Dinamo Zagreb dan Kisah Paling Kejam di Liga Champions Musim Ini

Dinamo Zagreb mengalami kisah paling tragis di Liga Champions musim ini.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 31 Januari 2025, 13:00 WIB
Para pemain Dinamo Zagreb bertepuk tangan kepada para penggemar di akhir pertandingan hari ke-8 Liga Champions UEFA antara GNK Dinamo Zagreb dan AC Milan di Stadion Maksimir di Zagreb, Kamis dini hari WIB (30-1-2025). (Damir SENCAR/AFP)

Bola.com, Jakarta - Dinamo Zagreb menjadi tim yang tersingkir dari Liga Champions 2024/2025 dengan cara yang paling menyakitkan.

Kendati menjalani perjalanan yang penuh perjuangan, tim asal Kroasia ini harus merelakan nasib mereka setelah gagal lolos ke babak play-off grup hanya karena selisih gol.

Advertisement

Pada Kamis dini hari, 30 Januari 2025, Dinamo Zagreb menciptakan kejutan besar dengan mengalahkan AC Milan 2-1 di San Siro.

Kemenangan tersebut adalah yang ketiga bagi Dinamo di Liga Champions musim ini, dan mengangkat total poin mereka menjadi 11.

Hanya, takdir yang kejam membuat mereka harus tersingkir, meski memiliki poin yang sama dengan tiga tim lainnya, yang akhirnya berhasil melaju ke babak berikutnya.


Eliminasi Menyedihkan

Penyerang Kroasia Dinamo Zagreb # 17, Sandro Kulenovic (Kiri), memperebutkan bola dengan bek Italia AC Milan #46, Matteo Gabbia (Kiri), dan gelandang Prancis AC Milan #29, Youssouf Fofana, selama Liga Champions UEFA, fase liga - pertandingan hari ke-8 antara GNK Dinamo Zagreb dan AC Milan di Stadion Maksimir di Zagreb, Kamis dini hari WIB (30-1-2025). (Damir SENCAR/AFP)

Pada klasemen akhir fase grup, Dinamo Zagreb berada di peringkat ke-25, tepat di luar kelompok yang berhak melanjutkan perjuangan.

Tim yang kini dilatih Fabio Cannavaro ini memiliki 11 poin, yang setara Manchester City (selisih gol +4), Sporting CP (+1), dan Club Brugge (-4) — tiga tim yang berhasil lolos ke babak berikutnya, fase play-off.

Namun, Dinamo Zagreb memiliki selisih gol -7, yang lebih rendah dibandingkan ketiga tim tersebut sehingga mereka harus mengucapkan selamat tinggal kepada turnamen antarklub paling elite di Eropa ini dengan rasa kecewa yang mendalam.

Menurut statistik dari Opta, kemungkinan sebuah tim mengumpulkan 11 poin setelah delapan pertandingan, tetapi tetap tersingkir dari Liga Champions adalah kurang dari satu persen.

Hal ini menjadikan Dinamo Zagreb satu di antara tim yang paling tidak beruntung dalam sejarah kompetisi ini.

Lebih buruknya lagi, bahkan jika mereka pindah ke Liga Europa ataupun Conference League, turnamen dengan format dan tim yang sama, poin 11 masih cukup untuk mengamankan tempat play-off. Namun di Liga Champions, nasib tidak berpihak pada mereka.


Kekalahan yang Menentukan

Pemain Bayern Munchen, Harry Kane mencetak gol melalui tendangan penalti ke gawang Dinamo Zagreb pada laga Liga Champions 2024/2025 di Allianz Arena, Munchen, Jerman, Rabu (18/09/2024). (AP Photo/Matthias Schrader)

Faktor utama yang menyebabkan eliminasi Dinamo Zagreb adalah kekalahan telak 2-9 dari Bayern Munchen di laga pembukaan mereka (18-9-2024).

Kekalahan berat tersebut menyebabkan selisih gol mereka menjadi begitu buruk, yang membuat semua upaya mereka di pertandingan berikutnya seolah tidak lagi berarti.

Jika Dinamo Zagreb hanya kalah dengan selisih empat gol, bukan tujuh, mereka seharusnya lolos, dan bukan Club Brugge yang melaju. Namun, sepak bola tidak mengenal kata "seharusnya"...


Kepahitan yang Tak Terlupakan

Gelandang Arsenal asal Inggris bernomor punggung 41, Declan Rice, melepaskan tembakan untuk mencetak gol pertama bagi timnya selama pertandingan Liga Champions UEFA antara Arsenal dan Dinamo Zagreb di Stadion Emirates di London utara, Kamis dini hari WIB (23-1-2025). (JUSTIN TALLIS/AFP)

Momen kehancuran tersebut, yang terjadi sejak awal turnamen, menjadi pukulan fatal yang membuat tim asal Kroasia ini harus membayar mahal, meski mereka berjuang keras di pertandingan selanjutnya.

Sepak bola bukan hanya soal kemenangan, tetapi juga tentang momen-momen kejam yang kadang tak terhindarkan.

Bagi Dinamo Zagreb, Liga Champions 2024/2025 akan selamanya menjadi kenangan pahit yang sulit dilupakan.

Bagi mereka, hasil ini adalah yang paling kejam.

Berita Terkait