Menjelang Liga 1, Perseru Masih Terkendala Verifikasi Stadion

oleh Benediktus Gerendo Pradigdo diperbarui 16 Mar 2018, 22:50 WIB
Logo Perseru Serui (bola.com/Rudi Riana)

Bola.com, Jakarta - Chief Operating Officer PT Liga Indonesia Baru, Tigorshalom Boboy, mengungkapkan hanya tinggal Perseru Serui yang mengalami kendala verifikasi stadion untuk menggelar laga kandang Liga 1 2018. Stadion Marora yang menjadi kandang tim berjulukan Kuda Laut Jingga itu dianggap belum memenuhi dua aspek standarisasi.

Advertisement

"Hanya ada satu catatan di Serui. Lampu, tribun, dan ruang ganti. Standar kualitas tidak boleh diabaikan dan itu berlaku untuk semua tim. Kami apresiasi PSM, PSMS, dan klub-klub lain yang melakukan upaya untuk itu," papar COO PT LIB, Tigorshalom Boboy.

"Kami memperlakukan semua sama. Sebenarnya tidak ada yang berubah dari keputusan kami dari hasil verifikasi kami sebelumnya. Permintaan mereka untuk tetap berada di sana sebenarnya secara tak langsung ditolak kecuali bisa membuktikan kalau memang ada perbaikan," lanjutnya.

Sementara itu, manajer Perseru Serui, Kilion Imbiri, mengungkapkan pihaknya juga sudah berusaha untuk melengkapi kekurangan yang menjadi catatan di Stadion Marora. Menurutnya, kini hanya tinggal masalah lampu yang perlu diperbaiki karena adanya jadwal yang harus dijalani saat Ramadan.

"Kami sudah berusaha melengkapi, sementara yang belum kami pesan dari China. Kami mengantisipasi pertandingan pada Bulan Ramadan sehingga kami bisa menggelar pertandingan malam hari. Ini juga berdasarkan pengalaman tahun lalu yang membuat kami harus bermain di luar karena pertandingan malam sehingga kami kehilangan poin. Itu menjadi pengalaman sehingga kami kini mempersiapkan hal itu untuk pertandingan musim ini," katanya.

Kilion Imbiri menegaskan harapannya agar bisa tetap menggelar pertandingan di Stadion Marora. Ia sudah menyampaikan kepada Joko Driyono sebagai perwakilan PSSI untuk bisa mempertimbangkan sepak bola sebagai alat pemersatu di Papua.

"Sementara ini kami belum pindah, tetap di Stadion Marora dan bermain sore hari. Kami sampaikan pertimbangan kepada Pak Joko untuk mendengarkan masukan bahwa sepak bola di Papua adalah alat pemersatu," ujarnya.

Berita Terkait