya turun melapis pertahanan dan kapan naik ke posisi yang seharusnya mereka tempati," sebutnya.

Memainkan bola di daerah sendiri, menurut Sugiantoro, pemain Timnas, khususnya gelandang bertahan dan pemain belakang seharusnya tak ceroboh. Tak cukup, kedua bek tengah juga harus berpikir cepat dalam mengambil keputusan.

"Saya yakin coach Indra Sjafri lebih tahu apa yang harus diperbaiki dari Timnas Indonesia U-19 untuk pertandingan selanjutnya," tutur legenda hidup Persebaya ini.