Arema Menyesalkan Aksi Lemparan Oknum Bonek Menuju Ruang Ganti Stadion GBT

oleh Zaidan Nazarul diperbarui 06 Mei 2018, 20:25 WIB
Ilustrasi - Pelatih Arema FC, Joko Susilo, mengamati anak asuhnya saat melawan Persija Jakarta pada laga Liga 1 di SUGBK, Jakarta, Sabtu (31/3/2018). Persija menang 3-1 atas Arema FC. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Bola.com, Surabaya - Seusai laga Persebaya kontra Arema FC di pekan ketujuh Gojek Liga 1 bersama Bukalapak, Minggu (6/5/2018), sempat terjadi aksi pelemparan pada pemain dan ofisial Arema FC yang akan menuju lorong ruang ganti Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya.

Pemain dan ofisial sempat tertahan di tepi lapangan karena aksi itu dikhawatirkan melukai mereka. Polisi yang berjaga harus melindungi pemain dan ofisial Arema untuk memastikan tidak ada korban pada personel tim tamu.

Pelatih Arema, Joko 'Getuk' Susilo, menyayangkan aksi tersebut. "Rivalitas seperti ini sudah biasa. Teror suporter sepanjang pertandingan, dan teriakan serta caci-maki itu bagus untuk sebuah pertandingan. Bahkan kami berharap hampir semua pertandingan tandang seperti ini. Tapi, kalau aksi pelemparan dan aksi anarkistis sudah seharusnya dibuang jauh-jauh dari sepak bola yang semakin maju seperti sekarang," keluhnya.

Advertisement

Baginya, rivalitas kedua tim di atas lapangan itu selama 90 menit, begitu juga dengan teror suporter. Menurutnya, setelah itu selesai, seharusnya juga sudah selesai semuanya.

"Setelah 90 menit, sudah seharusnya selesai. Bagi saya, teriakan suporter dan teror-teror semacam itu tidak masalah, asal jangan ada embel-embel lainnya. Saya pikir Pengawas Pertandingan juga melihat itu, dan akan dijadikan catatan," lanjut Getuk.

Hal sama dilontarkan striker asing Arema FC, Thiago Furtuoso. Thiago menganggap teror seperti ini sudah biasa ia rasakan. Hanya, ia sepakat dengan sang pelatih mengenai aksi anarkistis yang seharusnya tidak terjadi.

"Saya sudah terbiasa bermain dengan suasana derbi. Di Brasil, ketika saya main untuk Corinthians melawan Palmeiras juga seperti ini. Saya sudah biasa merasakan teror dan perlakuan seperti ini," katanya.

Aksi pelemparan dipicu aksi Hendro Siswanto yang dinilai sengaja menginjak paha Oktavianus. Insiden yang akhirnya berujung kartu merah untuk kedua pemain itu memancing amarah Bonek Mania yang berada di sisi tribune VIP.

Hendro, yang meninggalkan lapangan dan akan menuju ruang ganti pemain Arema, harus dihadang aparat karena dikhawatirkan terkena lemparan yang dilakukan Bonek Mania. Hendro baru bisa memasuki ruang ganti setelah aparat memberikan perlindungan.

Berita Terkait