8 Klub Raksasa yang Belum Pernah Juarai Liga Champions: PSG Paling Apes

oleh Radifa Arsa diperbarui 13 Apr 2024, 08:30 WIB
Logo dan Trofi Liga Champions. (Bola.com/Dody Iryawan)

Bola.com, Jakarta - Liga Champions adalah turnamen antarklub paling bergengsi di dunia, terutama di Eropa. Menyabet gelar Liga Champions adalah puncak impian klub-klub raksasa Eropa. 

Real Madrid merupakan klub tersukses dalam sejarah Liga Champions. Klub berjulukan Los Blancos tersebut mengoleksi 14 trofi. 

Advertisement

Tak ada klub lain yang mampu mendekati pencapaian gemilang Real Madrid. Beberapa klub raksasa Inggris juga punya koleksi trofi Liga Champions, seperti Liverpool, Manchester United, Chelsea, dan terbaru Manchester City. 

Namun, ada juga yang kerap kalah di final Liga Champions. Contohnya saja Juventus, yang tujuh kali keok di final. Beruntung, mereka pernah menang dua kali. 

Lalu, klub besar apa saja yang belum pernah merengkuh gelar Liga Champions? Berikut daftarnya.

-- 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 9 halaman

8. Valencia

Penyerang Valencia, Kevin Gameiro membawa bola saat bertanding melawan Atalanta pada pertandingan leg kedua babak 16 besar Liga Champions di Mestalla, Spanyol (10/3/2020). Atalanta menang 4-3 atas Valencia dan lolos ke perempat final Liga Champions. (UEFA via AP)

Valencia adalah salah satu klub terbesar di Spanyol, yang punya suporter yang all out mendukung dan memiliki tim yang berkualitas. 

Mereka sudah dua kali mencapai final Liga Champions, terakhir pada 2001. Saat itu, mereka menghadapi Bayern Munchen dan kalah 4-5 melalui adu penalti. 

Tiga tahun sebelumnya, Valencia kalah 0-3 dari Real Madrid di final Liga Champions juga. 

 

3 dari 9 halaman

7. Bayer Leverkusen

Gelandang Bayer Leverkusen Robert Andrich (tengah) berselebrasi dengan timnya setelah mencetak gol pembuka untuk timnya ke gawang Atletico Madrid dalam matchday kedua Grup B Liga Champions di BayArena, Rabu (14/9/2022) dini hari WIB. Bertandang ke markas Bayer Leverkusen, Atletico Madrid tumbang dengan skor 0-2. (Photo by Sascha Schuermann / AFP)

Pada musim 2023/2024, Bayer Leverkusen terbang di puncak klasemen Bundesliga di bawah asuhan Xabi Alonso, membawa kembali kenangan tim pada di awal 2000-an. Pada 2002, mereka menghadapi Real Madrid di final tetapi kalah 1-2.

Yang menyakitkan, Bayer Leverkusen menjadi klub kedua yang finis sebagai runner-up di Liga Champions, liga domestik, dan kompetisi piala di musim yang sama setelah Barcelona pada 1986. Itu adalah satu-satunya Bayer Leverkusen berhasil melangkah lebih dari perempat final. 

4 dari 9 halaman

6. Lyon

Pemain Lyon Moussa Dembele (kiri) dan Karl Toko Ekambi berlari saat sesi latihan di Stadion Restelo, Lisbon, Portugal, Selasa (18/8/2020). Lyon akan menghadapi Bayern Munchen pada pertandingan semifinal Liga Champions. (Franck Fife/Pool via AP)

Hanya satu klub Prancis yang pernah menjuarai Liga Champions, yaitu Marseille. Lyon, bersama PSG dan Monaco, menderita selama bertahun-tahun di ajang itu, termasuk dua kekalahan di semifinal.

Pada 2020, Lyon kalah 0-3 dari Bayern Munchen. Pertandingan ini hanya berlangsung satu leg karena pandemi COVID-19, sehingga terpaksa dimainkan di Portugal.

Namun, sepuluh tahun sebelumnya, mereka kalah untuk pertama kalinya di semifinal, lawan Bayern Munchen juga. Mirip dengan 2020, mereka takluk 0-3 pada leg kedua, sehingga  agregat menjadi 0-4.

5 dari 9 halaman

5. AS Roma

Setelah sempat kalah 0-2 pada matchday pertama Grup E saat bermain di Allianz Arena (15/9/2010), AS Roma berhasil membalas dengan kemenangan 3-2 saat gantian menjadi tuan rumah di Olimpico Stadium pada matchday kelima (23/11/2010). Sempat tertinggal dua gol lewat brace Mario Gomez di babak pertama, AS Roma melakukan comeback dengan mencetak tiga gol di babak kedua lewat Marco Borriello, Daniele De Rossi dan Francesco Totti. (AFP/Filippo Monteforte)

AS Roma punya sejarah dan tradisi sebagai salah satu klub terbesar di Italia. Namun, kesuksesan mereka tak berlaku di Liga Champions. 

