SEA Games 2021: Timnas U-23 Dinilai Layak Kalahkan Myanmar, tapi Sisakan Masalah dalam Bertahan

oleh Abdi Satria diperbarui 15 Mei 2022, 22:33 WIB
Pemain Timnas Indonesia, Marselino Ferdinan melakukan selebrasi dengan sejumlah pemain lainnya usai menjebol gawang Myanmar dalam pertandingan lanjutan babak penyisihan Grup B SEA Games 2021 di Stadion Viet Tri, Phu Tho, Vietnam, Minggu (15/5/2022). (Bola.com/Ikhwan Yanuar)

Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia U-23 meraih tiket semifinal usai melibas Myanmar dengan skor 3-1 pada laga terakhir Grup A di Stadion Viet Tri, Phu Tho, Minggu (15/5/2022) sore WIB.

Tiga gol kemenangan skuad Garuda Muda masing-masing dicetak oleh Egy Maulana Vikri, Witan Sulaiman dan Marselino Ferdinan. Sedang gol balasan Myanmar lahir berkat aksi Maung Maung Lwin.

Advertisement

Kemenangan ini membuat Timnas Indonesia U-23 memimpin klasemen sementara Grup A dengan mengoleksi poin 9. Namun, posisi mereka kemungkinan besar digusur oleh tuan rumah Vietnam yang sedang bertanding dengan Timor Leste saat berita ini dibuat.

Kalau Vietnam mengalahkan Timor Leste dengan skor berapa pun, maka mereka unggul satu poin dari Garuda Muda.

Dihubungi Bola.com pascalaga, mantan pelatih PSM Makassar dan Persipura Jayapura, Raja Isa menilai Fachruddin Aryanto dan kolega memang lebih layak menang dibandingkan Myammar.

Namun di mata Raja Isa, kemenangan itu tak lepas dari keputusan Shin Tae-yong yang mengintrusikan tim asuhannya bermain agresif sejak menit awal meski hanya butuh hasil imbang untuk lolos ke semifinal.

Menurut Raja Isa, di kawasan Asia Tenggara, permainan menyerang ala Indonesia sejatinya tak kalah dibandingkan Vietnam dan Thailand. Baik di level junior mau pun senior. Namun, karakter menyerang itu kerap tak muncul saat menghadapi dua seterunya itu.

Pelatih berpaspor Malaysia itu merujuk penampilan timnas U-23 ketika menghadapi Vietnam pada laga perdana, Jumat (6/5/2022). Alhasil pada partai itu, Garuda Muda dilibas tuan rumah tiga gol tanpa balas.

Hasil berbeda ketika Indonesia tampil ofensif pada tiga laga lanjutan menghadapi Timor Leste, Filipina dan Myanmar. Dalam tiga laga, Indonesia mampu mencetak 11 gol.

2 dari 4 halaman

Faktor Egy dan Witan

Pemain Timnas Indonesia U-23, Egy Maulana Vikri melakukan selebrasi usai mencetak gol ketiga timnya saat laga lanjutan Grup A SEA Games 2021 antara Timnas Filipina melawan Timnas Indonesia di Stadion Viet Tri, Phu Tho, Vietnam, Jumat (13/05/2022). (Bola.com/Ikhwan Yanuar)

Raja Isa yang kini menangani klub Liga 1 Bangladesh, Muktijoddha Sangsad KC menilai kehadiran duet FK Senica, Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaiman berdampak signfikan untuk mendongkrak penampilan skuad Garuda di Sea Games 2022.

"Pergerakan mereka yang ditunjang oleh skill dan pengalaman bermain di Eropa memberi warna tersendiri pada lini serang. Egy dan Witan tak hanya mencetak gol tapi juga memberi asisst buat rekan-rekannya," terang Raja Isa.

Saat ini, Egy dan Witan sama-sama sudah mengoleksi tiga gol. Perolehan ini membuat keduanya berpeluang menjadi pencetak gol terbanyak di edisi Sea Games kali ini.

Selain Egy dan Witan, Raja Isa menunjuk Marselino Ferdinan sebagai sosok alternatif yang bisa jadi pembeda. Ia merujuk aksi Marcelino yang tampil sebagai starter menghadapi Myammar menggantikan peran Syahrian Abimanyu untuk mendampingi dua gelandang senior, Marc Klok dan Ricky Kambuaya.

Pada laga kontra Myanmar, pergerakan gelandang Persebaya Surabaya itu tak hanya merusak konsentrasi lini belakang lawan tapi juga mencetak gol. Itulah mengapa Raja Isa berharap Shin Tae-yong tetap menurunkan formasi serang yang sama di semifinal nanti.

"Menghadapi Thailand atau Malaysia yang bermain secara taktikal, cara terbaik untuk mengalahkan mereka adalah bermain ofensif," tegasnya.

3 dari 4 halaman

Lini Belakang Bermasalah

Pemain Timnas Indonesia U-23, Marselino Ferdinan bersiap melakukan tendangan penalti yang berujung pada gol keempat timnya saat laga lanjutan Grup A SEA Games 2021 antara Timnas Filipina melawan Timnas Indonesia di Stadion Viet Tri, Phu Tho, Vietnam, Jumat (13/05/2022). (Bola.com/Ikhwan Yanuar)

Raja Isa menambahkan, bermain ofensif dan agresif otomatis membuat Indonesia mendapatkan peluang mencetak gol lebih awal. Seperti yang dilakukan ke gawang Myanmar pada sepuluh menit awal dan dipengujung babak pertama.

"Tabungan tiga gol di babak pertama jadi faktor penentu kemenangan Indonesia sekaligus menutupi kelemahan lini belakang mereka," terang Raja Isa.

Raja Isa juga menegaskan, kordinasi antar bek di lini belakang Indonesia jadi kelemahan yang bisa dimanfaatkan Malaysia atau Thailand yang juga mengandalkan permainan ofensif dengan taktikal tertata.

"Dalam empat laga, gawang Indonesia hanya tak kebobolan ketika melawan Filipina. Beruntung, Indonesia memiliki kiper seperti Ernando Ari yang berkali-kali menyelamatkan gawangnya," pungkas Raja Isa.

4 dari 4 halaman

Berita Terkait