Kisah Muhammad Taufik, Perantau Asal Tarakan yang Sukses Meraih 2 Trofi Juara Liga Indonesia

oleh Abdi Satria diperbarui 09 Des 2020, 17:00 WIB
Pemain Timnas Indonesia, Taufiq, berpose saat berada di hotel jelang laga uji coba internasional di Bekasi, Selasa (4/10/2017). Indonesia akan berhadapan melawan Kamboja. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Bola.com, Makassar - Sosok Muhammad Taufiq pantas masuk dalam jajaran gelandang terbaik di pentas Liga Indonesia. Meski berpostur mungil, pria kelahiran Tarakan, 29 November 1986, ini memiliki energi besar serta mobilitas tinggi kala beraksi di lapangan hijau. Pencapaian terbaik karier profesionalnya adalah membawa Persib Bandung meraih tofi juara Liga Super Indonesia 2014 dan jadi bagian Bali United saat menjuarai Liga 1 2019.

Sebelumnya, Taufiq juga membawa Persebaya Surabaya juara Divisi I pada musim 2006. Meski hanya level kasta kedua, sukses ini sangat bermakna buat Taufiq.

Advertisement

Persebaya adalah klub pertamanya dalam karier sebagai pemain profesional. Perjuangan Taufiq untuk berkostum Persebaya terbilang panjang. Ia harus meninggalkan Tarakan, kampung halamannya, demi pengembangan kemampuannya dalam mengolah si kulit bundar.

"Setelah lulus SMP, saya merantau ke Surabaya. Meneruskan sekolah sekaligus bergabung bersama Assyabaab yang berkiprah di kompetisi internal Persebaya," kenang Taufiq dalam channel youtube Simamaung.

Selain prestasi di level klub, Taufiq juga pernah berkostum Timnas Indonesia di berbagai ajang seperti Pra-Piala Asia dan Piala AFF. Status sebagai pemain Timnas Indonesia pula yang membuat Taufiq tak sulit mendapatkan klub.

Selepas dari Persebaya 1927 pada 2013, manajemen Persib lewat pelatih Djajang Nurjaman menghubunginya sekaligus menawarinya bergabung dengan Maung Bandung jelang Liga Super Indonesia musim 2014.

Sebagai pemain perantau yang sudah menjadikan sepak bola sebagai bagian kehidupannya, Taufiq menerima tawaran itu. Apalagi orang tuanya di Tarakan merestui kepindahannya ke Persib.

"Saya juga mendapat masukan dari rekan-rekan di Timnas Indonesia yang juga bergabung di Persib," ungkap Taufiq.

Pilihan Taufiq terbukti tepat. Seperti diketahui, Maung Bandung akhirnya bisa menghapus dahaga gelar sejak 1995 dengan meraih trofi juara Liga Super Indonesia 2014.

Bandung juga menjadi kota yang lekat di hati Taufik. Karena di kota kembang, ia mendapatkan pasangan hidup sekaligus membeli rumah untuk keluarga kecilnya.

Video

2 dari 2 halaman

Resep Adaptasi Cepat

Gelandang Persib, Muhammad Taufiq, melakukan pemanasan jelang laga Torabika Soccer Championship 2016 melawan Sriwijaya FC di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung, Sabtu (30/4/2016). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Selain membela Persebaya, Persib dan Bali United, Taufiq juga pernah berkostum PSIM Yogyakarta. Menariknya, dalam setiap tim yang dibelanya, Taufiq selalu mendapat tempat di hati suporter. Sikap dan karakternya yang terbuka membuatnya lebih mudah beradaptasi dengan kondisi dan suasana klubnya.

"Prinsip saya semua orang adalah sama. Jadi tak boleh dibedakan. Baik rekan satu tim, pelatih, manajemen dan suporter," tutur Taufiq.

Selain komunikasi dan hubungan yang baik, Taufiq juga selalu berusaha tampil total di lapangan hijau. Itulah mengapa, ia lebih memutuskan tinggal di mes kala bergabung di Persib meski diberi kesempatan memilih rumah kontrakan atau kos-kosan.

Menurut Taufiq, selain masih bujang serta ingin lebih dekat dengan pemain dan suporter, tinggal di mes Persib membuat dirinya bisa menjaga fisik dan staminanya. Kebetulan di mes Persib dekat dengan lapangan latihan.

"Saya juga bisa menambah latihan sendiri. Apalagi peran sebagai gelandang butuh kemampuan fisik dan stamina prima untuk berkontribusi buat tim kala mendapatkan menit bermain," pungkas Taufiq.

Berita Terkait