Mereka pernah menembus final satu kali, pada 1984, namun kalah dari Liverpool. Klub raksasa Italia dianggap sebagai favorit karena menjadi tuan rumah pertandingan di Stadio Olimpico.  Namun, Liverpool menang melalui adu penalti setelah bermain imbang 1-1.

AS Roma baru kembali mencapai semifinal pada 2018, tetapi sekali lagi Liverpool menghentikan mereka. The Reds secara dramatis melenggang ke final dengan agregat 7-6 setelah memenangi leg pertama 5-2.

6 dari 9 halaman

4. Tottenham Hotspur

Gelandang Bayern Munchen, Serge Gnabry, melepaskan tendangan saat melawan Tottenham pada laga Liga Champions di Stadion Tottenham, London, Selasa (1/10). Tottenham kalah 2-7 dari Munchen. (AFP/Glyn Kirk)

Jika Anda bertanya kepada fans Tottenham apa pertandingan yang paling menyedihkan, mereka mungkin akan menjawab final Liga Champions.

Pada 2019, mereka berhasil melewati rintangan untuk mencapai final, mengalahkan Dortmund dengan agregat 4-0, Man City melalui gol tandang, dan Ajax juga lewat gol tandang. Tottenham menghadapi Liverpool di final. Spuras kalah 0-2. 

Itu adalah pertandingan yang kejam karena The Lilywhites mempunyai peluang yang lebih baik. Tottenham belum pernah ke final lagi sampai sekarang. 

7 dari 9 halaman

3. Arsenal

Kiper Arsenal, Jens Lehmann (kiri), menerima kartu merah pada laga final Liga Champions melawan Barcelona, di Stade de France, 17 Mei 2006. (AFP/Gabriel Bouys)

Tottenham bukan satu-satunya klub di London Utara yang belum pernah menjadi kampiun Liga Champions. 

Pada 2006, Arsenal mengalahkan Real Madrid, Juventus, dan Villarreal di babak sistem gugur untuk mengamankan tiket final Liga Champions melawan Barcelona. ​

The Gunners memimpin di babak pertama melalui Sol Campbell, namun gol akhir dari Samuel Eto'o dan Juliano Belletti membuat Arsenal patah hati. 

Lebih buruk lagi bagi Arsenal, setahun kemudian, legenda klub Thierry Henry hengkang bergabung ke Barcelona. 

8 dari 9 halaman

2. Atletico Madrid

Penampilan mengesankan dari penjaga gawang Atletico Madrid, Jan Oblak menjadi salah satu penentu keberhasilan Los Rojiblancos menembus perempat final Liga Champions 2023/2024. (JAVIER SORIANO/AFP)

Kalah di final Liga Champions sudah cukup buruk. Namun, kalah dari rival terbesar terasa lebih buruk lagi. Momen seperti itu dialami dua kali oleh Atletico Madrid dalam tiga tahun – dan keduanya mendapat perpanjangan waktu, melawan Real Madrid. 

Pada 2014, mereka kalah 1-4 setelah perpanjangan waktu. Dua tahun kemudian, Atletico Madrid kalah telak melalui adu penalti. Mereka telah mencapai tiga final Liga Champions dan semuanya kalah. 

9 dari 9 halaman

1. Paris Saint-Germain

Penyerang Paris Saint-Germain atau PSG, Kylian Mbappe (tengah) berebut bola dengan pemain Manchester City Oleksandr Zinchenko dan John Stones pada leg pertama semifinal Liga Champions di Parc des Princes, Kamis (29/4/2021). Manchester City mengalahkan PSG 2-1. (Anne-Christine POUJOULAT/AFP)

PSG telah menjadi klub Prancis paling sukses di abad ke-21. Mereka telah merekrut beberapa pemain terhebat dunia, termasuk Kylian Mbappe, Neymar dan Lionel Messi, namun belum menjuarai Liga Champions.

Pada 2020, mereka mencapai final untuk pertama kali. Terlepas dari bakat Neymar dan Mbappe, mereka gagal mencetak gol dan kalah 0-1. Setahun kemudian, mereka tersingkir di semifinal oleh Man City. Klub Inggris itu menang agregat 4-1. Uang pun tak mampu menyelesaikan masalah PSG di kompetisi Eropa.

Berita Terkait