Stefano Teco dan Sejarah Juara dari Pelatih Fisik, Kini di Bali United Dapat Bantuan Persebaya

oleh Aditya Wany diperbarui 27 Mar 2022, 10:00 WIB
Bali United - Stefano Cugurra Teco (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Denpasar - Stefano Cugurra Teco jadi pelatih yang akan melegenda di Indonesia. Bagaimana tidak, arsitek tim asal Brasil itu sudah tiga kali meraih trofi kasta tertinggi Indonesia, bahkan dilakukan secara beruntun.

Teco kali pertama meraih titel juara saat bersama Persija Jakarta di Liga 1 2018. Setelah itu, dia hijrah ke Bali United dan mempersembahkan dua trofi beruntun, yakni Liga 1 2019 serta terbaru BRI Liga 1 2021/2022.

Advertisement

Cerita Teco ini diawali dengan datang ke Surabaya pada 2003. Dia saat itu masuk jajaran pelatih Persebaya Surabaya dengan menjabat pelatih fisik, di bawah komando Jacksen F. Tiago yang merupakan pelatih kepala.

Lawatan Bali United ke markas Persebaya bahkan selalu menjadi ajang pulang kampung buat Stefano Cugurra Teco. Pelatih Bali United itu tak bisa memungkiri bahwa Persebaya dan Surabaya telah menjadi bagian hidupnya.

Menurutnya, Surabaya merupakan kota yang sangat spesial bagi perjalanan kariernya sekaligus hidupnya. Teco mengenang satu hal yang paling membuatnya terkenang terkait Surabaya, yaitu, dia memulai belajar bahasa Indonesia di Kota Pahlawan.

“Saya belajar bahasa Indonesia di kota ini. Saat tahun pertama disini, saya sudah mulai belajar bahasa Indonesia. Selama lima tahun disini saya bisa juara tiga kali bersama Persebaya sebagai asisten pelatih. Tentu kota ini sangat berarti positif untuk saya,” ucap Stefano Cugurra Teco.

2 dari 5 halaman

Arti Persebaya dan Surabaya

Sayangnya anak asuh Stefano Cuggura "Teco" dan Aji Santoso tak mampu memanfaatkan banyaknya peluang di 45 menit pertama yang membuat skor pertandingan berakhir dengan skor kacamata. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Waktu lima tahun memang tidak sebentar untuk seorang pelatih bersama sebuah klub. Lima tahun di Persebaya, Teco juga mendapat pasangan hidup orang asli Surabaya. Makanya, dia merasa seperti pulang kampung.

“Saya punya istri orang Surabaya. Semua keluarga istri saya juga di sini. Saya sangat senang bisa balik ke Kota Surabaya. Saya pertama datang ke Indonesia, saya datang ke Surabaya tahun 2003. Saya bisa hidup di sini, kerja di Persebaya lima tahun dan meraih prestasi bersama,” ucap Teco.

Berikutnya, Jacksen dan Teco sukses membawa Bajul Ijo menjuarai Divisi Utama 2004, gelar juara kasta tertinggi terakhir yang diraih Persebaya.

“Waktu di Persebaya, saya hanya sebagai pelatih fisik. Saat itu, penentuan Persebaya menjadi juara terjadi di pertandingan terakhir. Kami bersaing dengan PSM Makassar dan Persija yang juga berpeluang jadi juara. Tapi, di pertandingan terakhir Persebaya menang atas Persija di Stadion Gelora 10 November (Surabaya),” tuturnya.

3 dari 5 halaman

Malaysia

Pelatih Persija Jakarta, Stefano Cugurra Teco, saat melawan Mitra Kukar pada laga Liga 1 di SUGBK, Jakarta, Minggu (09/12). Persija Jakarta menang 2-1 atas Mitra Kukar. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Setelah karier pelatih fisik, Teco mencoba menapaki karier sebagai pelatih kepala. Tapi, dia memulainya di Malaysia pada 2009 dengan menangani Kuala Muda Naza.

Teco kemudian hijrah ke Thailand dari 2010 hingga 2016. Chiangrai United, Phuket FC, Osotska Samut Prakan, hingga Royal Thai Navy adalah deretan klub Negeri Gajah Perang yang pernah ditanganinya.

Baru pada 2017, dia kembali ke Indonesia dan kali ini ditunjuk sebagai pelatih kepala Persija Jakarta. Sempat sulit bersaing di Liga 1, Teco pada akhirnya malah mampu membawa Macan Kemayoran fisik peringkat keempat.

Hasil itu membuat Persija tampil di Piala AFC 2018. Di tahun itu pula, dia membuka prestasi dengan menjuarai Piala Presiden 2018. Akhir tahun jadi lengkap karena Persija dibawahnya merengkuh trofi Liga 1 2018.

Prestasi gemilang di ibukota pun berhenti. Teco memilih hijrah ke Bali United di awal musim 2019. Hasilnya seperti diketahui, dia sukses memberikan trofi Liga 1 2019 ke klub asal Pulau Dewata itu.

Teco pun tercatat sebagai pelatih pertama yang mampu menjuarai dua kompetisi kasta teratas secara beruntun sejak era Liga Indonesia dimulai pada 1994. Hebatnya, itu dilakukan untuk dua klub yang berbeda.

Rekornya tak berhenti sampai situ, Teco kembali sukses membawa Bali United mempertahankan trofi Liga 1 dengan menjuarai musim 2021/2022.

4 dari 5 halaman

Prestasi

Pelatih Bali United, Stefano Cugurra Teco, saat melawan Mitra Kukar pada laga Piala Presiden 2019 di Stadion Patriot, Jawa Barat, Minggu (3/3). Bali United menang 3-0 atas Mitra Kukar. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Prestasi tiga gelar juara kasta tertinggi ini sebenarnya sudah pernah didapat oleh Jacksen F. Tiago pada ISL 2008-2009, 2010-2011, dan 2013. Tapi, semua itu diraih tidak secara beruntun.

Teco memiliki perbedaan dengan memenangi semua trofi Liga 1 dalam tiga musim beruntun, sempat dijeda oleh Liga 1 2020 yang ditiadakan karena pandemi COVID-19.

Menariknya, pesta juara Bali United di BRI Liga 1 2021/2022 terjadi setelah mereka berjumpa Persebaya Surabaya, Jumat (25/3/2022). Di laga itu, mereka kalah 0-3 dan sudah pasti juara sebelum laga.

Tapi, Persebaya memberi “bantuan” dengan menahan imbang Persib Bandung dengan skor 1-1 di pekan sebelumnya (19/3/2022). Hasil laga ini sangat membantu Bali United karena Persib adalah pesaing terdekat di puncak klasemen.

Teco seolah kembali lagi kepada Persebaya dalam memenangi trofinya musim ini. Sayang, Bajul Ijo tercatat dua kali mempecundangi Bali United di musim ini. Artinya, Persebaya adalah satu-satunya tim yang tidak dicuri poinnya oleh sang kampiun BRI Liga 1.

“Saya lalu bilang ke pemain untuk tahu kapan harus menikmati hidup (di Bali) dan kapan harus bekerja keras. Sekarang, kami semua bisa menikmati apa yang sudah kami raih. Saya bisa menikmati hasil ini dengan istri serta anak saya,” ucapnya.

5 dari 5 halaman

Intip Posisi Tim Favoritmu

Berita Terkait