Bos Suzuki Ungkap Beban Kerjanya Semakin Bertambah Sejak Davide Brivio Cabut ke F1

oleh Hendry Wibowo diperbarui 19 Des 2021, 16:30 WIB
Pembalap Suzuki, Joan Mir, dan manajer tim Suzuki Ecstar, Davide Brivio, setelah memastikan gelar juara dunia 2020 di Valencia, Minggu (15/11/2020). (AFP/Lluis Gene)

Bola.com, Jakarta - Direktur Tim Suzuki Ecstar, Shinichi Sahara, mengaku beban kerjanya di MotoGP 2021 bertumpuk-tumpuk usai ditinggalkan Davide Brivio, ke Formula 1 untuk menjadi Direktur Balap Alpine F1 Team.

Hal ini dinyatakan Sahara dalam blog-nya di Suzuki 2021 Winter Magazine yang dirilis pada Selasa (14/12/2021) lalu. Davide Brivio, yang berjasa besar mendatangkan Valentino Rossi ke Yamaha pada 2004, memimpin proyek kembalinya Suzuki ke MotoGP sejak 2013.

Advertisement

Tim asal Hamamatsu, Jepang, ini akhirnya kembali turun lintasan pada 2015, secara bertahap menjadi tim papan atas, bahkan merebut gelar dunia bersama Joan Mir pada 2020.

Namun, usai memimpin Suzuki menuju puncak MotoGP, Davide Brivio malah mengundurkan diri pada Januari awal tahun ini untuk pindah ke F1.

Suzuki pun sulit mencari penggantinya. Mereka sempat mendekati Francesco Guidotti, namun pria Italia itu memilih pindah dari Pramac Racing ke Red Bull KTM Factory Racing pada 2022.

Alhasil, Sahara jadi tumpuan timnya. Sebelumnya, pria Jepang ini memang sudah menjabat sebagai direktur tim dan project leader, namun hanya beberapa kali menghadiri balapan karena bermarkas di Jepang.

Sejak Brivio hengkang, beban kerja manajer tim pun ia pikul juga. Kini ia pun wajib hadir di tiap balapan yang digelar.

2 dari 3 halaman

Beban Sahara

Davide Brivio yakin Suzuki bersaing di MotoGP Malaysia (istimewa)

Tak hanya itu, Sahara juga masih termasuk dalam grup pimpinan departemen balap Suzuki di Hamamatsu. "Saya tadinya sekadar merupakan direktur tim, utamanya mengatur hal-hal dari markas kami yang ada di Jepang. Namun, pada 2021 saya menjabat peran baru sebagai manajer tim sekaligus project leader," kisahnya.

"Beban kerja ini, ditambah fakta bahwa saya masih Group Leader dalam pengembangan departemen di Jepang, terlalu banyak. Tapi di lain sisi, saya banyak belajar, dan berada di sirkuit bikin saya mendapatkan lebih banyak pandangan unik yang tak saya dapatkan pada tahun-tahun sebelumnya," ungkapnya.

Sahara pun tak memungkiri, kerancuan yang terjadi di Suzuki musim ini juga berpengaruh pada performa mereka di lintasan. Meski Mir mengakhiri musim di peringkat ketiga, target mempertahankan gelar tak tercapai. Apalagi, Mir dan Alex Rins juga paceklik kemenangan.

3 dari 3 halaman

Merindukan Davide Brivio

Pembalap Suzuki Ecstar, Joan Mir (kanan) merayakannya dengan Manajer Tim Davide Brivio setelah memenangkan kejuaraan dunia MotoGP setelah Grand Prix Valencia di sirkuit Ricardo Tormo di Valencia (15/11/2020). (AFP/Lluis Gen)

"Saya bisa katakan, meski tak cukup mendapatkan hasil yang kami harapkan, tahun ini mencapai 60-70% yang kami duga. 2021 berbeda bagi kami semua, usai meraih gelar dunia, dan manajer tim kami pergi. Kami pun harus mencari peningkatan dan cara untuk maju," ungkap Sahara.

Pada Agustus lalu, Brivio muncul di MotoGP Austria sebagai tamu Suzuki. Sejak itu, ia digosipkan bertekad kembali ke tim yang identik dengan warna biru itu untuk memegang jabatan lamanya. Namun, hingga kini Sahara belum bisa mengonfirmasi hal tersebut, meski mengaku konstan berkomunikasi dengan Brivio.

"Saat bermarkas di Jepang, saya bisa melihat gambaran besar dan memberikan saran yang baik. Namun, saat Anda di lapangan dan dikelilingi banyak hal, bisa sulit untuk mundur dan melihat semua hal dengan pandangan obyektif. Di situlah saya merindukan sosok untuk diajak mendiskusikan segalanya," pungkasnya.

Sumber: Suzuki 2021 Winter Magazine

Disadur dari: Bola.net (Anindhya Danartikanya, Published 17/12/2021)