Meragukan Tapi Mengganas, Ini Orang yang Membuat Heboh Piala Dunia

oleh Choki Sihotang diperbarui 26 Sep 2022, 22:34 WIB
Aksi bomber Timnas Inggris, Michael Owen. Dia satu di antara sosok yang mengejutkan Piala Dunia. (AFP/Adrian Dennis)

Bola.com, Jakarta - Nasib dan nama pemain bisa menjadi buah bibir atau babak belur ketika berada di zona Piala Dunia. Termasuk nanti di Qatar 2022, publik pasti sudah menunggu siapa yang bakal moncer, punya nama baru, bahkan sampai harga jual teranyar yang setinggi langit.

Pada rentang sejarah Piala Dunia, ada beberapa momen yang memberi sinyal seperti itu. Satu di antaranya terkait Pele.

Advertisement

Tak semua orang setuju ketika Vicente Feola memasukkan nama Pele ke dalam skuad Timnas Brasil di Piala Dunia 1958. Satu di antara adalah Joao Carvalhaes, psikolog timnas Brasil kala itu.

 

2 dari 5 halaman

Masih Kecil

Pele. Striker Brasil yang kini berusia 81 tahun dan telah pensiun dari sepak bola internasional pada Juli 1971 ini menempati posisi ke-5 sebagai pencetak gol terbanyak di putaran final Piala Dunia. Dalam 4 edisi, 1958 hingga 1970 ia mampu mengoleksi 12 gol dan 8 assist dalam 14 laga dan berbuah 3 gelar juara kecuali pada edisi 1966. Gol ke-12 dicetak saat Brasil menang 4-1 atas Italia di partai final Piala Dunia 1970, 21 Juni 1970. (AFP)

"Dia masih kanak-kanak," kata Carvalhaes, memberi alasan, dilansir FourFourTwo. Tak hanya itu, Carvalhaes juga punya alasan lain. "Dia tak punya semangat juang yang kita perlukan," imbuhnya.

Sebelum bertolak ke Swedia, Feola mendapat pekerjaan rumah yang tak ringan. Dia harus bisa mempersembahkan gelar, mengingat Brasil belum pernah menjadi yang terbaik sejak Piala Dunia pertama di Uruguay pada 1930.

Pada Piala Dunia 1950, Brasil yang bertindak sebagai tuan rumah berpeluang menorehkan sejarah. Hanya saja, di final, di depan ribuan pendukungnya yang memadati Stadion Maracana, mereka dipermalukan Uruguay 1-2.

 

3 dari 5 halaman

Pentas Swiss

Empat tahun kemudian, saat Piala Dunia 1954 dihelat di Swiss, Brasil terkapar di perempat final. Oleh karena itulah, pada Piala Dunia 1958, Brasil harus juara dan itu harga mati bagi Feola.

Feola, yang kenyang asal garam sebagai juru taktik di Sao Paulo, membangun armadanya. Satu di antara pemain yang dipanggilnya ke timnas adalah seorang bocah bernama Edson Arantes do Nascimento alias Pele.

Demikianlah, Pele berada di antara nama-nama besar macam Mario Zagallo, Garrincha, Vava, dan Nilton Santos. Tapi, sejarah kemudian memahat, Piala Dunia 1958 sejatinya menjadi panggung yang spesial bagi Pele.

 

4 dari 5 halaman

Sensasi Darah Muda

Legenda sepak bola dunia asal Brasil, Pele serius menyimak hasil undian Piala Dunia 2018 di State Kremlin Palace, Moscow, (1/12/2017). Piala Dunia 2018 berlangsung sejak 14 Juni hingga 15 Juli 2018 di Rusia. (AFP/Alexander Nemenov)

Merangsek ke final, Tim Samba bersua tuan rumah Swedia. Tampil mengilap, Brasil pesta gol dengan kemenangan meyakinkan 5-2. Pele, bocah kemarin sore yang sempat diragukan itu memborong dua gol.

Gol pertamnya pada menit ke-55 sekaligus membuat Pele mengukuhkan diri sebagai pencetak gol termuda di pentas tertinggi empat tahunan: 17 tahun dan 239 hari. Sebelumnya, rekor gol termuda dipegang pemain Meksiko, Manuel Rosas. Rosas berusia 18 tahun dan 93 hari kala mencetak gol ke gawang Argentina pada Piala Dunia 1930.

Sensasi Pele di Swedia menuai pujian, tak hanya di Brasil tapi juga di seantero jagat. Sejak itu, nama Pele terus berkibar dan sampai detik ini rekor pencetak gol termuda di Piala Dunia masih atas namanya.

 

5 dari 5 halaman

Pencetak Termuda

Ilustrasi - Lionel Messi dikelilingi Pele dan Romario (Bola.com/Adreanus Titus)

Sebagai tambahan, yuk simak siapa saja pencetak gol termuda di panggung Piala Dunia :

Pelé (Brasil): 17 tahun, 239 hari pada 19 Juni 1958 vs Wales

Manuel Rosas (Meksiko): 18 tahun, 93 hari pada 19 Juli 1930 vs Argentina

Michael Owen (Inggris): 18 tahun, 190 hari pada 22 Juni 1998 vs Rumania

Nicolae Kovács (Rumania): 18 tahun, 197 hari pada 14 Juli 1930 vs Peru

Dmitry Sychev (Rusia): 18 tahun, 231 hari pada 14 Juni 2002 vs Belgia

Lionel Messi (Argentina): 18 tahun, 357 hari pada 16 Juni 2006 vs Serbia

Julian Green (AS): 19 tahun, 25 hari pada 1 Juli 2014 vs Belgia

Divock Origi (Belgia): 19 tahun, 65 hari pada 22 Juni 2014 vs Rusia

Martin Hoffmann (Jerman Timur): 19 tahun, 88 hari pada 18 Juni 1974 vs Chili

Constantin Stanciu (Rumania): 19 tahun, 92 hari pada 14 Juli 1930 vs Peru

Sumber: Theanalyst

Berita Terkait