Timnas Indonesia Vs Timor Leste: Mengulas Kelebihan dan Kekurangan 4 Kiper Pilihan Shin Tae-yong pada FIFA Matchday

oleh Gregah Nurikhsani diperbarui 20 Jan 2022, 07:00 WIB
Timnas Indonesia - Muhammad Adi Satryo, Syahrul Trisna, Ernando Ari, Nadeo Argawinata dan Shin Tae-yong (Bola.com/Lamya Dinata/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia telah menyiapkan 27 pemain untuk menghadapi Timor Leste dalam rangkaian FIFA Matchday pada 24 dan 27 Januari 2022 di Stadion Kapten I Wayan Dipta. Shin Tae-yong memanggil menyertakan empat kiper, termasuk Nadeo Argawinata yang ikut tampil pada Piala AFF 2020 akhir tahun lalu.

Para pemain yang dipanggil ke Timnas Indonesia akan mengikuti pemusatan latihan pada 19-28 Januari 2022. Pelatih asal Korea Selatan itu menyebut, FIFA Matchday sangat penting karena jadi bagian dari persiapan event lainnya.

Advertisement

"Laga ini sangat penting sebagai persiapan dan melihat perkembangan pemain jelang mengikuti Piala AFF U-23, SEA Games, dan Kualifikasi Piala Asia mendatang," tegas pelatih asal Korea Selatan itu.

Mayoritas pemain yang dipanggil Shin Tae-yong merupakan nama-nama yang membela Timnas Indonesia di Piala AFF 2020. Menariknya, ada nama Elkan Baggott sebagai satu-satunya pemain klub luar negeri yang dipanggil.

Elkan Baggott akan bergabung dengan enam wajah baru di Timnas Indonesia. Mereka adalah Muhammad Adisatryo (Persik), Achmad Figo (Arema FC), Sani Rizki (Bhayangkara FC), Terens Puhiri (Borneo FC), Marselino Ferdinan (Persebaya) dan Ronaldo Kwateh (Madura United).

Muhammad Adi Satryo merupakan satu dari empat kiper yang diangkut Shin Tae-yong ke Timnas Indonesia. Bagaimana kiprah mereka? Apa kelebihan dan kekurangannya?

 

2 dari 5 halaman

Nadeo Argawinata

Pada tahun 2020, Nadeo memutuskan untuk bergabung dengan Bali United. Ia berhasil mengantarkan klub yang berjuluk Serdadu Tridatu tersebut ke peringkat lima klasemen sementara BRI Liga 1 pada musim ini. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Nadeo Argawinata kembali menunjukkan kelasnya sebagai kiper utama Timnas Indonesia pada Piala AFF 2020. Lahir dan besar di Kediri, sosok yang sering dimirip-miripkan dengan Kepa Arirzabalaga ini kembali dipanggil oleh Shin Tae-yong.

Nadeo Argawinata menjadi salah satu pahlawan kemenangan Timnas Indonesia pada leg kedua semifinal Piala AFF 2020. Kiper yang mengaku sebagai pembaca buku Cak Nun itu menepis penalti Faris Ramli pada menit 90+1.

Kelebihan Nadeo adalah komunikasi. Seringkali kiper Bali United ini berteriak saat melihat ada lubang di lini pertahanan. Tidak jarang pula ia memarahi bek-bek di depannya jika kehilangan konsentrasi.

Nadeo juga piawai dalam memotong umpan silang dan membaca arah bola. Akan tetapi, ia juga punya kelemahan. Bola.com mengamati, dalam situasi 1v1, kiper yang dicap mirip Kepa Arrizabalaga ini sering kalah menghadapi kondisi tersebut.

3 dari 5 halaman

Muhammad Adi Satryo

Kiper muda Persik Muhammad Adi Satryo dipanggil Timnas Indonesia untuk FIFA Matchday di Bali. (Bola.com/Gatot Susetyo)

Meskipun namanya cukup asing di mata pencinta sepak bola Indonesia, Muhammad Adi Satryo sebetulnya mendapatkan atensi khusus dari Shin Tae-yong. Eks PSS Sleman ini muncul dalam rangkaian uji coba Timnas Indonesia U-19 di Kroasia pada September 2020.

