Pesona Rachmat Irianto: Berawal dari Bek, Kini Jadi Gelandang Jangkar Paten Timnas Indonesia di Piala AFF 2020

oleh Aryo Atmaja diperbarui 25 Des 2021, 07:45 WIB
Persebaya Surabaya - Rachmat Irianto Timnas Indonesia (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Penampilan Rachmat Irianto bersama Timnas Indonesia di ajang Piala AFF 2020 pantas diacungi jempol. Pemain 22 tahun itu turut berperan dalam perjalanan tim Merah-putih yang sudah melaju ke semifinal.

Satu tempat di sektor gelandang bertahan sepertinya sudah paten ditempati Rachmat Irianto sejauh ini. Termasuk dalam persiapannya menghadapi Singapura untuk leg kedua semifinal Piala AFF 2020.

Advertisement

Timnas Indonesia akan kembali meladeni Singapura untuk pertemuan kedua di National Stadium, Sabtu (25/12/2021) malam WIB. Adapun pada pertandingan pertama, skuad Garuda harus puas berbagi angka sama 1-1 dengan Singapura, Rabu (22/12/2021).

Rachmat Irianto selalu bermain sejak awal turnamen Piala AFF 2020. Atau selama lima pertandingan beruntun ia selalu dipasang oleh Shin Tae-yong sebagai gelandang bertahan. Tugasnya adalah memutus aliran serangan lawan setiap mendekati wilayah pertahanan Indonesia.

Sebenarnya sudah menjadi rahasia umum, bahwa Rachmat Irianto bukanlah seorang gelandang tulen. Melainkan ia adalah seorang bek tengah, bahkan sejak awal kariernya bersama klub Persebaya Surabaya.

Pemain yang karib disapa Rian itu sebenarnya bermain di posisi yang berbeda dengan awal kariernya. Pemain asal Surabaya itu memulai kariernya sebagai seorang stoper. Bermain di posisi itu pula yang membuatnya mendapatkan kontrak dari Persebaya Surabaya pada usia 17 tahun pada 2017.

 

 

2 dari 3 halaman

Berkat Djadjang Nurdjaman

Rachmat Irianto, bek Persebaya. (Bola.com/Aditya Wany)

Potensi Rachmat Irianto untuk menempati posisi lain kemudian muncul pada musim 2019 saat Persebaya ditangani pelatih Djadjang Nurdjaman. Dia dicoba menempati gelandang bertahan, namun masih belum optimal.

Bicara posisi itu, Persebaya biasanya mengandalkan gelandang jangkar Muhammad Hidayat yang juga tampil lebih apik. Duetnya bersama Aryn Williams sulit tergantikan selama musim 2019 tersebut.

Pada musim yang sama, Rian kemudian menempati beberapa posisi lain mulai bek kanan hingga bek kiri. Hasilnya cukup apik karena dia terlihat mampu beradaptasi di posisi baru.

Perkembangan Rian mulai terlihat pada 2020 saat pelatih Aji Santoso menjajalnya lagi di posisi gelandang bertahan. Tapi, lagi-lagi dia belum mampu maksimal karena kompetisi Liga 1 2020 dihentikan akibat pandemi.

Pemain jebolan kompetisi internal Persebaya itu akhirnya menunjukkan performa terbaiknya di BRI Liga 1 2021/2022. Tampil dalam lima pekan, dia selalu menjadi gelandang bertahan andalan, kali ini dengan ban kapten yang melingkar di lengannya.

Dia menjadi kapten termuda di BRI Liga 1 karena masih berusia 22 tahun. Justru, kepemimpinannya itu yang membuat Rian makin berkembang.

Persebaya sebenarnya tidak selalu meraih hasil positif di BRI Liga 1. Tapi, dia menjadi pemain yang mampu mencatatkan tekel terbanyak dengan 16 kali. Kerja kerasnya itu yang mengantarnya ke Timnas Indonesia.

3 dari 3 halaman

Kiprah untuk Timnas Indonesia

Rachmat Irianto. Bek tengah milik Persebaya Surabaya berusia 22 tahun ini tampil 66 menit sebelum digantikan Evan Dimas. Ia mampu tampil apik di babak pertama dengan beberapa kali mencuri bola dari penguasaan lawan. Ia layak mendapat nilai 6,5. (AFP/Roslan Rahman)

Rachmat Irianto termasuk pemain yang menjadi favorit Shin Tae-yong, jauh sebelum penampilannya di ajang Piala AFF 2020. Putera legenda Persebaya, Bejo Sugiantoro itu sudah menembus level Timnas senior pada ajang kualifikasi Piala Dunia 2022.

Kemudian ia ikut masuk dalam anggota skuad Timnas Indonesia menghadapi babak kualifikasi Piala Asia 2023, sebelum disingkirkan Australia. Hanya saja saat itu Rachmat Irianto masih sering mengemban tugas sebagai pemain belakang.

Kini di ajang Piala AFF 2020, Rachmat Irianto sedikit naik ke depan menjadi seorang gelandang bertahan. Ia berpasangan dengan Ricky Kambuaya di sektor gelandang. Tugasnya menghentikan usaha lawan yang melewati wilayahnya.

Ia juga punya peran penting dalam skema set piece Timnas Indonesia. Rachmat Irianto tak canggung untuk ikut berada di kotak penalti lawan untuk menyambut sepak pojok. Terbukti ampuh saat ia menyumbang dua gol melalui skema yang sama  ke gawang Kamboja pada pertandingan pertama.

Postur tubuh yang ideal ditambah kebugaran fisik yang prima, ia akan menghadirkan ancaman serius bagi lini belakang lawan. Naluri bertahan yang baik juga membuat lawan kesulitan untuk mencoba melewatinya.

Total lima laga sudah ia jalani di Piala AFF hingga partai semifinal leg pertama kontra Singapura. Rachmat Irianto mencatatkan waktu selama 324 menit bermain di atas lapangan di turnamen ini. Pada leg pertama melawan Singapura, ia ditarik keluar pada babak kedua dan digantikan Evan Dimas di menit ke-66.

Kemampuan, tenaga, dan pengalaman Rachmat Irianto bakal kembali dibuktikan untuk leg kedua, Sabtu malam. Ia akan menjadi satu di antara pilar penting dan berkontribusi untuk Timnas Indonesia dalam usahanya melaju ke final Piala AFF 2020.

Berita Terkait