Starting XI Pemain Bintang yang Kariernya Terjun Bebas di Liga Inggris: Gagal Adaptasi, Sampai Gara-gara Beda Posisi

Liga Inggris merupakan ladang berat. berikut adalah pemain bintang yang gagal mencapai standar yang diharapkan di Premier League.

BolaCom | Wiwig PrayugiDiterbitkan 03 Februari 2022, 08:45 WIB
Ilustrasi - Gerard Pique, Giovanni van Bronckhorst, Jerome Boateng (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Selama beberapa dekade terakhir, Liga Premier League (Liga Inggris) menjadi destinasi impian pemain-pemain.

Tapi, Liga Inggris merupakan ladang berat. Kompetisi ini punya standar tinggi, tempo yang cepat dan fisik yang kuat. Bahkan pemain terbaik pun membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dan sering kali harus mengejar dengan latihan tambahan.

Advertisement

Banyak pemain top yang begitu bermain di Liga Inggris gagal beradaptasi sampai-sampai kariernya meredup.

Tanpa banyak basa-basi, berikut adalah pemain bintang yang gagal mencapai standar yang diharapkan di Liga Inggris, dikutip dari Sportskeeda, Rabu (2/2/2022).


Kiper: Victor Valdes

Victor Valdes. Kiper asal Spanyol ini didatangkan Manchester United dari Barcelona pada 2014/2015. Ia hanya tampil 2 kali hingga musim 2015/2016. Usai dipinjamkan ke Standard Liege, ia dikontrak Middlesbrough pada 2016/2017. Saat ini menjadi pelatih kiper di Barcelona B. (AFP/Oli Scarff)

Victor Valdes gabung Manchester United pada tahun 2015 dari Barcelona dengan status bebas transfer. Valdes menjadi bintang di Barcelona selama 12 tahun.

Valdes bukan hanya seorang penepis tembakan yang hebat tetapi juga distribusinya dari belakang dan sangat nyaman dengan bola di kakinya.

Namun, semua kualitas itu seakan buyar ketika berlaga di Liga Inggris. Dia lebih banyak tampil untuk Setan Merah di Premier League U-21 (3) daripada tim senior (2).

Dia memiliki perbedaan pendapat mengenai filosofi klub dan bulan-bulan terakhir kariernya di MU berakhir dengan pengasingan. Dia bahkan dihilangan dari foto skuad. Dia kemudian bergabung dengan Middlesbrough dan pensiun pada 2017.


Bek kanan: Maicon

4. Maicon - Pemain yang besar bersama Inter Milan ini mematahkan mitos jika 13 merupakan angka sial. Saat bersama Inter, Maicon tercatat sebagai bek kanan yang handal mencetak gol. Ia telah menyumbangkan 20 gol dan 49 assist selama berkarier di Serie A. (AFP/Filippo Monteforte)

Manchester City mengira mereka mendapat durian runtuh saat menandatangani Maicon hanya dengan 3,75 juta euro.

Empat kali juara Serie A dan juara Liga Champions bersama Inter Milan, karier Maicon bersama Manchester City hanya bertahan setahun. Dia menghabiskan banyak waktu di meja perawatan. Dia hanya tampil dalam sembilan pertandingan Premier League.

Pemain Brasil itu tidak bisa menggantikan Pablo Zabaleta dan gabung AS Roma.


Bek Tengah: Jerome Boateng

Jerome Boateng. Bek tengah asal Jerman ini didatangkan Manchester City dari Hamburg SV pada musim 2010/2011. Akibat mengalami cedera di awal musim, ia hanya bertahan 1 musim dan hanya tampil dalam 24 laga. Musim berikutnya ia hijrah ke Bayern Munchen yang memberinya banyak gelar. (AFP/Aris Messinis)

Manchester City mendapatkan Jerome Boateng hanya dengan 12,5 juta euro. Tapi, pemain asal Jerman itu mengalami kesulitan dengan cedera dan hampir tidak bermain sebagai bek tengah di Inggris.

