5 Spesialis Tendangan Salto Terhebat dalam Sejarah Sepak Bola: Jangan Cari Lionel Messi ya...

Bertubuh kecil dan mungil, Diego Maradona adalah spesialis tendangan salto yang berbeda dari para ahli arketipe di bidang ini.

Sementara kebanyakan pemain menggunakan kekuatan fisik dan postur tubuh mereka untuk menjangkau umpan-umpan yang sulit dijangkau, pemain Argentina yang hebat ini menggunakan kelincahannya untuk menghasilkan tendangan akrobatik di posisi-posisi lebih rumit.

Meskipun hasil tendangan saltonya yang akurat tidak terdokumentasi, Maradona disebut sebagai salah satu pemain paling terkenal dalam teknik ini selama dekade-dekade terakhir abad ke-20, dalam buku Michael Lewis, Soccer for Dummies.

Ia juga menghasilkan assist akrobatik paling ikonik sepanjang masa, untuk Napoli melawan Bari pada musim 1989/1990.

Juga disebutkan dalam buku Lewis sebagai pelopor tendangan salto yang berpengaruh, Pele menulis dalam autobiografinya tentang penyesalannya bahwa hanya 'tiga atau empat' dari 1.283 gol dalam kariernya yang merupakan tendangan salto.

Nah, angka ini secara signifikan melampaui 99,9 persen pesepak bola yang pernah ada, dan dengan demikian langsung memberinya tempat terhormat dalam daftar ini.

Serupa dengan Maradona, Pele bukan pesepak bola tertinggi, sehingga sebagian besar tendangan saltonya lebih menekankan pada pemanfaatan ruang sempit daripada melompat ke udara dan menyerang bola dengan ganas.

Hanya sedikit orang di zaman modern yang dapat mengklaim telah menyaksikan yang terbaik dari Pele, meskipun ia adalah salah satu pesepak bola terhebat sepanjang masa.

Jadi, sulit untuk mengukur seberapa hebatnya ia sebagai spesialis tendangan salto, tetapi ia cukup produktif di bidang ini untuk menghasilkan kompilasi dua menit dari upaya senamnya, jadi begitulah.

Berlatar belakang senam, mantan striker Real Madrid, Hugo Sanchez, mulai berlatih tendangan salto pada usia empat tahun.

Tendangan salto yang kemudian identik dengan tendangan akrobatik ini akhirnya menjadi ciri khas karier gemilang pemain Meksiko tersebut. Mencetak banyak tendangan salto, Sanchez mematenkan tendangan salto yang fasih tersebut.

Kegembiraannya dan keinginannya untuk menunjukkan bakat uniknya, membawanya ke puncak karier dan membuktikan diri sebagai master tendangan salto.

Senam di usia dini yang disebut-sebut memainkan peran penting dalam mengembangkan keterampilan ini, menimbulkan pertanyaan mengapa lebih banyak striker tidak berlatih olahraga lain ini di samping, untuk menyempurnakan penyelesaian akrobatik di lapangan.

Sebagai spesimen fisik yang unik, postur tubuh dan kekuatan Zlatan Ibrahimovic membuatnya mampu mencetak gol-gol akrobatik yang luar biasa.

Hal ini dibuktikan dengan golnya yang memenangkan penghargaan FIFA Puskas melawan Inggris untuk Swedia pada tahun 2012, yang mungkin merupakan tendangan salto terhebat sepanjang masa.

Biasanya, tendangan salto dilakukan dalam jarak dekat dari gawang. Menghasilkan kekuatan yang cukup untuk menembus gawang saat melayang di udara, dengan punggung menghadap gawang dan tubuh miring, serta beberapa meter di luar kotak penalti, merupakan hal yang jarang terjadi.

Ibrahimovic mencapai hal ini dengan golnya yang luar biasa melawan The Three Lions.

Seorang pria yang dikenal karena menciptakan momen-momen menakjubkan, gol salto Cristiano Ronaldo yang luar biasa melawan Juventus pada 2018 adalah salah satu yang paling berkesan di dunia ini.

Mengingat kemampuannya yang luar biasa di udara, dengan lompatan yang luar biasa, masuk akal jika gol ini akan diterjemahkan menjadi aksi akrobatik.

Eksploitasi tendangan saltonya tentu tidak terbatas pada gol melawan Si Nyonya Tua. Mantan pemain Manchester United ini, faktanya, memiliki katalog gol yang substansial seperti ini, dengan Bicycle Potential memperkirakan ia telah mencetak lebih dari 25 tendangan salto sepanjang kariernya yang gemilang, dan ia mencetak gol terbarunya untuk Al Nassr pada November 2025.

Sebuah angka yang mencengangkan, mengingat sebagian besar pemain yang berhasil mencetak gol dari skenario ini hanya terbatas pada satu atau dua momen saja.

Sumber: Givemesport