Djanur Minta Media Tak Lebay Memberitakan Kekuatan Persebaya

oleh Aditya Wany diperbarui 25 Nov 2018, 18:15 WIB
Pelatih Persebaya Surabaya, Djadjang Nurdjaman. (Bola.com/Aditya Wany)

Bola.com, Surabaya - Duel Persebaya kontra Bhayangkara di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Senin sore (26/11/2018), menjadi pertemuan yang menarik pada pekan ke-32 gOJEK Liga 1 bersama Bukalapak. Keduanya merupakan klub berstatus juara musim lalu, Bhayangkara di Liga 1, sementara Persebaya di Liga 2.

Advertisement

Kedua tim juga pernah terlibat dualisme dalam beberapa tahun silam. Bhayangkara pernah menggunakan nama Persebaya untuk berkompetisi di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.

Nama-nama mulai Persebaya DU, Persebaya Surabaya, Persebaya United, Bonek FC, Surabaya United, dan Bhayangkara Surabaya United pernah dipakai sebelum menjadi Bhayangkara FC.

Sementara Persebaya, pernah berkompetisi di ISL dan menggunakan nama Persebaya 1927. Mereka pernah tidak diakui PSSI dan baru mendapat status keanggotaan lagi pada awal tahun 2017.

Pertemuan ini diprediksi menjadi momen bagi Bonek, kelompok suporter Persebaya, untuk melontarkan ejekan. Pelatih Persebaya, Djadjang Nurdjaman, lantas mengingatkan kepada pemainnya untuk tidak terpengaruh hal itu.

"Kami berharap pemain tidak meremehkan kekuatan Bhayangkara. Apalagi merasa bisa mengungguli klub papan atas hanya karena Bonek memberi tekanan pada lawan," kata pelatih yang akrab disapa Djanur itu.

Teror Bonek diyakini akan menjadi tekanan buat pemain Bhayangkara. Sejauh ini, Bonek terbukti ampuh membuat beberapa klub papan atas dihajar Persebaya. Secara beruntun Madura United, Persija Jakarta, dan PSM Makassar menjadi korban keganasan Persebaya di laga kandang.

Tak hanya itu, Persebaya juga berhasil mengalahkan dua tim papan atas lainnya di laga tandang, yaitu Persib Bandung dan Bali United. Sebutan The Giant Killer atau pembunuh raksasa disematkan kepada klub yang berdiri pada 1927 itu.

Namun, Djanur juga meminta kepada media untuk tidak terlalu membesarkan keberhasilan Persebaya. Dia tidak ingin anak asuhnya terbebani status itu, meski berhasil meraih lima kemenangan dari enam pertandingan terakhir.

"Saya meminta tidak perlu diembuskan Persebaya disebut sebagai The Giant Killer. Nanti pemain akan tegang. Saya sebagai pelatih tetap memandang akan berhadapan dengan tim kuat. Kami punya motivasi yang sama," ucap pelatih asal Jawa Barat itu.