Persija Menyorot Panpel PSM Sebagai Penyebab Tertundanya Leg Kedua Final Piala Indonesia

oleh Benediktus Gerendo Pradigdo diperbarui 30 Jul 2019, 19:20 WIB
CEO Persija Jakarta, Ferry Paulus (kanan). (Bola.com/Benediktus Gerendo Pradigdo)

Bola.com, Jakarta - Persija Jakarta angkat bicara soal penundaan leg kedua final Piala Indonesia 2018 yang seharusnya digelar di Stadion Andi Mattalatta, Mattoangin, Makassar, Minggu (28/7/2019). CEO Persija, Ferry Paulus, menyebut ketidakcakapan panitia pelaksana pertandingan PSM dalam mempersiapkan pertandingan menjadi penyebab utama tertundanya laga tersebut.

Penundaan leg kedua final Piala Indonesia 2018 yang dilakukan oleh PSSI menjadi sorotan. Penundaan tersebut menjadi kontroversial setelah adanya sejumlah klaim, di mana PSSI menyebut keamanan menjadi faktor pertimbangan dan pihak kepolisian Makassar menyebut telah mempersiapkan pengamanan yang baik dan mengklaim Persija tak meminta pengawalan khusus di Makassar.

Advertisement

Satu hal yang menarik, melalui sebuah video yang viral di media sosial, panitia pelaksana pertandingan PSM membuat pengumuman di stadion bahwa pertandingan ditunda lantaran Persija takut datang ke Stadion Mattoangin.

Persija pun menyebut proses penundaan pertandingan sudah melalui pembicaraan dengan melibatkan banyak pihak, termasuk manajemen PSM, panpel PSM, pihak kepolisian, dan PSSI. Dalam hal ini, Persija menyebut ketidakcakapan panpel PSM dalam mempersiapkan segala sesuatu terkait pertandingan menjadi penyebab ditundanya laga final tersebut.

"Persija menganggap satu poin yang sangat penting dari batalnya pertandingan tersebut karena tidak cakapnya panitia pelaksana saat menjamu kami. Ketidakcakapan panpel itu sudah diklarifikasi ketika kami bertemu pada 28 Juli, berkomunikasi mencari titik temu yang baik, di mana ada Pak Munafri dan Kapolresta serta Karo Ops Polda Sulsel," ungkap CEO Persija, Ferry Paulus, dalam keterangannya di Kantor Persija, Selasa (30/7/2019) sore WIB.

Persija menggarisbawahi adanya insiden pelemparan batu kepada bus yang membawa pemain dan ofisial Macan Kemayoran sebagai bentuk tidak cakapnya panpel PSM. Menurut Ferry Paulus, insiden tersebut tak lepas dari penumpukan massa di sekitar Stadion Andi Mattalatta Mattoangin satu hari sebelum pertandingan karena adanya penjualan tiket susulan.

"Satu hal lagi, mengapa ada penumpukan suporter saat waktu offisial training. Informasi yang kami dapatkan, pihak penyelenggara menambah penjualan tiket secara langsung di sekitar stadion. Bahkan tiket yang dijual itu pun jelas menyalahi aturan karena seat yang disiapkan persis di belakang bench pemain dari kedua tim," ujar Ferry Paulus.

"Memang pada 27 Juli ada penjualan sekitar 800 lembar tiket di sana. Namun, karena animo masyarakat Sulawesi Selatan yang besar, tiket tersebut habis dalam tempo singkat. Akhirnya masyarakat yang sudah terlanjur datang berbondong-bondong ke sana banyak yang tidak mendapatkan tiket. Seharusnya panpel membuat antisipasi yang cerdas, sehingga penumpukan massa seperti itu bisa diantisipasi dan tidak terjadi aksi anarkis seperti pelemparan yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab," lanjut CEO Persija itu.

 

2 dari 2 halaman

Persija Tetap Siap Bermain di Makassar

Gelandang Persija Jakarta, Riko Simanjuntak, menggiring bola saat melawan PSM Makassar pada laga Piala Indonesia 2019 di SUGBK, Jakarta, Minggu (21/7). Persija menang 1-0 atas PSM. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Pertandingan tunda leg kedua final Piala Indonesia 2018 itu pun sudah dipastikan bakal digelar pada Selasa (6/8/2019). Pertandingan akan tetap digelar di Stadion Andi Mattalatta, Mattoangin, sesuai keinginan PSM. Persija pun menyatakan kesiapannya untuk bermain di Makassar untuk mengedepankan sportivitas dan fairplay.

"Sekali lagi Persija tidak pernah khawatir harus bermain di manapun. Ketika Sekjen PSSI datang dan menyampaikan pertandingan ditunda dan kemudian Pak Munafri dari PSM tetap meminta pertandingan digelar di Makassar, kami tetap menyanggupi. Hal itu membuktikan kami ingin bertanding dengan adil dan sportif," ujar Ferry Paulus.

Satu hal yang pasti, Persija memastikan bahwa pengamanan ekstra harus dipersiapkan oleh panpel PSM. Dalam hal ini, Ferry Paulus membantah pernyataan kepolisian Makassar yang menyebut Persija tidak mau mendapatkan pengawalan.

"Saya pikir pernyataan itu keliru, terutama karena sudah ada tekanan dari oknum tertentu. Dengan kondisi seperti itu, tidak mungkin kami tidak ingin pengawalan ekstra," tegas CEO Persija itu.

"Kami memiliki keyakinan atensi masyarakat Makassar untuk pertandingan ini besar. Saya menggaransi kepolisian akan melakukan sebuah pengamanan yang ekstra ketat. Melalui Pak Munafri, saya sudah mendapatkan informasi bahwa mereka mempersiapkan ring penjagaan yang lazin dilakukan dalam sebuah pertandingan sepak bola. Saya yakin pengamanan akan lebih baik," lanjutnya.

 

 

Berita Terkait