Tragedi Kanjuruhan Jadi Paling Kelam Kedua dalam Sejarah Sepak Bola Dunia, Jumlah Korban Melewati Peristiwa Hillsborough

oleh Aryo Atmaja diperbarui 02 Okt 2022, 19:09 WIB
Kericuhan tak terelakkan di stadion yang menjadi markas Arema FC itu. Aremania turun ke lapangan setelah tim kesayangan mereka kalah dari rival bebuyutannya. (AP/Yudha Prabowo)

Bola.com, Jakarta - Sepak bola Indonesia kembali berduka dengan adanya insiden yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022) malam WIB. Tercatat 127 orang meninggal dunia setelah pertandingan pekan ke-11 BRI Liga 1 2022/2023 antara Arema FC kontra Persebaya Surabaya tersebut.

Selain korban meninggal dunia, ada 180 suporter yang masih dalam perawatan di rumah sakit. Ratusan korban ini karena efek gas air mata yang ditembakkan aparat keamanan untuk membubarkan suporter Arema FC yang berupaya masuk ke dalam lapangan.

Advertisement

Kronologinya bermula setelah wasit meniupkan peluit panjang, ribuan Aremania merangsek masuk ke area lapangan, mereka kecewa tim kesayangan kalah di tangan rival.

Kerusuhan meluas, botol-botol dilempar ke dalam lapangan termasuk juga flare dan benda lainnya. Petugas keamanan tidak tinggal diam, polisi dan TNI masuk ke lapangan berusaha menekan serbuan.

Mobil polisi ikut menjadi sasaran amukan suporter dengan dibakar. Kondisi tersebut membuat polisi menembakkan gas air mata, karena menimbang jumlah personil keamanan yang tak sebanding dengan suporter.

2 dari 4 halaman

Ratusan Orang Meninggal Dunia

Hingga berita ini dimuat, belum ada rilis resmi jumlah korban jiwa dalam peristiwa mencekam usai duel Arema Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022) malam. Yang jelas tidak ada sepak bola seharga nyawa manusia. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Kondisi yang paling tidak diinginkan pun terjadi, ratusan nyawa melayang akibat tragedi Kanjuruhan Malang. Data sementara dari pihak kepolisian, total korban tewas kini sebanyak 129 orang, bertambah dari sebelumnya 127 orang.

Di luar data resmi dari kepolisian, beredar pula informasi bahwa jumlah korban jiwa bertambah menjadi 153 orang. Namun, pihak kepolisian belum membenarkan ketika ditanya soal sebaran data tersebut.

Dengan banyaknya jumlah korban yang tewas, sepak bola Indonesia pun kembali menjadi sorotan dunia. Dan fakta yang paling menyedihkan adalah tragedi Arema merupakan pertandingan sepak bola paling mematikan kedua dalam sejarah.

3 dari 4 halaman

Bencana Nasional di Peru

Sejumlah kendaraan dibakar di luar Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Minggu (2/10/2022). Sebanyak 127 orang tewas ketika para penggemar yang marah menyerbu lapangan sepak bola setelah pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya pada 1 Oktober 2022. (PUTRI/AFP)

Dengan banyaknya jumlah korban yang tewas, sepak bola Indonesia pun kembali menjadi sorotan dunia. Fakta yang paling menyedihkan adalah tragedi Kanjuruhan merupakan pertandingan sepak bola paling mematikan kedua dalam sejarah.

Menurut laporan Priceonomics, pertandingan paling mematikan dalam sejarah sepak bola adalah di Stadion Nasional Lima, Peru. Momen mengerikan itu terjadi pada 24 Mei 1964 dan merenggut nyawa 354 orang.

Timnas Peru bersua Argentina di babak kualifikasi kedua untuk turnamen Olimpiade Tokyo. Pertandingan ini disaksikan 53.000 penonton atau 5% dari populasi ibu kota pada saat itu.

Sebagai akibatnya, 328 orang tewas karena sesak napas dan/atau pendarahan internal, meskipun kemungkinan jumlah korban tewas lebih tinggi.

4 dari 4 halaman

Daftar Tragedi Kelam dalam Sejarah Sepak Bola di Dunia

Tragedi memilukan kembali mewarnai sepak bola tanah air. Kerusuhan hingga menelan korban jiwa terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022).
  1. 24 Mei 1964, Estadio Nacional Disaster, Lima, Peru, 328 Orang Tewas
  2. 1 Oktober 2022, Tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang, Indonesia, 127 Orang Tewas
  3. 9 Mei 2001, Accra Sports Stadium Disaster, Accra, Ghana, 126 Orang Tewas
  4. 15 April 1989, Hillsborough Disaster, Sheffield, Inggris, 96 Orang Tewas
  5. 12 Maret 1988, Kathmandu Hailstorm Disaster, Kathmandu, Nepal, 93 Orang Tewas
  6. 16 Oktober 1996, Mateo Flores National Disaster, Guatemala City, Guatemala, 80 Orang Tewas
  7. 1 Februari 2012, Port Said Staduim Riot, Port Said, Mesir, 70 Orang Tewas
  8. 23 Juni 1968, Puerta 12, Estadion Monumental, Buenos Aires, Argentina, 71 Orang Tewas
  9. 2 Januari 1971, Second Ibrox Stadium DIsasterm Glasgow, Skotlandia, 66 Orang Tewas
  10. 20 Oktober 1982, Luzhniki DIsaster, Leni Stadium, Moskow, Uni Soviet, 66 Orang Tewas

Disadur dari: Liputan6.com (Muhammad Yanto, published 2/10/2022)

Berita Terkait