Kisah Kegagalan Timnas Indonesia dan Mereka yang Melawan Tagar Kosongkan GBK

oleh Benediktus Gerendo Pradigdo diperbarui 26 Nov 2018, 07:30 WIB
Suporter Timnas Indonesia memberikan dukungan saat melawan Singapura pada laga Piala AFF 2018 di Stadion Nasional, Singapura, Jumat (9/11). Singapura menang 1-0 atas Indonesia. (Bola.com/M. Iqbal Ichsan)

Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia menjalani laga terakhir di Grup B Piala AFF 2018 dengan menghadapi Filipina di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (25/11/2018) malam. Meski pertandingan digelar pada akhir pekan, antusias suporter ternyata tidak terlalu tinggi.

Melalui pengeras suara di SUGBK, diumumkan jumlah suporter dalam laga antara Timnas Indonesia kontra Filipina disaksikan oleh sekitar 15 ribu penonton. Jumlah tersebut tentu sangat sedikit jika melihat kapasitas SUGBK yang mencapai 77 ribu kursi penonton.

Advertisement

Minimnya jumlah penonton di laga terakhir Timnas Indonesia di Piala AFF 2018 ini tak lepas dari kekecewaan masyarakat atas kegagalan Tim Garuda lolos ke semifinal sebelum laga terakhir dimulai. Banyak gerakan menggunakan tagar di media sosial yang akhirnya membujuk para penikmat sepak bola untuk tidak hadir di SUGBK pada pertandingan tersebut. 

Suporter Persija, The Jakmania, melakukan moshing memberikan dukungan saat melawan Persela pada laga Liga 1 di SUGBK, Jakarta, Selasa (20/11). Persija menang 3-0 atas Persela. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Tak semua setuju dengan ajakan untuk mengosongkan GBK seperti yang ramai disuarakan lewat media sosial. Namun, jumlah 15 ribu penonton di SUGBK pada akhir pekan tentu menandakan minimnya antusiasme suporter di laga terakhir ini.

Jumlah tersebut justru tergolong sama seperti ketika Timnas Indonesia menghadapi Timor Leste di laga kedua Tim Garuda di Piala AFF 2018. Namun, perbedaannya adalah ketika menghadapi Timor Leste, pertandingan di SUGBK itu digelar pada Selasa (13/11/2018), yang merupakan hari kerja yang memang pada umumnya tak banyak suporter yang hadir ketimbang saat akhir pekan.

2 dari 2 halaman

Imbas Kegagalan

Suporter Timnas Indonesia saat laga melawan Filipina di SUGBK, Jakarta, Minggu (25/11/2018). (Bola.com/Muhammad Iqbal Ichsan)

Jika membandingkannya dengan pertandingan kandang terusir yang dilakukan Persija Jakarta ketika menghadapi Sriwijaya FC di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Sabtu (24/11/2018), jumlah penonton Timnas Indonesia menjadi lebih memprihatinkan.

Bayangkan saja, untuk menempuh lebih dari 40 kilometer dari Jakarta, 27 ribu penonton baik The Jakmania maupun pendukung Sriwijaya FC mampu membuat stadion berkapasitas 28 ribu penonton itu begitu bergairah.

Tentu sedikit tidak adil membandingkan suasana di sebuah stadion yang berkapasitas 77 ribu dan jumlah 15 ribu penonton yang hadir dengan stadion berkapasitas 28 ribu di mana 27 ribu penonton yang hadir. Namun, tampaknya tak ada bedanya ketika memasukkan laga Persija Jakarta kontra Persela Lamongan di SUGBK pada Selasa (20/11/2018).

Dalam pertandingan yang digelar di hari libur nasional itu, Persija Jakarta mampu menarik minat 60.950 penonton hadir di stadion yang memiliki kapasitas 77 ribu itu. Tentu atmosfer yang terasa sangat luar biasa.

Bisa dipastikan minat pendukung sepak bola datang langsung ke stadion pun dipengaruhi faktor bagaimana tim yang didukung bermain. Kegagalan Timnas Indonesia melangkah ke semifinal Piala AFF 2018 cukup memengaruhi keinginan masyarakat untuk hadir langsung di SUGBK meski masih ada 15 ribu pendukung militan yang tak ingin meninggalkan Tim Garuda berjuang sendirian hingga akhir kiprah di Piala AFF 2018.

Berita Terkait