2 Kelemahan Mencolok Timnas Indonesia U-20 saat Takluk dari 10 Pemain Yordania U-20: Passing dan Kreativitas

Timnas Indonesia U-20 takluk dari Timnas Yordania U-20 dengan skor 0-1 pada Mandiri U-20 Challenge Series 2025 di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jumat (24/1/2025) malam WIB.

BolaCom | Gatot SumitroDiperbarui 24 Januari 2025, 22:56 WIB
Pelatih Timnas Indonesia U-20, Indra Sjafri, saat memimpin anak-anak asuhnya lawan Maladewa U-20, Rabu (25/9/2024). (c) Bola.net/Bagaskara Lazuardi

Bola.com, Sidoarjo - Timnas Indonesia U-20 takluk dari Timnas Yordania U-20 dengan skor 0-1 pada Mandiri U-20 Challenge Series 2025 di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jumat (24/1/2025) malam WIB.

Ibrahim Sabra memberi daya kejut kepada Garuda Nusantara lewat gol cepat dari sundulan saat laga baru berjalan empat menit.

Advertisement

Sebenarnya pasukan Indra Sjafri diuntungkan dengan diusirnya kiper Salameh Ali Salameh karena melanggar Muhammad Ragil yang sendirian berlari ke gawang Yordania U-20. Posisi Salameh pun diganti oleh Abdullah Al-Shaqran.

Meski kalah jumlah pemain di lapangan, pemain Yordania U-20 tetap tampil solid dan efektif, terutama dalam bertahan dan menyerang. Barikade ketat membuat Doni Tri Pamungkas dan kawan-kawam sulit menembus pertahanan Yordania.

"Timnas muda Yordania lebih matang ketimbang Timnas Indonesia U-20. Baik dari skill individu maupun secara tim. Main sepuluh orang, tapi Yordania tetap tenang. Ini faktor mental bertanding yang sudah mapan," kata Gusnul Yakin.

 


Kelemahan Mencolok

Latihan ini merupakan persiapan jelang tiga laga uji coba internasional dan mengikuti Piala Asia U-20 2025 di China pada 12 Februari sampai 1 Maret 2025 mendatang. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Pengamat sepak bola asal Malang ini menyebut kelemahan mencolok Timnas Indonesia U-20, Terutama passing bola antarpemain.

"Akurasi dan kekuatan passing harus diperbaiki. Pemain belum stabil dalam mengukur power passing. Saya amati beberapa kali passing yang tanggung membuat posisi pemain Indonesia dan Yordania fifty-fifty. Akibatnya umpan bisa diintersep lawan," katanya.

Gusnul Yakin memuji pertahanan berlapis yang dibangun Yordania U-20. "Pemain Yordania menunggu di sepertiga lapangan dengan menumpuk di area kotak penalti. Mereka juga hanya menempel pemain Indonesia tanpa membuat pelanggaran. Karena buntu, bola di kaki pemain Indonesia balik lagi ke belakang," ujarnya.

 


Kurang Jeli

Mantan pelatih Arema ini melihat kreativitas pemain Indonesia U-20 untuk membongkar benteng Yordania juga minim. Skema serangan dari dua sayap yang diterapkan Indra Sjafri dibaca dengan oleh Yordania U-20.

"Pemain Yordania U-20 baru menutup ruang ketika Indonesia akan crossing dekat kotak penalti. Sementara pemain Indonesia tak cerdik memberi umpan silang. Mereka kurang jeli kapan harus crossing datar atau lambung," ucapnya.

Sebaliknya Yordania U-20 lebih cerdas ketika melakukan serangan balik yang efektif.

"Chemistry pemain Yordania U-20 sudah terbentuk. Mereka tahu dimana posisi teman di depan. Saya lihat malah beberapa kali bola panjang diumpankan di antara dua pemain atau di belakang bek Indonesia. Pemain Yordania juga menunggu Indonesia bikin kesalahan sendiri," tuturnya.

Berita Terkait