Kisah Awal Gronya Somerville Geluti Bulutangkis, Gara-gara Kagumi Trik Pukulan Pebulutangkis Putra asal Indonesia

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 14 Jun 2020, 00:44 WIB
Gronya Somerville/Matthew Chau kalah 14-21 dan 19-21 dari pasangan ganda campuran Indonesia, Devi Permatasari /Ardiansyah, pada babak kualifikasi BCA Indonesia Open 2016. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Bola.com, Melbourne - Gronya Somerville menjadi satu dari sedikit pemain bulutangkis Australia yang malang-melintang di kancah dunia. Berpasangan dengan Setyana Mapasa, Gronya kini menempati peringkat ke-26 di sektor ganda putri. 

Dalam perbincangan dengan Bola.com melalui sambungan video, Mei 2020, Gronya Somerville mengungkapkan cerita di balik perjalanannya menekuni bulutangkis, yang merupakan olahraga kurang populer di Australia. Ternyata ada peran pebulutangkis asal Indonesia yang menjadi pelecut keinginan Gronya menekuni olahraga tepok bulu tersebut. 

Advertisement

"Awal mula saya di bulutangkis tidak disengaja. Jadi ada program pencarian bakat. Pencari bakat nasional mencari bintang bulutangkis putri yang baru. Jadi ada program untuk memberi tes kepada para anak-anak putri, apakah mereka bisa menjadi bintang bulutangkis," urai Gronya. 

"Saat itu, saya berusia 12 tahun dan tidak pernah tahu soal bulutangkis sebelumnya. Guru SD saya memberi formulir soal pencarian bakat itu. Ia berkata supaya datang ke try out ini, tidak perlu tahu soal bulutangkis yang terpenting saya sporty.  Saya datang ke try out itu, selalu menjadi yang kompetitif, dan ingin menang memenangi segalanya," sambung Gronya. 

Ada berbagai tes yang harus dilewati Gronya, antara lain melompat dan sprint. Kemudian pada sesi terakhir para peserta berkesempatan bermain dengan pemain tim nasional. Ada satu pemain yang sangat dikaguminya, yang kemudian membuatnya jatuh cinta terhadap bulutangkis. 

"Ada satu pemain asal dari Indonesia yang bermain untuk Australia, namanya Aji Basuki Sindoro. Saya sempat bermain dengannya lalu ia melakukan beberapa trik seperti memukul di antara kakinya. Lalu, saya bilang, 'Oh Tuhan, ini sangat keren'. Sejak saat itu saya bilang dalam hati akan memainkan olahraga ini. Saya jatuh cinta dengan bulutangkis," kenang Gronya. 

Seleksi tersebut diikuti sekitar 200 pemain putri. Gronya berhasil masuk ke urutan 100 besar, kemudian tetap lolos ketika diciutkan menjadi 60 orang dan 30 orang. Setelah itu Gronya mulai intensif berlatih, berkembang permainannya, dan berhasil masuk ke tim nasional bulutangkis Australia.  

Siapakah Aji Basuki Sindoro? Menurut Gronya Somerville, Aji pernah berpasangan dengan pemain Australia, Ashley Brehaut. Sekarang ia telah kembali ke Indonesia.

 

 

2 dari 3 halaman

Awal Mula Aji Mengenal Gronya

Aji Basuki Sundoro (kanan). (Istimewa)

Dalam wawancara terpisah, Aji mengaku sekarang tinggal di Yogyakarta. Ia berasal dari Klaten, Jawa Tengah. Ternyata Aji merupakan jebolan PB Djarum (1995-2002) dan pernah masuk Pelatnas Cipayung pada 2002-2004, seangkatan dengan Markis Kido dan Hendra Setiawan.  

"Pada 2004 saya dapat tawaran ke Inggris bersama Kak Rexy Mainaky. Jadi di sana saya menjadi pemain, menjadi sparring partner. Di Inggris, saya sekitar setahun lebih. Setelah itu, Kak Rexy ke Malaysia. Saya sempat di Prancis sebentar, lalu diajak ke Malaysia. Di Malaysia sekitar 2005-2006," imbuh Aji.  

Petualangan Aji berlanjut. Berawal dari kenal dengan pemilik klub, Kuala Lumpur Racket Club, Dato Andrew Kam, ada jalan menuju Australia.  

"Ia sangat gila dengan badminton dan bahkan sempat menyalonkan menjadi presiden BWF. Lalu, saat di Malaysia, ia pernah bilang, 'Eh Aji kamu mau tidak kalau ada tawaran main di Australia?'.  Karena saya senang saat tinggal di Eropa, saya berpikir enak juga kalau tinggal di Australia, dekat dengan Indonesia. Saya juga bisa belajar seperti bahasa Inggris. Akhirnya saya pindah ke Australia sekitar tahun 2008," kenang Aji. 

Aji juga menceritakan awal mula mengenal Gronya Somerville. "Waktu di Australia ada yang namanya audisi National Talent Identification Program. Itu hebatnya negara-negara barat, programnya jangka panjang sekitar 10 tahun. Jadi mereka mempersiapkan sejak dini," kata Aji. 

"Di Australia, saya selain menjadi pemain, saya juga diminta untuk sedikit melatih. Bagaimana caranya memajukan bulutangkis di sana. Saya diminta ide-ide juga. Saya juga banyak membina anak-anak, contohnya Gronya," imbuh Aji.

 

3 dari 3 halaman

Dapat Ucapan Terima Kasih

Aji Basuki Sundoro berfoto bersama Gronya Somerville. (Instagram/Aji Basuki Sundoro)

Di mata Aji, Gronya adalah pemain bertipe fighter. Sang pemain selalu mendapat dukungan penuh dari ibunya. Bahkan sang ibu selalalu mengantar Gronya saat berlatih.

"Dukungan dari mamanya dan Gronya juga sangat kuat dari segi fisik. Secara mental ia tidak mau kalah. Saya senang juga ia bisa berada di posisinya sekarang ini," kata Aji. 

Aji mengaku terakhir bertemu Gronya di Melbourne pada 2018. Saat itu ia sempat liburan. Menurut Aji, saat itu Gronya mengucapkan terima kasih khusus kepada dirinya.  

“Dia mengucapkan terima kasih kepada saya. Katanya berkat saya, dia bisa main bulutangkis. Saya tidak menyangka ia masih ingat. Ya, saya melakukan pekerjaan atau tugas yang terbaik saat itu, dan kalau sekarang ia sukses dan masih ingat dengan saya, saya senang ya," kata Aji. 

 

 

 

Berita Terkait