Tragedi Kanjuruhan, Presiden AFC Syok dan Sedih 129 Nyawa Melayang di Sepak Bola Indonesia

oleh Muhammad Adi Yaksa diperbarui 02 Okt 2022, 14:30 WIB
Pemain, ofisial, dan perangkat pertandingan laga Arema Vs Persebaya diberikan kawalan ketat untuk masuk ke dalam ruang stadion karena mereka tak henti-hentinya dilempari botol dan benda-benda lainnya dari tribun Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu (1/10/2022) malam. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Bola.com, Kuala Lumpur - Presiden Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC), Shaikh Salman bin Ebrahim Al Khalifa syok dan sedih atas tragedi Kanjuruhan di sepak bola Indonesia.

Sedikitnya 129 orang meninggal dunia akibat kerusuhan suporter Arema FC dan tindakan represif kepolisian dalam partai kontra Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022) malam WIB.

Advertisement

"Saya sangat terkejut dan sedih mendengar berita tragis seperti ini keluar dari Indonesia yang mencintai sepak bola," ujar Shaikh Salman dinukil dari laman AFC.

"Atas nama AFC dan keluarga sepak bola Asia, saya menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada keluarga dan teman-teman para korban, sambil mengungkapkan rasa duka cita kami," tutur Shaikh Salman.

2 dari 4 halaman

Doa dan Harapan AFC

AFC. (Bola.com/AFC)

AFC berharap suporter yang menjadi korban luka-luka dapat segera sembuh. Shaikh Salman juga memberikan dukungan untuk PSSI dan sepak bola Indonesia.

"Semoga cepat pulih untuk para pendukung yang terluka dalam insiden itu dan dukungan untuk PSSI dan klub-klub," Shaikh Salman.

"Dukungan dan doa keluarga sepak bola Asia bersama keluarga sepak bola Indonesia selama momen yang sulit ini," tulis AFC.

3 dari 4 halaman

Kompetisi Ditunda

Tragedi memilukan kembali mewarnai sepak bola tanah air. Kerusuhan hingga menelan korban jiwa terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022).

Akibat tragedi Kanjuruhan, PT Liga Indonesia Baru (LIB) memutuskan untuk menunda Liga 1 selama sepekan.

"Kami prihatin dan sangat menyesalkan peristiwa tersebut. Kami ikut berduka cita dan semoga ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua," imbuh Direktur Utama PT LIB, Akhmad Hadian Lukita.

"Keputusan tersebut kami umumkan setelah kami mendapatkan arahan dari Ketua PSSI, Mochamad Iriawan. Ini kami lakukan untuk menghormati semuanya dan sambil menunggu proses investigasi dari PSSI," jelasnya.

4 dari 4 halaman

Gas Air Mata dan Terinjak-injak

Banyaknya suporter yang tewas di Stadion Kanjuruhan diduga karena sesak napas akibat penembakan gas air mata oleh aparat dan terinjak-injak dalam kerumunan.

Sebenarnya, pembubaran suporter menggunakan gas air mata tidak diperbolehkan dalam aturan FIFA. Merujuk FIFA stadium safety and security regulation pasal 19, poin b, disebutkan pelarangan menggunakan senjata api atau gas pengendali masa.

Berita Terkait