Ini Evaluasi PBSI dari Hasil Denmark dan Prancis Terbuka

oleh Oka Akhsan diperbarui 01 Nov 2017, 22:06 WIB
Susy Susanti (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Bola.com, Jakarta - Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Susy Susanti, mengevaluasi hasil pebulutangkis Indonesia pada Denmark Terbuka Super Series Premier 2017 (17-22 Oktober) dan Prancis Terbuka Super Series 2017 (24-29 Oktober). Susy menilai pencapaian para pemain Indonesia pada tur Eropa sangat baik.

Advertisement

Indonesia meloloskan satu wakil ke babak final Denmark Terbuka, yaitu ganda putra Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. Namun, Kevin/Marcus harus puas hanya menjadi runner-up setelah kalah dari juara dunia 2017 asal China, Zhang Nan/Liu Yuchen, dengan skor 16-21, 24-22, 19-21.

Indonesia membayar lunas kegagalan di Denmark pada Prancis Terbuka dengan menyabet dua gelar. Kedua gelar tersebut dipersembahkan ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu dan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.

Greysia/Apriyani jadi kampiun setelah menumbangkan pasangan Korea Selatan, Lee So-hee/Shin Seung-chan, dengan skor 21-17, 21-15. Sementara itu, Tontowi/Liliyana merebut titel setelah menaklukkan unggulan teratas dari China, Zheng Siwei/Chen Qingchen, dengan skor 22-20, 21-15.

Bagi Tontowi/Liliyana, ini merupakan gelar kedua mereka pada Prancis Terbuka Super Series setelah 2014. Sedangkan Greysia/Apriyani menjadi ganda putri pertama Indonesia yang jadi juara Prancis Terbuka sejak Cynthia Tuwankotta/Etty Tantri pada 1997.

"Hasil di Denmark dan Perancis sangat baik karena kami mampu merebut dua gelar. Apresiasi khusus saya berikan untuk ganda putri yang sudah 20 tahun tak juara di Prancis. Semoga hasil ini memberi semangat baru dan menular ke sektor lain sehingga bisa memacu diri dalam bekerja keras untuk menghasilkan prestasi terbaik pada kejuaraan-kejuaraan penting yang akan datang," kata Susy seperti dikutip dari situs resmi PBSI, Rabu (1/11/2017).

 

2 dari 2 halaman

Sektor Tunggal Masih Jadi PR

Susy menilai sektor ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran sudah menunjukkan hasil yang cukup baik. Namun, Susy merasa untuk tunggal putra dan tunggal putri masih perlu konsistensi dan kerja keras lebih.

"Pemain tunggal putra dan tunggal putri butuh lebih fokus dan matang dalam menghadapi setiap lawan. Mereka juga mesti lebih siap menghadapi lawan yang berbeda-beda," ujar Susy.

Tunggal putra, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran sudah menyumbangkan gelar super series pada tahun ini. Hanya tunggal putri yang belum pecah telur.

"Untuk tunggal putri, PBSI masih harus bekerja keras agar bisa masuk ranking elite dunia. Kami usahakan dalam kurun waktu satu atau dua tahun yang akan datang tunggal putri Indonesia bisa mencapai prestasi yang lebih tinggi di turnamen level super series," kata Susy.

Berita Terkait