Liga Champions: PSG dan Lyon Bikin Istilah Liga Petani Trending, Mengapa Disebut Begitu?

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 16 Agu 2020, 19:45 WIB
Para pemain Lyon melakukan selebrasi usai mengalahkan Manchester City pada perempat final Liga Champions di Stadion Jose Alvalade, Lisbon, Portugal, Sabtu (15/8/2020). Lyon mengalahkan Manchester City 3-1. (Franck Fife/Pool Photo via AP)

Bola.com, Jakarta Sebutan Liga Petani menjadi trending atau bahasan hangat di media sosial setelah Olympique Lyon mengalahkan Manchester City 3-1 pada perempat final Liga Champions 2010/2020 di Stadion Jose Alvalade, Minggu (15/8/2020) dini hari WIB. 

Istilah Liga Petani menjadi trending tak lepas dari cuitan bintang PSG, Kylian Mbappe, setelah melihat Lyon mengalahkan City dan melaju ke semifinal. Dengan lolosnya Lyon, ada dua wakil Ligue 1 di semifinal setelah PSG lebih dulu lolos selepas mengalahkan Atalanta di perempat final.  

Advertisement

Gol-gol kemenangan Olympiqye Lyon disumbangkan oleh Maxwel Cornet pafa menit ke-24 dan dua dari Moussa Dembele (79', 87'). Satu-satunya gol Manchester City dicetak oleh Kevin De Bruyne pada menit ke-69.

Tak lama setelah kemenangan Lyon itu, Mbappe mencuit di akun Twitternya. Dia hanya mengunggah tulisan singkat disertai emoji badut dan mencolek akun resmi Lyon. "Farmers League (Liga Petani)," tulis Mbappe. 

Cuitan Kylian Mbappe itu berhubungan dengan fakta ada dua klub Ligue 1 yang lolos ke semifinal, yaitu PSG dan Olympique Lyon. Dua slot semifinal lainnya direbut RB Leipzig dan Bayern Munchen. 

Mengapa Ligue 1 dijuluki sebagai Liga Petani? Berikut penjelasannya.  

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Ligue 1 Diremehkan

Pemain Paris Saint-Germain Neymar (kiri) bersama Kylian Mbappe merayakan gol rekan mereka Eric Maxim Choupo-Moting ke gawang Atalanta pada pertandingan perempat final Liga Champions di Luz Stadium, Lisbon, Portugal, Rabu (12/8/2020).Paris Saint-Germain menang 2-1. (David Ramos/Pool Photo via AP)

Seperti dilansir Goal Internasional, di Eropa ada sebutan lima liga teratas, yang terdiri atas Premier League, La Liga, Bundesliga, Serie A, dan Ligue A. Dari lima kompetisi ini, fans kerap melabeli Ligue 1 sebagai Liga Petani. 

Di antara lima liga tersebut, Ligue 1 kerap dianggap menempati posisi terbawah, meskipun dalam beberapa tahun terakhir sudah memiliki bintang-bintang hebat berbanderol mahal seperti  Kylian Mbappe, Neymar, dan Edinson Cavani.

Mengapa Liga Petani? Fans kerap bercanda dengan menyebut para Ligue 1 dihuni para pemain yang pada siang hari ke ladang untuk bertani dan pada malam harinya bermain sepak bola. Mereka mengisyaratkan pemain Ligue 1 tidak begitu hebat atau tidak setara dengan pemain di lima liga top Eropa lainnya. 

Istilah Liga Petani juga digunakan untuk meremehkan Ligue 1 karena sebagaian penonton merasa liga tersebut hanya didominasi satu klub top. PSG telah mendominasi Ligue 1 dalam beberapa tahun terakhir. Liga itu juga disebut hanya mampu didominasi oleh satu klub saja dalam kurun waktu tertentu.

Pada akhir periode 1980-an, Ligue 1 didominasi oleh Marseille, dengan memenangi liga dalam lima tahun beruntun. Kiprah Marseille itu diikuti oleh Lyon pada awal 2000-an dengan juara tujuh kali beruntun. 

Sejak musim 2012-2013, gantian PSG yang mendominasi hingga musim ini. 

Istilah Liga Petani juga digunakan untuk merujuk pada fakta beberapa pemain Ligue 1 hengkang untuk bermain di Liga Premier yang lebih kompetitif.  Alhasil, Ligue 1 juga terkadang disebut sebagai Liga Pengumpan.

Eden Hazard meninggalkan Lille pada 2012 untuk bergabung dengan Chelsea, Riyad Mahrez dan N'Golo Kante pergi untuk bergabung dengan Leicester, Anthony Martial meninggalkan Monaco pada 2015 untuk bergabung dengan Manchester United, dan Alexandre Lacazette meninggalkan Lyon pada 2017 untuk memperkuat Arsenal.

Sumber: Goal Internasional