Pengamat: Perselisihan Shin Tae-yong dengan PSSI Tanda Pengelolaan Timnas Indonesia Amburadul

oleh Muhammad Adi Yaksa diperbarui 21 Jun 2020, 16:47 WIB
Pelatih baru Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, saat diperkenalkan kepada publik pada jumpa pers di Stadion Pakansari, Bogor, Sabtu (28/12). Dirinya dikontrak selama empat tahun oleh PSSI. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Bola.com, Jakarta - Pengamat sepak bola, Tommy Welly turut angkat bicara mengenai perselisihan antara PSSI dengan manajer pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong. Menurutnya PSSI tidak becus mengurus timnas.

"Terkait situasi antara PSSI dengan Shin Tae-yong, buat saya, ini pengelolaan Timnas Indonesia yang amburadul dan memalukan," kata Towel, panggilan Tommy Welly.

Advertisement

"Dulu PSSI gembar-gembor Shin Tae-yong menjadikan seolah-olah memberikan harapan kepada publik sepak bola untuk menaikkan prestasi Timnas Indonesia," jelasnya.

Towel heran dengan perubahan sikap PSSI yang begitu ekstrem. Dulu begitu membanggakan, sekarang menyerang habis Shin Tae-yong.

"Maka dari itu, Shin Tae-yong diberikan kewenangan luas di Timnas Indonesia dan diberikan semua kategori kelompok umur timnas. Tapi dalam hitungan bulan, semuanya berubah," tutur Towel.

Saksikan Video Pilihan Kami:

2 dari 2 halaman

Ada yang Salah dengan PSSI

Pelatih Indonesia, Shin Tae-yong, menyaksikan laga PSM Makassar kontra Kaya FC-Iloilo pada laga Piala AFC di Stadion Madya, Selasa (10/3/2020). Shin Tae-yong memantau pemain yang akan dibawa untuk pemusatan latihan jilid dua. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Towel meyakini ada yang salah dengan PSSI sehingga Shin Tae-yong begitu berani buka-bukaan dalam wawancaranya dengan media Korea Selatan. PSSI, seharusnya, tidak menganggap remeh kompetensi pelatih berusia 49 tahun itu.

"Ketika seorang Shin Tae-yong yang notabene bukan pelatih kaleng-kaleng dengan negara tradisi sepak bolanya kuat dan disebut Macan Asia, yakni Korea Selatan. Serta reputasi secara pribadi bagus di level Liga Champion Asia dan membawa Korea Selatan ke Piala Dunia artinya prestasi itu tidak kosong," imbuh Towel.

"Tapi dengan sekarang dia berani bicara terang-terangan berarti memang ada sesuatu. ini bukan perang dingin lagi tapi sudah naik ke permukaan," lanjutnya.

"Tentu ada alasan sendiri mengapa ia berani bicara, saat dia bicara tentu ada rasa sudah saatnya dia bicara ada ketidaknyamanan dengan situasi yang terjadi," ucapnya mengakhiri.

Berita Terkait