3 Perubahan yang Dibawa Sven-Goran Eriksson ke Timnas Filipina

oleh Aning Jati diperbarui 20 Nov 2018, 08:15 WIB
Pelatih asal Swedia, Sven-Goran Eriksson, kini jadi pelatih Timnas Filipina. (AFP/STR)

Bola.com, Jakarta - Sven-Goran Eriksson dikenalkan secara resmi sebagai pelatih Timnas Filipina oleh Federasi Sepak Bola Filipina (PFF) pada Senin (5/11/2018). Ia hanya memiliki delapan hari untuk beradaptasi sekaligus menyiapkan tim sebelum turun di Piala AFF 2018. The Azkals menjalani laga pertama penyisihan Grup B pada Selasa (13/11/2018).

Advertisement

Eriksson dikontrak membesut Timnas Filipina hanya untuk enam bulan dengan opsi perpanjangan. Targetnya, memberi prestasi di Piala AFF 2018 serta bisa bersaing di Piala Asia 2019. 

Sejak kedatangannya ke sepak bola Asia Tenggara khususnya ke Filipina, ada suara-suara yang menyebut Eriksson akan kesulitan beradaptasi maupun menjalani kiprahnya karena sepak bola Asia Tenggara yang sedang berkembang, berbeda dari lingkungan sepak bola yang ditemui pelatih asal Swedia itu selama ini.

Namun, anggapan itu redam dengan sendirinya untuk saat ini. Apalagi jika mengacu pada dua kemenangan beruntun yang diraih Timnas Filipina pada penyisihan Grup B Piala AFF 2018.

Philip Younghusband dkk. mengalahkan Singapura di Stadion Panaad, Bacolod City, dengan skor 1-0 (13/11/2018). Empat hari berselang, menekuk Timor Leste 3-2 di Stadion Kuala Kumpur FA di Kuala Lumpur.

Timnas Filipina kini menyodok di urutan kedua klasemen sementara Grup B dengan poin enam, di bawah Thailand yang unggul selisih gol. The Azkals tinggal membutuhkan satu poin lagi untuk lolos ke semifinal dari dua pertandingan tersisa, melawan Thailand (21/11/2018) dan Timnas Indonesia (25/11/2018).

Jika bisa ke semifinal, itu akan mengulang prestasi yang dicatatkan pada edisi 2010, 2012, dan 2014. Kini, asa kembali tampil di semifinal bahkan di final untuk kali pertama, diapungkan seiring kedatangan Eriksson. Kans untuk itu terbuka.

Kendati diyakini kemenangan beruntun Timnas Filipina pada dua laga penyisihan Grup B Piala AFF 2018 tak semata karena "kerja" Eriksson, mengingat pelatih 70 tahun itu juga memiliki staf pelatih yang dinilai terbaik, yakni Scott Cooper (penasihat senior) dan Chris Greatwich (asisten pelatih), tetap saja kedatangan Eriksson memberikan perubahan di Timnas Filipina.

Fox Sports Asia menuliskan perubahan apa saja yang terlihat di Timnas Filipina sejak kedatangan Eriksson. Berikut selengkapnya.

Sajian liputan eksklusif Timnas Indonesia di Piala AFF  2018 bisa pembaca nikmati dengan mengklik tautan ini

2 dari 4 halaman

Formasi 4-4-2

Eriksson langsung mengubah formasi Timnas Filipina ke skema andalannya, 4-4-2. Di tangan pelatih sebelumnya, Scott Cooper, Filipina lebih sering bermain dalam formasi 3-52.

Eriksson memang terkenal menyukai skema 4-4-2 itu dan menerapkan formasi sama semasa membesut Timnas Inggris.

Skema 4-4-2 ini langsung terlihat saat Timnas Filipina bermain melawan Singapura dan Timor Leste yang berujung kemenangan masing-masing 1-0 dan 3-2.

Sedikit catatan , skema itu terlihat berjalan baik saat menjamu Singapura. Stephan Schrock dkk. mampu mengatasi lawan yang bermain disiplin dan memainkan sepak bola direct, terutama saat serangan balik.

Namun, kondisi sedikit mengkhawatirkan terlihat ketika melawan Timor Leste, di mana sorotan tertuju pada lini belakang yang bisa dimanfaatkan lawan untuk mencetak dua gol pada pertengahan babak kedua.

Stephan Schrock (kiri) dan Manuel Ott percaya diri Filipina memenangi gelar juara Piala AFF 2016. (Bola.com/S-League Facebook)
3 dari 4 halaman

Bergantung pada Duo Ceres-Negros

Di tangan Eriksson, Timnas Filipina tampak lebih banyak bergantung pada duo Ceres-Negros, Stephan Schrock dan Manny Ott, sebagai otak permainan. Kreasi permainan bersumber dari dua pemain tengah itu. 

Sementara di sektor penyerangan, kapten tim, Philip Younghusband, jadi sumber utama dengan Patrich Reichelt jadi opsi kedua, yang biasanya melebar dari sisi kanan tim.

Persoalannya, pada laga kontra Timor Leste, Manny Ott, absen karena cedera dan Schrock ditarik keluar pada menit ke-40 juga karena cedera. Eriksson menyebut cedera Schrock tak parah sehingga bisa dimainkan saat menjalani laga melawan Thailand.

Meski begitu, diyakini Eriksson tetap harus menyiapkan rencana B sebagai antisipasi seandainya dua pilar tengahnya itu masih belum dapat kondisi fit saat menjamu Thailand di Stadion Panaad. 

Mengacu pada laga kontra Timor Leste, setelah Schrock ditarik, lawan mampu menekan hingga akhirnya mencetak dua gol di babak kedua.

Kiper Timnas Filipina di Piala AFF 2018, Neil Etheridge, saat laga melawan Singapura di Stadion Panaad, Bacolod City (13/11/2018). (Bola.com/Dok. AFF Suzuki Cup)
4 dari 4 halaman

Rotasi Pemain

Eriksson berani mengubah komposisi pemainnya dalam dua laga awal di penyisihan Grup B Piala AFF 2018. Sektor yang paling terlihat perubahannya ada di posisi penjaga gawang.

Eriksson memasang Neil Etheridge pada laga menjamu Singapura sementara saat meladeni Timor Leste giliran Michael Falkesgaard yang dimainkan.

Keputusan Eriksson memainkan Falkesgaard di saat Etheridge sebenarnya masih bisa diturunkan karena masih dalam durasi jeda internasional FIFA dan dia tak mengalami cedera, membuktikan mantan pelatih Lazio dan Sampdoria itu percaya dengan pemain lain dalam tim.

Bahkan keputusannya menarik Stephan Schrock pada menit ke-40 saat melawan Timor Leste jadi pertanda ia tak anti merotasi pemain.

Hal ini dianggap jadi pertanda bagus jika dibandingkan dengan pelatih Timnas Filipina sebelum-sebelumnya yang tak berani mengubah starting IX.

Berita Terkait