MotoGP: Ducati Sindir Honda dan Yamaha, Keterpurukan Gara-gara Cuma Prioritaskan Satu Pembalap

oleh Hendry Wibowo diperbarui 23 Jun 2023, 05:15 WIB
Marc Marquez (kiri) dan Fabio Quartararo (kanan) merupakan pembalap andalan tim masing-masing. Marquez di tim Honda, Quartararo memperkuat Yamaha. (Filippo MONTEFORTE / AFP)

Bola.com, Jakarta - Fenomena baru terjadi di MotoGP. Pabrikan asal Eropa: Aprilia, KTM dan khususnya Ducati memperlihatkan performa motor luar biasa.

Sebaliknya, Honda dan Yamaha, pabrikan Jepang yang sangat dominan sejak era peralihan kelas 500cc ke MotoGP, justru harus gigit jati.

Advertisement

Fenomena di atas terlihat pada persaingan MotoGP 2023. Dalam tujuh seri pertama musim ini, kemenangan sprint race disabet Ducati dan KTM.

Dalam main race, pabrikan Jepang baru sekali menang, yakni lewat Honda yang memenangi Seri Austin bersama Alex Rins.

2 dari 4 halaman

Sindiran Ducati

Luca Marini bersama bos Ducati, Gigi Dall'Igna pada sesi tes shakedown MotoGP Qatar, Jumat (05/03/2021). (Twitter/SKY Racing VR46)

General Manager Ducati Corse, Gigi Dall'Igna, memberikan komentar soal jebloknya performa Honda dan Yamaha di MotoGP 2023.

Menurutnya Honda dan Yamaha terlalu terfokus kepada satu rider. Marc Marquez di kubu Honda, Fabio Quartararo di Yamaha.

"Kesalahan strategi mereka adalah hanya mengikuti satu rider. Mereka menjadikan hasil balap dan sensasi pembalap utama mereka, yakni Fabio untuk Yamaha dan Marc untuk Honda, sebagai dasar pengembangan motor," ujarnya lewat La Stampa, seperti dikutip via GPOne, Rabu (21/06/2023).

"Yang dikatakan rider top atau juara kepada Anda sering kali bukan hal yang sebenarnya terjadi, karena talenta mereka menutupi semua masalah pada motornya."

"Secara paradoks, untuk mengembangkan proyek dengan baik, Anda harus mendengarkan semua suara, semua rider," lanjut pria Italia ini.

3 dari 4 halaman

Kalah Jumlah

Ducati sendiri sangat dominan di ajang MotoGP saat ini. Bayangkan mereka punya delapan motor yang semuanya kompetitif.

Bahkan semua tim satelit mereka: ada tiga, punya kemampuan untuk setidaknya naik podium. Bandingkan dengan Yamaha yang bahkan tidak punya tim satelit. Sementara Honda cuma memiliki satu tim satelit: LCR Honda.

Mendengarkan aspirasi seluruh pembalap Ducati juga tak membuat Dall'Igna cemas soal kemungkinan mereka bentrok karena sama-sama kuat.

4 dari 4 halaman

Semua Harus Kompetitif

Pembalap pabrikan Ducati, Pecco Bagnaia. (AP/Peter Dejong)

Menurutnya, sudah tugas Ducati membuat mereka tampil kompetitif. Ia hanya berharap mereka bertarung secara sportif dan saling menghormati.

"Saya menyukai semua rider saya, dan saya ingin mereka semua meraih kepuasan yang layak mereka dapatkan. Namun, sudah jelas pada akhir musim hanya ada satu yang bisa jadi juara. Yang penting, pertarungan mereka harus adil, dan itulah ketertarikan utama saya," ucapnya.

"Jika rider kami berebut gelar dengan rider pabrikan lain, kami akan melakukan segalanya demi membantu. Namun, jika kami mencapai akhir musim dengan menghadapi situasi seperti sekarang (Pecco Bagnaia vs Jorge Martin), tiap rider Ducati punya kebebasan untuk memainkan kartunya sendiri," tutupnya.

Sumber: La Stampa, GPOne

 

Berita Terkait