PSSI Berusia 92 Tahun, Pengamat: Momentum Hapus Stigma 'yang Penting Liga Jalan'

oleh Nandang Permana diperbarui 20 Apr 2022, 16:45 WIB
Rangkaian acara dimulai dengan menggelar laga internal Timnas Indonesia U-16 yang dilanjutkan dengan buka puasa bersama. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Bola.com, Jakarta - PSSI baru saja merayakan hari jadi ke-92, Selasa (19/4/2022). Usia yang tak lagi muda seharusnya bisa menjadi tonggak kebangkitan sepak bola nasional, dengan memperbaiki kekurangan yang ada, khususnya dalam penyelenggaraan kompetisi.

Hal tersebut disampaikan oleh pengamat sepak bola nasional, Kesit Budi Handoyo. Menurut Kesit, penyelenggaraan kompetisi pada musim lalu masih menyimpan catatan kurang baik, sehingga menjadi pekerjaan rumah bagi PSSI untuk segera diperbaiki agar kompetisi musim depan berjalan dengan baik

Advertisement

"PR PSSI sama PT LIB banyak sekali. PSSI harus lebih rajin dalam memantau dan mengawasi perjalanan liga yang masih penuh dengan masalah non-teknis," ujar Kesit Budi Handoyo kepada Bola.com, Rabu (20/3/2022).

"PT LIB juga harus lebih jeli menyusun jadwal. Jangan pula gampang mengubah ketetapan yang sudah disepakati di awalnya. Konsistensi dalam menjalankan keputusan harus diperlihatkan LIB agar tidak dianggap plin-plan dan mudah diatur-atur," lanjutnya.

2 dari 3 halaman

Memperbaiki Kualitas Perangkat Pertandingan

Persebaya kembali mencetak gol pada menit ke-22 melaui sundulan Arsenio Valpoort. Namun gol kedua tersebut dianulir wasit dan sempat mengundang protes para pemain Persebaya. (Bola.com/Maheswara Putra)

Terpenting untuk segera memperbaiki dan mengevalusi persoalan perangkat pertandingan. Pengamat yang kerap menjadi komentator di beberapa stasiun televisi nasional itu menyebut kinerja wasit di semua level kompetisi masih menyimpan persoalan pelik.

Dalam beberapa laga di Liga 1 tak luput dari perbincangan publik sepak bola nasional karena kepemimpinan wasit yang tidak teliti hingga merugikan sebuah tim yang berlaga. Begitu pun di Liga 2, banyak ofisial tim yang melakukan protes terhadap kepemimpinan wasit.

Paling miris ada di Liga 2, di mana ada beberapa wasit yang menjadi sasaran amuk dari pemain dan tim ofisial yang merasa dirugikan.

"Wasit juga masih menjadi masalah tersendiri, yang menurut saya masih banyak yang perlu dibenahi, khususnya oleh PSSI sebagai pemilik dari wasit-wasit itu," ujarnya.

Jika perbaikan segara dilakukan, maka bukan hal yang mustahil kompetisi musim depan akan berjalan lancar tanpa ada lagi kejadian yang bisa mempermalukan persepakbolaan Indonesia di mata dunia.

3 dari 3 halaman

Punya Kemauan untuk Membuat Perubahan

Di samping itu PSSI juga fokus untuk meningkatkan mutu kompetisi BRI Liga 1 dari segala sektor, seperti kinerja wasit yang masih banyak mengundang kontroversi. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Meski tidak mungkin terselesaikan dalam waktu singkat karena kompetisi rencananya dimulai pada Juli mendatang, Kesit menegaskan yang penting PSSI memperlihatkan kemauan untuk mengubahnya.

"Harapannya tentu bisa lebih baik. Tapi, rasanya kok masih agak susah untuk mewujudkan harapan itu, mengingat persoalan yang ada dalam pelaksanaan Liga cukup kompleks. Semoga saja PSSI bisa cepat sadar untuk segera membenahinya," ungkap Kesit.

"Kalau tidak, ya akan begitu terus. Berulang dan berulang kali dengan persoalan yang sama. Berkutat dengan masalah itu-itu saja. Sehingga keinginan untuk meningkatkan kualitas liga sulit diwujudkan. Pada akhirnya terjebak dengan rutinitas, yang penting liga jalan," tuturnya.

Berita Terkait