Perjalanan Pahit-Manis di Balik Rekor Sensasional Pele, Satu-satunya Pemain Pengoleksi 3 Trofi Piala Dunia

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 30 Des 2022, 09:26 WIB
Pemain Brasil Pele diangkat rekan satu timnya setelah Brasil memenangkan final Piala Dunia melawan Italia di Estadio Azteca, Mexico City, 21 Juni 1970. Legenda sepak bola dunia itu mengembuskan nafas terakhir pada usia 82 tahun. (AP Photo, File)

Bola.com, Jakarta - Legenda sepak bola dunia, Pele, tutup usia, Jumat (30/12/2022) dini hari WIB. Sepak bola dunia kehilangan satu di antara talenta terbaiknya. 

Pele mengembuskan napas terakhir pada usia 82 tahun di Rumah Sakit Albert Einstein, Sao Paulo, Brasil. Kabar Pele tutup usia dikonfirmasi oleh manajer bisnisnya, Joe Fraga.

Advertisement

Pria bernama lengkap Edson Arantes de Nascimento itu sudah lama dirawat di rumah sakit, tepatnya sejak 29 November 2022. Dia mengidap kanker kolon sejak September 2021, serta beberapa penyakit lainnya.

Pele punya rekor yang tidak dimiliki siapa pun, bahkan Lionel Messi dan Diego Maradona. Dia merupakan satu-satunya pemain dalam sejarah Piala Dunia yang berhasil menggenggam tiga gelar juara Piala, yaitu pada 1958, 1962, dan 1970. 

Pele total tampil dalam empat edisi Piala Dunia, termasuk 1966. Namun, pada 1966 tidak berbuah trofi karena Brasil gagal lolos dari fase grup. 

Prestasi tertinggi dalam karier Pele tersebut juga diwarnai dengan fase naik turun selama 12 tahun. Begini kisah lengkapnya. 

 

2 dari 5 halaman

Bak Dongeng di Piala Dunia 1958

Pele. Legenda sepak bola Brasil bernama asli Edson Arantes do Nascimento yang tampil dalam 4 edisi Piala Dunia mulai edisi 1958 hingga 1970 ini total berkontribusi dalam 20 gol, dengan rincian mencetak 12 gol dan 8 assist dari 14 laga. Torehannya tersebut mampu membawa Brasil tiga kali meraih trofi Piala Dunia pada edisi 1958, 1962 dan 1970. (AFP)

Kisah Pele di Piala Dunia dibuka bak dongeng pada 1958 saat Brasil merebut trofi Jules Rimet untuk kali pertama. 

Rookie berusia 17 tahun tersebut, yang belum pernah bepergian dengan pesawat sebelumnya, menganggap terpilihnya dirinya untuk berkiprah di Piala Dunia Swedia adalah kesalahan.

Namun, dia menjadi pemain termuda di Piala Dunia tersebut. Setelah absen pada dua pertandingan pertama karena cedera lutut, Pele mencetak enam gol dalam empat penampilan.

Torehannya termasuk hattrick pada semifinal melawan Prancis dan dua gol di final melawan tuan rumah Swedia.  Wonderkid itu menangis tersedu-sedu di bahu Raja Swedia selama perayaan gelar juara setelah pertandingan.

 

3 dari 5 halaman

Cedera di Piala Dunia 1962, tapi Mainkan Peran Krusial

Pele (ketiga dari kiri). Eks striker Brasil yang kini berusia 82 tahun yang pensiun pada Oktober 1977 bersama New York Cosmos ini tercatat menjadi pemain debutan termuda kelima sepanjang sejarah Piala Dunia. Ia baru berusia 17 tahun, 7 bulan dan 23 hari saat diturunkan dalam laga matchday ketiga Grup 4 menghadapi Uni Soviet (15/6/1958) pada Piala Dunia 1958 di Swedia yang berakhir dengan kemenangan 2-0. Ia kembali masuk skuad Brasil pada 3 edisi Piala Dunia berikutnya, 1962, 1966 dan 1970. (AFP)

Dua Piala Dunia berikutnya yang diikuti Pele benar-benar jauh dari keindahan dongeng.  Dia menambah pundi-pundi medali juara Piala Dunia di Chile pada 1962. 

