MOTION GRAFIS: Cerita Antonio Valencia, Penjual Botol yang Jadi Kapten Manchester United

oleh Pradipta Rama Baskara diperbarui 09 Agu 2020, 09:27 WIB

Bola.com, Jakarta Antonio Valencia mencapai puncak kejayaan sebagai pesepak bola ketika bermain di Manchester United. Siapa sangka, dia harus melalui jalan yang sangat berliku untuk mencapai titik tersebut. 

Tumbuh besar di Ekuador, Valencia yang masih belia dan dua saudara laki-lakinya bekerja keras memungut botol-botol dari jalanan. Ayah mereka kemudian akan menjual botol-botol itu dan mendapat uang untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga itu. 

Advertisement

Meski hidup dalam belitan kesulitan, Valencia tak memadamkan impiannya untuk menjadi pesepak bola.

Seperti dilansir Sportbible, Selasa (4/8/2020), pada saat itu Valencia juga membantu sang ibu menjual minuman di salah satu stadion klub sepak bola lokal. Dia berusaha meluangkan waktu bermain sepak bola dengan kaki telanjang di dekat tempat tinggalnya untuk meningkatkan kemampuannya. 

Setelah rangkaian kerja keras, momen perubahan yang ditunggu-tunggu Valencia datang saat usianya menginjak 11 tahun. Dia ditemukan seorang pencari bakat dan pelatih sebuah klub lokal dekat rumahnya, Pedro Perlaza. Sang pelatih melihat aksi Valencia saat bermain di lapangan berdebu dekat rumahnya dan membawanya bergabung ke tim lokal. 

Saat berusia 14 tahun, dia mampu bermain menghadapi pemain-pemain berumur 18 tahun dan tetap bersinar. 

"Dia menunjukkan jiwa kepemimpiannya meskipun ada perbedaan umur dengan pemain-pemain lain," kata Perlaza, pelatih pertama Antonio Valencia. 

Dua tahun berselang, Antonio Valencia ditawari peluang bermain untuk klub Ekuador, El Nacional. Ketika dia pergi  Ibu Kota Ekuador, Quito, untuk merampungkan kesepakatan dengan klub profesional pertamanya, itu adalah momen besar baginya. Tapi, ia merahasiakan kabar itu dari sang ayah. 

"Saya tidak bilang kepada ayah, karena tahu ia tak akan membiarkan saya pergi," ungkap Valencia. 

"Itu pertama kalinya saya pergi. Saya gugup karena tidak tahu harus tidur di mana atau makan di mana. Tapi, jika Anda punya impian dan ingin menjadi kenyataan, itulah yang harus dilakukan," imbuh pemain kelahiran 4 Agustus 1985 itu. 

Meski tak memberi tahu sang ayah, tapi ibu dan lima saudaranya tahu keputusan itu. Mereka yang membayar tiket bus dari Lago Agrio (tempat tinggal Valencia) ke Quito yang memakan 8 jam perjalanan. Saat itu, dia dibayar 60 dolar AS sebulan oleh El Nacional. 

"Ketika pertama sampai di sini (El Nacional), saya ingat mereka memberikan saya beberapa sepatu Adidas putih. Benar-benar luar biasa! Sebelum itu tidak ada sama sekali," kata Valencia melalui situs resmi Manchester United.

Pencapaian Antonio Valencia bisa dibilang luar biasa, untuk seorang anak muda yang punya tekad kuat meraih kesuksesan untuk keluarganya. Selama 15 tahun sejak memiliki klub profesional pertama, Valencia merasakan bermain untuk tim-tim seperti Villarreal, Recreativo, dan Wigan Athletic.

Pencapaian terbesar Valencia tentu saja saat memperkuat klub raksasa Premier League, Manchester United.  Bahkan ia pernah didaulat menjadi kapten Setan Merah. "Saya bangga dengan apa yang telah saya lakukan," ujar Valencia. 

Antonio Valencia, yang telah berusia 35 tahun, kembali ke Ekuador pada akhir musim 2018/2019. Dia bergabung ke LDU Quito dengan status bebas transfer dan masih bermain di klub tersebut setelah perjalanan panjangnya bersam tim-tim besar termasuk Manchester United.

Berita Terkait