Menghadapi Real Madrid di Play-off Liga Champions, Momentum Spesial Man City

Pep Guardiola digambarkan sebagai singa di ruang ganti Man City. Berjalan mondar-mandir, mengaum, dan memberikan instruksi dengan penuh semangat.

BolaCom | Benediktus Gerendo PradigdoDiterbitkan 11 Februari 2025, 13:15 WIB
Manajer Manchester City Pep Guardiola (kanan) merayakan gol pembuka timnya ke gawang Real Madrid pada semifinal leg kedua Liga Champions di Etihad Stadium, Manchester, Kamis (18/5/2023) lalu. (foto: Oli SCARFF / AFP)

Bola.com, Jakarta - Pep Guardiola digambarkan sebagai singa di ruang ganti Man City. Berjalan mondar-mandir, mengaum, dan memberikan instruksi dengan penuh semangat. Sebagai orator ulung, ia memanfaatkan ruang ganti untuk memastikan para pemainnya tidak mengalihkan pandangan dari dirinya.

Guardiola hidup untuk malam-malam besar seperti ini, di mana Man City akan menjamu Real Madrid dalam leg pertama fase play-off 16 besar Liga Champions di Etihad Stadium, Rabu (12/2/2025) dini hari WIB.

Advertisement

Meski masih Februari, fase play-off Liga Champions menjadi momen krusial. Pesan-pesan singkat dan tajam selalu menjadi ciri khasnya sebelum timnya melangkah ke panggung terbesar.

Para pemain Man City sudah terbiasa dengan pidatonya selama sembilan musim terakhir. Ia mengingatkan mereka tentang bagaimana rasa sakit dari kegagalan di Eropa bisa menjadi motivasi.

Ia juga menanamkan mentalitas bahwa wasit mungkin tidak berpihak kepada mereka dan bahwa mereka harus menggunakan apatisme para pendukung terhadap kompetisi ini sebagai bahan bakar.

Namun, pertemuan dengan Real Madrid kali ini berbeda. Tidak ada lagi pembicaraan tentang faktor eksternal. Ini adalah perjuangan mereka sendiri. Dua pertandingan dalam delapan hari yang bisa menentukan arah musim mereka.


Perlu Tekad

Para penggemar The Reds menyanyikan chant ejekan untuk pelatih asal Catalan itu. (AP Photo/Ian Hodgson)

Ruben Dias, yang kini menjadi wakil kapten setelah Kyle Walker hengkang, dengan percaya diri menyatakan Man City memiliki senjata untuk melukai Real Madrid.

Pep Guardiola juga telah memiliki rencana untuk menghadapi tim yang selalu ia sebut sebagai "Raja Eropa".

"Musim ini seperti sebuah kereta yang sedang melaju dan kami harus mengejarnya," kata Dias.

Meskipun begitu, di dalam hati para pemain, ada keraguan yang bersembunyi. Guardiola terus berjalan di ruang ganti, memberikan kata-kata terakhirnya.

Malam ini bukan hanya soal taktik, tetapi juga soal keinginan dan tekad. Madrid, yang tidak menghadiri penghargaan Ballon d'Or setelah Vinicius Junior kalah dari Rodri, datang dengan ambisi membara.

Kemenangan dramatis di Piala FA melawan Leyton Orient akhir pekan lalu menjadi sinyal bahwa City masih harus berjuang keras. Itu adalah kemenangan kedelapan mereka dalam 23 pertandingan terakhir.


Kesulitan Saat Hadapi Tim Besar

Selebrasi gelandang Manchester City, Phil Foden (tengah) bersama pelatih, Pep Guardiola setelah mencetak gol penyeimbang 2-2 ke gawang Real Madrid pada laga leg pertama babak perempatfinal Liga Champions 2023/2024 di Santiago Bernabeu Stadium, Selasa (9/4/2024) malam. (AP Photo/Manu Fernandez)

Man City sering kesulitan melawan tim besar, dan kekalahan telak 1-5 dari Arsenal masih meninggalkan bekas. Kini, mereka harus menghadapi kuartet Madrid yang mengerikan: Rodrygo, Jude Bellingham, Vinicius Junior, dan Kylian Mbappe.

"Tidak mungkin mengontrol empat pemain itu selama 90 menit," kata Guardiola.

"Semua orang tahu itu. Kami harus mengurangi pengaruh mereka sebanyak mungkin dan menerima bahwa terkadang itu tidak bisa dihindari."

City telah mengalami musim penuh cedera, tetapi kini mulai menemukan kembali keseimbangan mereka. Guardiola bisa menurunkan lini belakang terbaiknya—jika John Stones, Dias, dan Nathan Ake siap bermain penuh.

Ditambah dengan kedatangan Nico Gonzalez dari Porto, mereka memiliki lebih banyak opsi.

Madrid juga mengalami krisis pertahanan. Carlo Ancelotti harus memanfaatkan pemain yang ada untuk menutup lubang di lini belakang.


Tantangan bagi Man City

Striker Manchester City, Erling Haaland (kiri) berebut bola dengan bek Real Madrid, Antonio Rudiger pada laga leg pertama babak perempatfinal Liga Champions 2023/2024 di Santiago Bernabeu Stadium, Selasa (9/4/2024) malam. (AP Photo/Manu Fernandez)

Namun, tantangan utama bagi City adalah bagaimana menghentikan serangan Madrid ketika mereka sendiri masih kesulitan menjaga lini pertahanan mereka tetap solid. Bisa jadi, strategi terbaik mereka adalah menyerang habis-habisan.

Erling Haaland belum pernah mencetak gol ke gawang Madrid dalam empat pertemuan, tetapi itu hanya masalah waktu. Apakah Omar Marmoush akan mencuri perhatian di Etihad?

Apa pun yang terjadi, pertandingan ini bisa menjadi titik balik musim City. Kemenangan akan memberi mereka lebih banyak yang bisa dikejar dibanding sekadar Piala FA dan memastikan tiket Liga Champions musim depan melalui Premier League.

Ini juga kesempatan mereka untuk membalas kekalahan dramatis musim lalu dan memperbaiki rekor pertemuan mereka dengan Madrid di era Guardiola.


Kesempatan bagi Man City

Liga Champions - Man City Vs Real Madrid (Bola.com/Adreanus Titus)

Guardiola menekankan pentingnya memahami ritme pertandingan pertama sebelum bertandang ke Bernabeu pekan depan. Ia ingin timnya tidak gentar, tetapi justru mendikte permainan.

"Kami bermain leg kedua di kandang lawan karena kami tidak cukup baik di fase grup," kata Guardiola.

"Dalam sepak bola, Anda harus pantas mendapatkan segalanya. Tapi tim ini memiliki sesuatu yang istimewa, dan semoga kami bisa membuktikannya."

Ia juga mengingatkan betapa spesialnya kesempatan ini bagi City.

"Satu dekade lalu, kami jarang berada di tahap ini. Bagi kami, ini adalah kehormatan, dan saya harap para pendukung bisa memberikan dukungan penuh. Mereka pasti menantikannya, menghadapi Real Madrid dengan sejarah besar mereka. Ini selalu menjadi kehormatan."

Kini, kelanjutan kisah ini bergantung pada City — seberapa besar mereka benar-benar ingin mengubah musim ini.

Sumber: Daily Mail


Persaingan di Liga Champions

Berita Terkait