Erlangga Saputra dan Yofandani Damai kalah menit bermain oleh Adi Satryo. Bahkan, ia masuk daftar susunan pemain Timnas Indonesia pada Kualifikasi Piala Dunia 2022 di Uni Emirat Arab.

Alumni PPLP Ragunan yang pernah berseragam Persib Bandung dan Kalteng Putra itu dikenal tenang saat menjaga gawang. Ia juga pintar dalam mengantisipasi umpan silang dan cermat membaca permainan.

Hanya saja, komunikasi di atas lapangan masih kurang. Agaknya, usia muda membuat ia malu-malu untuk memberikan informasi kepada rekan-rekan di depannya. Namun, kiper kelahiran Tangerang Selatan itu dianggap sebagai prospek cerah Timnas Indonesia pada masa-masa mendatang.

4 dari 5 halaman

Syahrul Trisna

Penjaga gawang Persikabo 1973, Syahrul Trisna Fadillah berhasil menangkap bola dari tendangan pemain Persib Bandung dalam laga pekan ke-5 BRI Liga 1 2021/2022 di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Senin (27/9/2021). Kedua tim bermain imbang 0-0. (Bola.com/Ik

Satu lagi jebolan Piala AFF 2020 selain Nadeo, yakni Syahrul Trisna. Sama seperti Adi Satryo, tak banyak yang mengenal kiper andalan Persikabo 1973 ini. Tapi soal kualitas, tak perlu diragukan lagi.

Memang masih ada sentilan-sentilan dari pencinta Timnas Indonesia kala Syahrul Trisna kebobolan dua gol kontra Kamboja. Namun, penampilannya perlu diapresiasi.

Pada awal Desember 2021, Syahrul masuk dalam daftar lima kiper dengan jumlah penyelamatan terbanyak, tepatnya di posisi ketiga, di mana dari 11 laga di BRI Liga 1, ia mencatatkan 38 saves, ditambah empat kali cleansheet.

Pria kelahiran Sleman, 26 November 1995 ini melalui jalan panjang sebelum mentas di kompetisi tertinggi antarklub sepak bola Indonesia. Ya, alumni Diklat Salatiga ini sempat membela beberapa klub kecil di Divisi 3 Liga Indonesia sebelum menyita perhatian PSS Sleman karena penampilan apiknya saat memperkuat tim PON DIY 2016.

Mengamankan tembakan jarak jauh jadi senjata utamanya. Tapi, sama seperti Nadeo, ia kurang piawai saat situasi 1v1.

5 dari 5 halaman

Ernando Ari

Kiper Persebaya, Ernando Ari Sutaryadi mengamankan bola saat melawan Borneo FC dalam laga pekan pertama BRI Liga 1 2021/2022 di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Sabtu (04/09/2021). Persebaya kalah 1-3. (Foto: Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Sulit untuk mencari apa kelemahan Ernando Ari. Kiper Persebaya ini hampir komplet. Tenang, pintar membaca permainan, memiliki komunikasi yang baik, dan kecermatannya dalam menentukan keputusan jadi senjata utama.

Ernando Ari bermain satu kali di Piala AFF 2020, tepatnya ketika menghadapi Laos. Meski kebobolan satu gol dalam partai tersebut, performanya tidak buruk-buruk amat.

Semangatnya juga masih tinggi dan sudah beradaptasi dengan pertandingan di Piala AFF 2020. Oleh karena itu, Shin Tae-yong bisa saja tetap memberi kepercayaan kepada Ernando Ari untuk agenda FIFA Matchday.

Mungkin ada satu kekurangan yang dimiliki Ernando Ari, yakni soal mental. Ketika berjumpa tim besar atau berlaga di kompetisi megah, semua atribut atau kelebihannya mendadak sirna begitu saja.

Jika ingin bersaing dengan tiga kiper lainnya, Ernando Ari tak boleh melakukan banyak kesalahan demi membuat Shin Tae-yong terpukau.

Berita Terkait