Bola.com, Jakarta - Nama Jordi Amat dalam beberapa hari terakhir ramai diperbincangkan di Indonesia dan Spanyol. Situasi itu terjadi setelah sang pemain mengonfirmasi ketertarikannya membela Timnas Indonesia pada masa depan.
Bagi sebagian orang, nama Jordi Amat memang terdengar asing. Namun, Jordi Amat tercatat pernah membela Timnas Spanyol U-17 di Piala Dunia U-17 2009.
Jordi Amat bermain satu tim dengan pemain Spanyol terkenal semisal Alvaro Morata, Isco, hingga Sergi Roberto. Ketika itu, Jordi Amat sukses membantu Timnas Spanyol U-17 meraih peringkat ketiga.
Jordi Amat tertarik membela Timnas Indonesia karena mendengar cerita-cerita tentang Tanah Air dari sang nenek. Kabarnya, nenek Jordi Amat berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan yang bermigrasi ke Spanyol sewaktu masa penjajahan kolonial.
Setelah Indonesia merdeka, nenek Jordi Amat sempat beberapa kali pulang ke kampung halamannya di Makassar. Berdasarkan cerita mengenai Indonesia itulah yang memantik keinginan Jordi Amat untuk membela Timnas Indonesia.
"Nenek saya harus pergi karena perang ketika berusia 10 tahun. Namun, dia kembali setiap tahun untuk melihat keluarganya," ungkap Jordi Amat beberapa waktu lalu.
Jordi Amat saat ini bermain untuk klub Belgia, Eupen. Pemain berusia 29 tahun itu berharap bisa mendapatkan kesempatan dinaturalisasi agar dipanggil PSSI atau pelatih Shin Tae-yong untuk membela Timnas Indonesia.
"Saya akan menyukai kesempatan berseragam Timnas Indonesia karena tahu ini akan menjadi pengalaman luar biasa. Saya menunggu untuk melihat bagaimana momen ini bisa terwujud. Namun, saya tidak tahu apakah niat ini sudah sampai ke PSSI," ucap Jordi Amat.
Namun, keinginan Jordi Amat untuk mengubah kewarganegaraan menjadi Indonesia penuh dengan tantangan. Lantas, tantangan apa saja yang akan ditemu Jordi Amat demi keinginan membela Timnas Indonesia terwujud?
Adangan Bernama: UU Kewarganegaraan RI
Keinginan Jordi Amat untuk membela Timnas Indonesia memang terbuka lebar. Namun, membutuhkan waktu karena harus melalui proses panjang.
Indonesia sudah mengatur syarat bagi warga negara asing atau yang punya garis keturunan terkait proses menjadi Warga Negara Indonesia (WNI). Semuanya tertulis secara jelas di Undang-Undnag Nomor 12 Tahun 2006 tentang "Kewarganegaraan Republik Indonesia" Pasal 1 ayat 3.
Dalam UU tersebut, terdapat 10 poin yang harus dipenuhi Jordi Amat untuk menjadi WNI. Poin nomor 2 dan 4 yang harus menjadi perhatian serius.
Pada poin nomor 2 tertulis "Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah Negara Republik Indonesia paling singkat 5 tahun berturut-turut atau paling singkat 10 tahun tidak berturut-turut,". Melihat situasi ini, Jordi Amat tentu harus mau melepas kariernya di luar negeri dan bermain dan menetap di Indonesia selama 5 tahun.
Poin itu tentu tak akan mudah mengingat Jordi Amat saat ini sudah memiliki karier sepak bola yang stabil di Eropa. Selain itu, poin nomor 4 juga berpeluang menjadi adangan buat Jordi Amat.
Dalam poin nomor 4 tertulis "Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar Negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,". Dengan demikian Jordi Amat sudah harus mulai berbahasa Indonesia dan menanamkan sifat cinta Tanah Air sejak sekarang.
Statuta FIFA
Selain UU Kewarganegaraan Indonesia, Statuta FIFA juga berpeluang menjegal niat Jordi Amat untuk membela Timnas Indonesia. Kejelasan itu sudah ditetapkan pada Pasal 5 Ayat 2 Statuta FIFA.
Pasal tersebut menyebutkan, Seorang pemain yang pernah membela sebuah negara pada kompetisi resmi tidak berhak untuk membela asosiasi lain pada pertandingan internasional. Selain itu, pemain tidak pernah bermain di pertandingan resmi level A bersama asosiasi sebelumnya, termasuk sebagai pemain pengganti.
FIFA secara jelas menyebut pertandingan level A yakni Timnas senior. Adapun Jordi Amat tercatat pemain pernah membela Timnas Spanyol di Piala Dunia U-17 2009. Jordi Amat tercatat pernah membela Timnas Spanyol U-19, U-20, dan U-21.
Aturan ini sebenarnya agak rancu karena pernah terjadi di Indonesia. Situasi Jordi Amat berpeluang mengulang masalah yang pernah dialami Ezra Walian.
Ketika itu, proses naturaliasi Ezra Walian terhalang kenyataan karena pernah membela Timnas Belanda U-17 di Piala Eropa U-17 2014. Meskipun Ezra membela Timnas Belanda junior, namun pada kenyataannya statuta FIFA tersebut tak mampu membantu proses naturalisasinya.
Tergantung PSSI dan Pemerintah
Untuk memuluskan syarat di UU Nomor 12 Tahun 2006 sejatinya Jordi Amat bisa mendapatkan kartu truf dari PSSI melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga. Namun, Jordi Amat lebih dulu harus membuktikan kelayakannya masuk dalam program prioritas naturalisasi.
Belakangan ini, Pemerintah tak ingin asal-asalan dalam melakukan naturalisasi pemain. Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali, hanya akan melakukan naturalisasi pemain yang benar-benar dibutuhkan untuk mendongkrak performa Timnas Indonesia.
"Untuk naturalisasi akan saya perketat pada semua cabang olahraga. Kami akan melihat seberapa besar urgensinya. Sebaiknya memanfaatkan potensi yang ada. Tidak boleh lagi kami mengharapkan prestasi secara instan. Itu tidak bagus untuk pembinaan jangka panjang yang berkesinambungan," tegas Zainudin Amali.
Permohonan Jordi Amat juga harus bergantung pada PSSI. Semuanya juga ditentukan oleh kebutuhan dari pelatih Shin Tae-yong dalam meracik komposisi pemain Timnas Indonesia.
Melihat usia Jordi Amat yang sudah menginjak 29 tahun, berat baginya mendapatkan restu dari pelatih Shin Tae-yong. Seperti diketahui, pelatih asal Korea Selatan itu lebih fokus pembinaan pemain dari usia muda untuk masa depan skuad Garuda.