Top 5 Wonderkid Indonesia 2020, Todd Ferre dan Hambali Tolib Memukau

oleh Muhammad Adi Yaksa diperbarui 06 Des 2020, 08:15 WIB
Todd Rivaldo Ferre, Hambali Tolib, Koko Ari. (Bola.com/Dody Iryawan)

Bola.com, Jakarta - Harus diakui bahwa 2020 tidak bersahabat dengan sepak bola Indonesia. Gara-gara pandemi COVID-19, kompetisi tidak dapat digelar. Namun, sejumlah pemaih masih dapat unjuk gigi, terutama pemain muda. Todd Ferre, misalnya.

Bola.com menominasikan Todd Ferre sebagai satu dari lima wonderkid Indonesia paling menjanjikan pada 2020.

Advertisement

Todd Ferre selalu dimainkan Persipura Jayapura dalam tiga pertandingan Shopee Liga 1 2020 sebelum dihentikan. Gelandang berusia 21 tahun itu mencatatkan menit bermain secara penuh.

Meski kompetisi dihentikan, pesona Todd Ferre tidak pudar. Kualitas pemain kelahiran Jayapura, Papua itu bahkan mampu mengundang ketertarikan klub luar.

Adalah Lampang FC, klub kasta kedua Liga Thailand, yang meminatinya Todd Ferre. Kedua belah pihak telah bersepakat untuk bekerja sama hingga kompetisi di Negeri Gajah Putih tuntas pada Maret atau April 2021.

"Kami setuju untuk pinjamkan Todd Ferre sampai Maret 2021 ke Lampang FC. Apabila klubnya lolos play-off untuk promosi ke Thai League 1, durasi peminjamannya akan diperpanjang satu bulan hingga April 2021," kata Ketua Persipura, Benhur Tomi Mano.

"Keputusan ini juga merupakan bukti komitmen Persipura terhadap upaya pembinaan pemain muda. Kami pasti akan mendukung apabila ada hal yang sama untuk pemain yang lain. Bermain di luar negeri akan menambah pengalaman, melatih mental, mengasah teknik, dan sudah tentu menambah pendapatan," ujar Benhur.

Todd Ferre bakal menjadi pemain Indonesia kedua yang berkiprah di Thailand saat ini. Sebelumnya, Yanto Basna telah tiga musim berkarier di sana.

Selain Todd Ferre, Bola.com memilih empat nama lainnya sebagai wonderkid dengan pencapaian cemerlang di tahun ini. Berikut rangkumannya:

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 5 halaman

Hambali Tolib

Pemain baru Persebaya Surabaya, Hambali Tolib, tampak rileks saat latihan di Lapangan Yogyakarta Independent School, Sleman, Kamis (23/1). Latihan ini persiapan jelang Liga 1 Indonesia 2020. (Bola.com/Aditya Wany)

Persebaya Surabaya begitu beruntung berhasil mendapatkan Hambali Tolib pada musim ini. Gelandang berusia 20 tahun itu sempat mendapatkan predikat sebagai Lionel Messi-nya Persela Lamongan.

Ketika masih memperkuat Persela pada 2019, Hambali pernah diundang untuk mengikuti seleksi di klub Kroasia, NK Lokomotiva. Sayang, pemain kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan itu tidak terpilih dan harus kembali ke Indonesia.

Begitu kontraknya dengan Persela habis, Hambali membelot ke Persebaya. Pemain bernomor punggung 9 itu juga kembali bereuni dengan pelatihnya di Pesela, Aji Santoso.

"Saya bersyukur dan senang bisa kembali bekerja bersama Coach Aji. Yang terpenting harus membalas kepercayaannya, beliau selama ini dikenal percaya kepada pemain muda. Saya datang ke Persebaya yang merupakan klub besar, pasti memiliki target tinggi. Jadi saya dan tim akan berusaha membawa Persebaya juara," tutur Hambali.

"Hambali merupakan pemain muda yang sangat potensial, terbukti dia juga pernah melakukan trial di Eropa. Ketika bersama saya di Persela, penampilannya luar biasa," timpal Aji.

Pada awal musim, Hambali langsung dipercaya Persebaya untuk tampil dalam beberapa laga di turnamen Piala Gubernur Jawa Timur. Sementara di Shopee Liga 1, ia bermain sekali dari dua pertandingan yang dijalani tim berjulukan Bajul Ijo ini.

Sebagai gelandang serang, posisi Hambali bentrok dengan Konate. Namun, dalam pakem yang diusung oleh Aji, keduanya dapat bermain secara bersamaan.

Oleh beberapa media, karakter Hambali disamakan seperti bintang Barcelona, Lionel Messi. Keduanya sama-sama mempunyai senjata skill kelas tinggi lewat kaki kiri.