Roberto Mancini sering menggunakannya sebagai fullback, memainkannya di kiri atau kanan. Setelah menghabiskan musim 2010-11 di bermain di luar posisi alaminya, ia memutuskan untuk pulang ke Jerman.

Gabung Bayern Munich selama satu dekade, Boateng memenangkan sembilan gelar Bundesliga, dua gelar Liga Champions, dan dua trofi Piala Dunia Antarklub.


Bek Tengah: Gerard Pique

3. Gerard Pique - Sejak bergabung dengan Barcelona, Gerard Pique menjelma menjadi bek papan atas dunia. Pique hijrah ke Barcelona pada 2008. Ini mungkin jadi salah satu kesalahan terbesar Alex Ferguson. (AFP/Filippo Monteforte)

Gerard Pique mungkin tak akan mendapat status bek tengah hebat jika dia terus bermain di Inggris. Itu bisa dibilang salah satu keputusan buruk yang dibuat oleh Manchester United karena pemain Spanyol itu kemudian menjadi legenda di Barcelona.

Di MU, dia hanya membuat 12 penampilan di Liga Inggris. Mungkin sulit untuk mengatakan bahwa Pique buruk di papan atas Inggris, dia masih dalam fase berkembang.


Bek kiri: Giovanni van Bronckhorst

Giovanni van Bronckhorst (AFP PHOTO/Roberto Schmidt)

Pemain terbaik pun tidak bisa berbuat banyak ketika dimainkan di luar posisi alaminya. Seperti yang terjadi pada Giovanni van Bronckhorst di Arsenal. Klun tidak memanfaatkannya sebagai bek kiri dan ingin dia berkembang di lini tengah.

Selama dua musim penuhnya ia membuat 65 penampilan untuk Arsenal, masing-masing 21 dalam dua musim kompetisi papan atas Inggris sebelum ke Barcelona. Dia memang memenangkan Piala FA dan Premier League tetapi sebagai individu penampilannya tidak terlalu menonjol.

Di Spanyol dan Timnas Belanda dia benar-benar sukses sebagai bek kiri. Golnya ke gawang Uruguay di Piala Dunia 2010 akan selalu dikenang sebagai salah satu gol terbaik Piala Dunia.


Gelandang Tengah: Bastian Schweinsteiger

Bastian Schweinsteiger - Pemain asal Jerman ini diboyong Manchester United dari Bayern Munchen pada tahun 2015. Sebelum mengalami cedera, Bastian Schweinsteiger mencatatkan 18 laga di Premier League pada musim pertamanya di Manchester United. (AFP/Paul Ellis)

Bastian Schweinsteiger ditawarkan ke MU dengan 9 juta euro saja. Dia menandatangani kontrak hanya satu tahun setelah mengangkat trofi Piala Dunia bersama Jerman.

Dia tinggal selama satu setengah musim dan membuat 35 penampilan sebelum meninggalkan Old Trafford.

Jose Mourinho sempat mengucilkannya dari skuad Setan Merah dan tidak terlalu tertarik dengan jasa Schweinsteiger. Masalah itu kemudian mereda dan Mou meminta maaf kepada pelatih asal Jerman itu.


Gelandang Tengah: Juan Sebastian Veron

Juan Sebastian Veron - Pemain berkepala plontos ini didatangkan MU dari Lazio pada 2001 dengan harga 38 juta pounds atau Rp746,5 miliar. Meski dibeli mahal namun Veron tergolong rekrutan gagal lantaran hanya mampu mengemas 11 gol dan 11 assist selama dua musim di MU. (AFP/Laurence Griffiths)

Juan Veron merupaka satu di antara rekrutan buruk Manchester United. Raksasa Premier League itu menghabiskan biaya 28 juta poundsterling untuk menandatangani Juan Veron dari Lazio pada tahun 2001.