Namun, Pele mengalami cedera pada laga kedua, kemudian membuatnya absen pada sisa turnamen. Meski begitu, dia memainkan perannya dengan membantu penggantinya yang tidak berpengalaman, Amarildo. 

Setelah mencetak dua gol dalam kemenangan fase grup yang menentukan atas Spanyol, Amarildo bercerita. “Saya merasa sedikit gentar dengan tanggung jawab menggantikan Pele, tetapi dia menyemangati saya dengan sikap yang tidak akan pernah saya lupakan," tuturnya, seperti dikutip dari The Sun

“Dia mengatakan kepada saya, 'Pada 1958, saya mulai sebagai pemain cadangan, tetapi masuk ke tim dan mempertahankan tempat saya saat kami menjadi juara. Sekarang saatnya bagi Anda’, ” imbuhnya. 

 

 

4 dari 5 halaman

Kisah Pahit di Piala Dunia 1966

Legenda sepak bola Brasil, Pele, saat menghadiri Drawing Piala Dunia 2018 di Kremlin Palace, Jumat (1/12/2017). Acara tersebut dihadiri legenda sepak bola dunia. (AFP/Mladen Antonov)

Pele berharap menorehkan hattrick juara pada Piala Dunia 1966 di Inggris. Namun, edisi tersebut malah berubah menjadi bencana bagi Brasil. 

Superstar yang bermain di Santos itu mengukir tendangan bebas brilian pada laga pembuka Brasil saat mengalahkan Bulgaria 2-0. 

Dia kemudian mendapat pelanggaran brutal dan cedera lutut membuatnya absen pada laga berikutnya. Brasil di luar dugaan takluk dari Hungaria. 

Pele dinyatakan fit untuk pertandingan krusial melawan Portugal, tetapi pelanggaran keras oleh Joao Morais membuatnya tidak banyak berkontribusi. Brasil kalah 1-3. 

 

 

5 dari 5 halaman

Akhir Indah di Piala Dunia 1970

Mantan pemain timnas Brasil Pele memegang replika trofi Jules Rimet. Trofi ini diberikan kepada pemenang Piala dunia. (ADRIAN DENNIS / AFP)

Merebut kembali gelar Piala Dunia adalah prioritas bagi Brasil. Pemerintah Brasil bahkan ikut turun tangan membujuk Pele supaya mengubah keputusan dan tampil pada Piala Dunia 1970 di Meksiko. 

Tapi dia kesulitan mengembalikan kebugaran dan performa penuh saat Piala Dunia mendekat. Pelatih Joao Saldanha bahkan berencana untuk mencoretnya — salah satu alasan utama dia dipecat hanya sepuluh pekan sebelum Piala Dunia.

“Setelah satu pertandingan di mana saya dicemooh, saya menangis ketika sampai di rumah. Saya telah kehilangan sepak bola saya dan saya khawatir," kata Pela. 

"Ketika saya putus asa untuk melakukan sesuatu dengan benar, semuanya menjadi salah."

Mario Zagallo, rekan satu tim Pele dari final 1958 dan 1962, mengambil alih posisi pelatih dan mendukungnya bahkan setelah dia gagal dua kali penalti dalam hasil imbang tanpa gol melawan Bulgaria di salah satu pertandingan pemanasan terakhir Brasil sebelum berangkat ke Meksiko.

Pele tidak mengecewakan Zagallo, membintangi semua enam pertandingan di Piala Dunia 1970.  mencetak empat gol untuk menambah jumlah golnya menjadi 12 dalam 14 penampilan di Piala Dunia.

Pele yang saat itu berusia 29 tahun, berada di puncak kekuatannya dan sudah selayaknya mencetak gol pembuka dalam kemenangan 4-1 atas Italia di final. Dia menegaskan itu akan menjadi Piala Dunia terakhirnya.

“Bahkan pada tahun 1958 saya tidak merasa begitu bahagia. Saya punya janji dengan diri saya sendiri untuk memenangi trofi ini lagi. Sekarang saya sudah selesai," kata Pele saat itu. 

“Bagi saya, gelar ini memiliki nilai lebih daripada yang lainnya. Pada 1958, saya adalah anak laki-laki tanpa tekanan apa pun. Yang ini berbeda. Jika saya kalah, saya tidak akan pernah menjadi Pele yang sama.”

Sumber: The Sun, BBC

 

Berita Terkait