"Saya mengidolakan Messi, suka cara bermainnya. Kalau kemarin banyak yang nyebut saya mirip Messi. Tidak menyangka malah dibandingkan dengan Messi, masih jauh sebenarnya. Tapi, itu jadi motivasi untuk bermain lebih baik lagi di lapangan," terang Hambali.

Hambali juga pernah mendapatkan kesempatan dipanggil ke Timnas Indonesia U-23. Kala itu, ia diberikan panggung untuk unjuk gigi di Merlion Cup 2019.

3 dari 5 halaman

Beckham Putra

Gelandang Persib Bandung, Beckham Putra Nugraha, saat melawan Persiwa Wamena pada laga Piala Indonesia di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung, Senin (11/2). Persib menang 7-0 atas Persiwa. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Sesungguhnya, Beckham Putra Nugraha telah melejit menjadi wonderkid Indonesia sejak beberapa tahun yang lalu. Namun, baru pada 2019, dia memeroleh kesempatan dipanggil Timnas Indonesia U-19.

Beckham telah malang melintang di tim junior Persib Bandung. Dia adalah bagian dari tim berjulukan Maung Ngora ini saat menjuarai Liga 1 U-19 2018 sekaligus didapuk sebagai pemain tersubur dengan sembilan gol.

Masih berusia 18 tahun, Beckham telah dipromosikan ke skuad senior Persib sejak musim lalu. Adik dari Gian Zola ini adalah talenta terbaik di posisinya sebagai gelandang serang.

Layaknya seorang gelandang serang, skill Beckham di atas rata-rata. Dia juga mahir dalam melewati pemain lawan. Kemampuannya dalam menggiring bola juga terbilang mengesankan. Dia tinggal membutuhkan waktu untuk menjadi pemain utama di Persib.

Hanya saja, Beckham baru sekali tampil bersama Persib pada musim ini. Dia belum dapat mendobrak eksistensi pemain yang lebih senior, semisal Esteban Vizcarra dan Kim Kurniawan.

Berkat potensi besarnya, Beckham dipercaya pelatih Shin Tae-yong masuk Timnas Indonesia U-19. Namun, ia belum berhasil menembus tim ini lantaran ketatnya persaingan di lini tengah.

4 dari 5 halaman

Koko Ari Araya

Pemain muda Persebaya Surabaya, Koko Ari Araya. (Bola.com/Aditya Wany)

Keputusan Aji Santoso untuk tidak mencari stoper asing menghadirkan berkah bagi Koko Ari Araya. Bek berusia 20 tahun itu dipilih untuk menjadi tandem Hansamu Yama di lini belakang.

Hebatnya, Koko Ari selalu bermain dalam dua laga Persebaya sebelum kompetisi vakum. Pemain kelahiran Persebaya itu mampu memenangkan persaingan dengan pemain yang lebih senior dan berpengalaman seperti Arif Satriya dan Mokhamad Syaifuddin.

Potensi menjanjikan Koko Ari mendapatkan perhatian dari Shin Tae-yong. Dia sempat dipanggil ke pemusatan latihan Timnas Indonesia pada Februari 2020.

"Alhamdulillah, senang sekali. Saya baru pertama kali dipanggil ke Timnas Indonesia, langsung ke skuat senior. Satu hal, saya bersyukur," imbuh Koko Ari kala itu.

"Saya baru dua kali bermain di Piala Gubernur Jatim. Saat itu, coach Shin Tae-yong melihat saya. Saat saya latihan pemulihan setelahnya, coach Aji bilang bahwa saya dipanggil ke Timnas Indonesia," imbuhnya.

5 dari 5 halaman

Bagas Kaffa

Bek Timnas Indonesia U-19, Bagas Kaffa, mengaku kecewa dengan kekalahan telak 1-7 yang dialami dari Kroasia. (dok. PSSI)

Musim ini adalah kesempatan pertama Bagas Kaffa menapaki dunia profesional. Hebatnya, bek berusia 18 tahun itu langsung dipercaya oleh Barito Putera.

Pelatih Barito Putera, Djadjang Nurdjaman, memainkan Bagas Kaffa dua kali dari tiga pertandingan timnya sebelum kompetisi dihentikan. Saudara kembar dari Bagus Kahfi itu dua kali pula tampil sebagai starter dan bermain penuh.

Bagas Kaffa bermain impresif di pos bek sayap kanan Barito Putera. Agresivitasnya dalam membantu serangan membuat tim berjulukan Laskar Antasari ini mulai melupakan Gavin Kwan Adsit yang hijrah ke Bali United sebelum kompetisi dimulai.

Selain itu, Bagas Kaffa juga menjadi andalan di Timnas Indonesia U-19. Pelatih Shin Tae-yong memercayainya di pos bek sayap kanan selama pemusatan latihan di Kroasia.