CEO Kalteng Putra Menyarankan Pemain Timnas Indonesia Ikuti Pendidikan Lemhanas

oleh Muhammad Adi Yaksa diperbarui 11 Sep 2019, 21:20 WIB
Bek Timnas Indonesia, Hansamu Yama, saat melawan Thailand pada laga kualifikasi Piala Dunia 2022 di SUGBK, Jakarta, Selasa (10/9). Indonesia takluk 0-3 dari Thailand. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Bola.com, Jakarta - CEO Kalteng Putra, Agustiar Sabran, menyarankan pemain yang tergabung di Timnas Indonesia untuk mengikuti pendidikan di bawah Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas).

Pria berusia 47 tahun itu menilai pemain Skuat Garuda saat ini krisis nasionalisme.

Advertisement

Timnas Indonesia mengalami dua kali kekalahan beruntun pada Grup G putaran kedua kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia.

Pasukan asuhan pelatih Simon McMenemy ini takluk 2-3 dari Malaysia pada 5 September 2019 dan dihajar Thailand 0-3, lima hari berselang, di markas kebanggaan, Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta.

"Saya melihat Timnas Indonesia secara teknis oke saja. Namun, nasionalisme mereka perlu dipertanyakan," ujar Agustiar Sabran ketika ditemui di SUGBK, Selasa (10/9/2019).

"Kalau saya usul, Timnas Indonesia ini harus mengikuti (pendidikan) Lemhanas. Mengapa saya katakan demikian?" tutur Agustiar Sabran.

"Lemhanas mengajarkan kita bagaimana kepentingan negara di atas segalanya, bukan individu, kelolompok atau golongan. Itu alasannya," imbuh Agustiar Sabran.

2 dari 2 halaman

Kurang Kesadaran

Kiper Timnas Indonesia, Andritany Ardhiyasa, saat melawan Thailand pada laga kualifikasi Piala Dunia 2022 di SUGBK, Jakarta, Selasa (10/9). Indonesia takluk 0-3 dari Thailand. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Ketika Timnas Indonesia kalah 2-3 dari Malaysia, Agustiar Sabran mengaku tak habis pikir. Ketua Dewan Adat Dayak Provinsi Kalteng masa bakti 2016–2021 itu heran karena kekuatan negara relatif seimbang.

"Kurang kesadaran dan rasa nasionalismenya, begitu ketika melawan Malaysia. Selain itu, masalah fisik juga. Fisik ini diakibatkan beberapa faktor, seperti kurang disiplin," jelas Agustiar Sabran.

"Untuk pemain naturalisasi, saya setuju di Timnas Indonesia. Namun untuk jangka panjang, perlu dipertimbangkan," katanya.