Tujuh gol dan tiga assist dalam 51 penampilan Liga Premier untuk seorang gelandang tengah tidak terlalu buruk.

Tetapi ketika Anda menyadari kemampuan dan bakat yang dia tunjukkan di Serie A sebelum kedatangannya di Inggris, kariernya di Old Trafford tentu tampak kurang memuaskan. 

Veron tidak mampu beradaptasi dengan intensitas dan tuntutan fisik Premier League. Dia pindah ke Chelsea untuk musim 2003/2004 dan memiliki satu gelar liga, tapi penampilannya biasa saja.


Gelandang Serang: Deco

Mantan pemain tim nasional Portugal, Deco. (AFP/Francisco Leong)

Deco adalah pemain yang benar-benar istimewa. Chelsea mengontraknya seharga 10 juta euro pada 2008 dan itu tampak seperti tawaran yang bagus.

Sayangnya, kecemerlangan Deco seperti raib begitu saja pada musim pertama. Dia gagal memenuhi harapan dan di bawah Carlo Ancelotti. Musim keduanya di Premier League benar-benar menghilangkan harapan untuk melihatnya kembali ke standar tinggi di level elite Eropa.

 


Penyerang Sayap Kanan: Angel di Maria

Angel Di Maria didatangkan ke Old Trafford dengan memecahkan rekor transfer Liga Inggris yaitu 67,5 juta euro. Ia menjadi harapan besar fans MU dengan dipercaya memakai nomor punggung tujuh. Sayangnya, Di Maria tak mampu menyesuaikan diri dengan kerasnya sepak bola Liga Inggris. (AFP/Paul Ellis)

Salah satu momen paling menyedihkan yang dialami seorang pemain di era modern Premier League. Angel di Maria benar-benar membenci dan trauma di Manchester United.

MU merekrut Di Maria 75 juta euro. 11 assist dan tiga golnya dalam 27 penampilan Premier League tidak terlalu buruk untuk musim pertamanya. 

Pemain Argentina itu bersinar di PSG, menjadi pemberi assist terbanyak dengan 110 assist.


Striker: Diego Forlan

Diego Forlan direkrut oleh MU pada tahun 2002. Namun, ia gagal tampil cemerlang seperti di klub sebelumnya, Independiente. Dua musim di Old Traffor, Forlan memutuskan untuk ke Villarreal sebelum akhrinya dibeli Atletico Madrid dan menjadi salah satu penyerang paling mematikan. (AFP/Paul Barker)

Diego Forlan pemain Uruguay pertama yang gabung Manchester United. Sang striker tiba pada Januari 2002. Dia menjalani sisa musim tanpa mencetak satu gol pun di Premier League.

Forlan mencoba adaptasi, tapi penampilannya tidak konsisten.

Dia mencetak 10 gol dalam 63 penampilan di Premier League selama dua setengah musim ini. Dia menghasilkan 25 gol di musim pertamanya di La Liga. Dia kemudian pindah ke Atletico Madrid dan mengukuhkan statusnya sebagai legenda dengan membantu mereka lolos ke Liga Champions.


Penyerang Sayap Kiri: Andriy Shevchenko

Andriy Shevchenko (AC Milan) - Terkenal sebagai predator di kotak penalti lawan saat berseragam AC Milan membuat Chelsea meminangnya pada 2006. Namun sayang striker asal Ukraina ini gagal beradaptasi dengan sepak bola Inggris. (Foto: AFP/Adrian Dennis)

Andriy Shevchenko tiba di Chelsea sebagai pemenang Ballon d'Or, pemenang Liga Champions, pencetak gol terbanyak Serie A dua kali.

Dia menjadi incaran Chelsea, tapi ternyata menjadi mimpi buruk. Dia mencetak 22 gol dalam 77 penampilan, dengan biaya transfer 44 juta euro, the Blues membayar 2 juta euro untuk setiap gol yang dia cetak.

 

Sumber: Sportskeeda

Berita Terkait