Panggung Kebangkitan Luke Shaw bernama Euro 2020

oleh Wiwig Prayugi diperbarui 05 Jul 2021, 11:30 WIB
Bek Timnas Inggris Luke Shaw (kanan) tampil mempesona pada pertandingan kali ini. Gol ketiga The Three Lions lagi-lagi melaluin andil umpan matangnya ke jantung pertahanan Ukraina. (Foto: AP/Pool/Alessandro Garofalo)

Bola.com, London - Euro 2020 berjalan begitu baik bagi Luke Shaw. Bek kiri Inggris ini menemukan permainan terbaiknya dan jadi satu di antara pemain terpenting The Three Lions.

Shaw jadi salah satu pemain favorit Gareth Southgate. Dia mengisi sektor bek kiri dengan sangat baik, bahkan jadi salah satu kreator gol-gol Inggris.

Advertisement

Teranyar, Shaw membuat dua assist untuk membantu Inggris menghajar Ukraina 4-0 di babak perempat final, Minggu (4/7/2021). Total dia sudah membuat 3 assists, termasuk yang terbanyak di turnamen.

Menariknya, ada cerita panjang di balik kebangkitan Luke Shaw ini. 

Mengutip Sky Sports, Shaw ternyata sempat mengalami kebimbangan perihal membela Inggris. Awal tahun ini dia jujur berkata bahwa kemungkinan besar bakal absen andai Euro 2020 berjalan sesuai jadwal, yakni tahun lalu.

"Saya cukup yakin jika Euro berjalan tahun lalu maka saya tidak akan terlibat," tegas Shaw.

Saat itu kepercayaan diri Luke Shaw sedang merosot drastis. Performanya juga tidak maksimal untuk Manchester United, belum lagi harus berurusan dengan cedera.

Video

2 dari 2 halaman

Saat Terpuruk

Pelatih Timnas Inggris, Gareth Southgate, terkesan dengan penampilan Luke Shaw yang menyumbang tiga assist dalam kemenangan 4-0 melawan Ukraina. (AFP/Alberto Lingria)

Jauh sebelum itu, Shaw pernah terpuruk ketika masih dilatih Jose Mourinho. Dia jadi korban manajemen keras ala Mourinho, masalahnya Shaw tidak sanggup melawan.

Kritik Mourinho terlalu pedas dan cukup sering menyerang Shaw. Mourinho mungkin bermaksud memanaskan semangat Shaw untuk membuktikan diri, tapi Shaw bukanlah tipe pemain seperti itu.

"Saya tidak ingin terlihat seperti anak kecil yang tidak sanggup menghadapi tekanan," kata Shaw, "tapi saya tidak percaya diri saat itu [di bawah Mou]. Saya kehilangan keyakinan saya."

Kini Shaw yang terlihat di lapangan adalah pemain yang jauh berbeda, seolah-olah terlahir kembali. Dia juga harus berterima kasih untuk pelatih MU yang sekarang, Ole Gunnar Solskjaer.

Shaw sepertinya hanya membutuhkan kepercayaan dari pelatih di masa-masa sulit. Dengan demikian dia bisa memupuk kepercayaan diri untuk main lebih baik lagi.

Sekarang dia punya dua pelatih yang memercayainya, Solskjaer dan Southgate. Wajar jika performa Shaw begitu moncer di Euro 2020.

Kini tantangan terbesarnya adalah membantu Inggris merengkuh trofi impian mereka.

Sumber: Sky Sports

Disadur dari: Bola.net (Richard Andreas, published 4/7/2021)

Berita Terkait