Kisah Persebaya Menang Tipis atas Arema dalam Derbi Jawa Timur yang Menegangkan

oleh Aditya Wany diperbarui 06 Mei 2020, 19:30 WIB
Kapten Persebaya Surabaya, Rendi Irwan (kanan) mencoba melewati adangan pemain Arema FC, Hendro Siswanto pada lanjutan Liga 1 Indonesia 2018 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya (6/5/2018). Persebaya Surabaya menang tipis 1-0. (Bola.com/Aditya Wany)

Bola.com, Surabaya - Tepat dua tahun silam, 6 Mei 2018, sepak bola Indonesia mencatatkan sejarah baru. Laga Derbi Jatim yang mempertemukan Persebaya Surabaya kontra Arema FC jadi yang pertama digelar dalam kompetisi resmi setelah beberapa tahun terakhir.

Menjelang laga itu, kedua tim penuh ketegangan. Maklum, keduanya terakhir berjumpa pada ISL 2009-2010. Musim itu, keduanya berbeda nasib. Arema berhasil menjadi juara, sedangkan Persebaya Surabaya malah terdegradasi.

Advertisement

Setelah itu, kedua tim sama-sama terlibat dualisme. Bedanya, Arema masih eksis meski sempat berganti nama menjadi Arema Cronus hingga sekarang Arema FC. Sementara Persebaya kemudian tak diakui sebagai anggota PSSI pada 2013.

Kedua tim dengan nama mirip pernah bertemu dalam final Piala Gubernur Jatim 2013. Arema menang tipis 1-0 dan menjadi juara di Surabaya. Namun, Persebaya yang saat itu bertanding kini telah berganti nama menjadi Bhayangkara FC.

Sebelum laga ini, kedua tim sebenarnya sudah berjumpa dalam semifinal Piala Gubernur Jatim 2018 pada 2 Maret. Arema berhasil menang 2-0 dan berhak melaju ke final. Namun, duel itu tidak digelar di Jawa Timur, Surabaya atau Malang, melainkan Stadion Palaran, Samarinda. 

Dalam pertemuan itu juga dikabarkan Aremania dan Bonek bisa akur dan berbagi tribune. Situasi seperti ini sangat lumrah terjadi di tanah perantauan luar Jawa. Tapi, lain halnya jika pertandingan digelar di Jawa Timur.

Ratusan Bonek melintasitambak garam untuk menyaksikan laga Persebaya Surabaya melawan Arema FC pada lanjutan Liga 1 Indonesia 2018 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya (6/5/2018). Persebaya Surabaya menang tipis 1-0. (Bola.com/Aditya Wany)

Pertemuan 6 Mei dalam lanjutan Liga 1 2018 benar-benar menyedot perhatian publik. Antusiasme Bonek, suporter Persebaya, begitu besar sampai antrean pembelian tiket di Korem 084/Bhaskara Jaya dipenuhi oleh ribuan massa.

Ini juga pertama kalinya kedua tim bertemu dalam kompetisi resmi di Surabaya. Melihat dukungan Bonek, Persebaya wajib mengamankan tiga poin.

Seperti edisi Derbi Jatim biasanya, suporter tamu tidak diperkenankan datang menemani tim kebanggaannya bertandang. Hal yang sama berlaku pada Aremania yang tidak diperbolehkan hadir untuk menghindari potensi konflik. Bahkan, skuat Arema juga tidak mendapat jatah latihan resmi yang seharusnya diberikan jelang laga.

 

Video

2 dari 2 halaman

Sengitnya Pertandingan

Pemain Persebaya Surabaya, Feri Pahabol mencoba melakukan tembakan ke gawang Arema FC pada lanjutan Liga 1 Indonesia 2018 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya (6/5/2018). Persebaya Surabaya menang tipis 1-0. (Bola.com/Aditya Wany)

Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Sejak Sabtu (6/5/2018) siang, Bonek mulai memadati Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya. Stadion penuh dengan 50 ribu penonton. Bahkan di luar area stadion juga banyak massa yang memakai atribut hijau.

Rivalitas panas kedua tim sudah muncul sejak para pemain melakukan pemanasan. Skuat Arema mendapat lemparan dari Bonek. Momen ini sudah cukup menggambarkan betapa suporter keduanya masih memiliki hubungan yang belum mencair.

Selama pertandingan, jual beli serangan menghiasi laga sarat gengsi ini. Mulai muncul kecemasan di kubu Persebaya Surabaya gagal menang karena paruh pertama berakhir dengan kedudukan imbang tanpa gol.

Teriakan dan nyanyian dari Bonek sebagai bentuk dukungan seolah telah berubah menjadi tekanan buat pemain Persebaya. Para pemain Arema yang berada di bawah arahan pelatih Joko Susilo juga terlihat bermain tanpa beban.

Ribuan Bonek memadati stadion saat mendukung Persebaya Surabaya melawan Arema FC pada lanjutan Liga 1 Indonesia 2018 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya (6/5/2018). Persebaya Surabaya menang tipis 1-0. (Bola.com/Aditya Wany)

Tujuh menit jelang bubaran atau pada menit ke-83, sorak suporter membuat stadion itu bergemuruh. Gelandang Misbakus Solikin membuat Persebaya lega karena berhasil mencetak gol membobol gawang Utam Rusdiana. Itu jadi gol satu-satunya dan Persebaya menang tipis 1-0.

Pelatih Persebaya saat itu, Alfredo Vera, ikut bangga bisa membawa timnya meraih tiga poin dalam laga penting ini. 

“Pasti spesial karena pertandingan ini sangat sulit. Saya juga tahu kalau bisa menang, warga Surabaya pasti senang. Kami sebenarnya bisa cetak lebih dari satu gol. Tapi, dapat tiga poin melawan Arema sudah bagus,” ujar pelatih asal Argentina itu.

“Misbakus memang selalu pintar cari posisi. Dia pemain yang sangat bagus dan membuat saya senang karena berhasil cetak gol,” ungkap eks pelatih Persipura Jayapura tersebut.

Laga ini menjadi titik awal pertemuan kedua tim dalam laga bertajuk Derbi Jatim. Dalam pertemuan berikutnya, giliran Arema menang tipis 1-0 atas Persebaya, tepat lima bulan kemudian, di Stadion Kanjuruhan, Malang (6/10/2018).

Setelah itu, kedua tim berjumpa lima kali dalam tiga ajang yang berbeda. Hasilnya seimbang. Persebaya dan Arema sama-sama memenangi dua laga di antaranya. Terakhir, Persebaya unggul 4-2 dalam Piala Gubernur Jatim 2020 di Stadion Supriyadi, Blitar (18/2/2020).

Sayang, suporter dari kedua tim masih belum bisa saling mengunjungi sampai sekarang. Dalam laga terakhir itu bahkan Aremania dan Bonek tidak mendapat tiket pertandingan, alias berstatus tanpa penonton. Dalam situasi itu, mereka masih bertikai di luar stadion.

Baik Arema maupun Persebaya kini telah melakukan banyak pergantian pemain dalam skuat dibanding dua tahun silam. Demikian halnya dengan pelatih kepala. Persebaya ditangani oleh Aji Santoso, sedangkan Arema kini diarsiteki oleh Mario Gomez.

Berita Terkait