3 Faktor Ini Berpotensi Gagalkan Joan Mir Jadi Juara Dunia MotoGP 2020

oleh Hendry Wibowo diperbarui 28 Okt 2020, 08:45 WIB
MotoGP - Joan Mir (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Persaingan jadi juara dunia MotoGP 2020 masuk fase krusial. Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia dan Sirkuit Portimao, Portugal bakal jadi tempat balapan tiga seri tersisa.

Untuk sementara, usai MotoGP Teruel, ada enam pembalap yang masih punya kans besar untuk jadi juara dunia MotoGP 2020. Joan Mir memimpin klasemen lewat torehan 137 poin.

Advertisement

Lalu urutan kedua diisi Fabio Quartararo. Berturut-turut Maverick Vinales, Franco Morbidelli, Andrea Dovizioso, dan Alex Rins berada di posisi 3-6.

Komposisi urutan 1-6 klasemen masih bisa berubah sangat cepat. Karena posisi enam, Alex Rins hanya berselisih 32 poin dari rekan setimnya di Suzuki, Joan Mir.

Suka atau tidak suka, Joan Mir memang pembalap paling konsisten di MotoGP 2020. Sejauh ini, ia jadi pembalap yang paling sering naik podium yaitu sebanyak enam kali.

Menariknya meski sudah naik podium enam kali, ia sama sekali belum pernah meraih kemenangan. Rincian enam podium itu adalah masing-masing finis kedua dan ketiga sebanyak tiga kali.

Hanya saja fakta ia belum meraih kemenangan, Bola.com mencatat 3 faktor yang bisa gagalkan Joan Mir jadi juara dunia MotoGP.

Saksikan Video Pilihan Kami:

2 dari 4 halaman

1. Buruk Saat Kualifikasi

Joan Mir ketika berhasi finis kedua MotoGP Teruel di Sirkuit Motorland Aragon, Spanyol, Minggu (25/10/2020). (PIERRE-PHILIPPE MARCOU / AFP)

Joan Mir memang pembalap yang super konsisten. Saat ini pun ia berstatus rider yang paling sering naik podium: enam kali. Tapi meski konsisten berada di baris depan, Joan Mir begitu buruk pada sesi kualifikasi.

Tercatat dari sebelas balapan MotoGP 2020, hanya sekali pembalap asal Spanyol ini start dari baris depan: urutan tiga MotoGP Styria. Sisanya ia harus berjuang ekstra keras dari baris tengah sampai belakang untuk meraih hasil finis bagus.

Start bukan dari baris depan tentu membuat Joan Mir harus agresif sejak awal balapan. Jika begini terus, risiko melakukan kesalahan juga teramat besar.

3 dari 4 halaman

2. Faktor Alex Rins

Pembalap Alex Rins, Alex Marquez dan Joan Mir melakukan selebrasi di atas podium usai balapan MotoGP Aragon, Spanyol, Minggu (18/10/2020). Alex Rins berhasil finis pertama dengan catatan waktu 41 menit, 54,391 detik. (AP Photo/Jose Breton)

Usai MotoGP Teruel, rekan setim Joan Mir, Alex Rins juga telah memastikan ikut terlibat persaingan untuk menjadi juara dunia musim ini.

Tentu buat Suzuki fakta di atas punya makna dua sisi mata uang. Satu sisi sebuah kebangaan, tapi sisi lain, potensi konflik di antara keduanya juga begitu besar.

Kabar baiknya, sampai sekarang hubungan Joan Mir dan Alex Rins masih baik. Tapi jika harus duel satu lawan satu plus potensi gesekan di trek situasnya bisa berubah begitu cepat.

4 dari 4 halaman

3. Walau Bagaimanapun Butuh Kemenangan

Alex Rins dan Joan Mir merayakan keberhasilan finis podium pada MotoGP Aragon, Minggu (18/10/2020). (JOSE JORDAN / AFP)

Pada akhirnya siapa peraih juara dunia adalah pembalap dengan poin terbanyak. Ya, benar Joan Mir sangat konsisten naik podium.

Tapi walau bagaimanapun, juara dunia Moto3 itu sangat butuh kemenangan. Karena kini mulai bermunculan nama-nama rival seperti Alex Rins dan Franco Morbidelli yang sudah membutkikan punya kemampuan meraih podium pertama setiap serinya.

Dari tiga seri tersisa, jika Joan Mir setidaknya bisa mencuri satu kemenangan dan finis lima besar pada dua seri tersisa, rasanya sudah cukup buatnya jadi juara dunia MotoGP 2020.