Mengenang Mendiang Bejo Sugiantoro: Contoh Mantan Pesepakbola yang Hidup Mapan karena Pandai Menata Pendapatan

Bejo Sugiantoro adalah contoh pesepak bola Indonesia yang sukses mengelola penghasilannya.

BolaCom | Gatot SumitroDiterbitkan 26 Februari 2025, 11:45 WIB
Pelatih Persik, Bejo Sugiantoro, penasaran dengan pelatih PSIS, Subangkit. (Bola.com/Robby Firly)

Bola.com, Jakarta Sepak bola Indonesia berduka. Bejo Sugiantoro, mantan libero Timnas Indonesia, meninggal dunia ketika bermain bola di Lapangan SIER Surabaya, Selasa (25/2/2025) sore.

Catatan prestasi pria yang tutup usia di umur 47 tahun itu saat aktif bermain sangat gemilang. Bejo adalah alumni Primavera angkatan 1993-1994. Dalam rentang waktu 1997 hingga 2004, ayah pemain Persib, Rachmat Irianto ini telah membela Timnas Indonesia sebanyak 45 caps dengan dua gol.

Advertisement

Di Persebaya, Bejo tampil dalam 138 partai dengan dua gol juga. Selain Persebaya, almarhum pernah bermain di PSPS, Mitra Kukar, Persidafon, hingga Deltras.

Bejo Sugiantoro salah satu mantan pesepakbola yang kehidupannya mapan setelah gantung sepatu. Penderitaan berat masa kecil hingga remaja membuat Bejo lebih berhati-hati dan cermat menata penghasilannya.


Menikah Muda, Persiapkan Masa Depan

Asisten pelatih Persebaya, Bejo Sugiantoro, dan sang putra yang juga bek Persebaya dan Timnas Indonesia U-22, Rachmat Irianto. (Bola.com/Aditya Wany)

Pada usia 21 tahun, Bejo Sugiantoro menyunting Yetty Rachmawati. Wanita hebat inilah yang mewarnai perjalanan rumah tangga Bejo Sugiantoro sejahtera.

Pada 2002 silam, bola.com sempat wawancara khusus dengan Bejo Sugiantoro terkait karir dan kehidupan pribadinya. Dalam obrolan di Mess Pemain Persebaya Karanggayam, Surabaya, Bejo mengungkap kisahnya merintis usaha persewaan kontainer.

Ayah mertuanya yang mengarahkan agar Bejo punya usaha disamping profesinya sebagai pesepakbola untuk menjamin masa depan keluarga ketika dia pensiun dari main bola.


Usaha Sampingan

Bejo dalam masa keemasan dan kesibukan sebagai pemain, maka usaha sewa kontainer itu dijalankan sang istri. Dengan kondisi ekonomi mapan, Bejo pun tenang melanjutkan kecintaannya kepada sepakbola yang telah membesarkan namanya.

Dia melakukan debut sebagai pelatih di Persik pada Liga 2 2016/2017. Namun Bejo terpaksa meninggalkan Macan Putih karena mengikuti kursus lisensi pelatih A AFC. Akhirnya klub asal Kota Kediri ini terdegradasi ke Liga 3, setelah pelatih Riono Asnan gagal menyelamatkan tim di babak playoff di Sidoarjo.

Tahun berikutnya, Bejo jadi asisten pelatih di Persebaya hingga 2018. Terakhir kali, dia adalah pelatih kepala Deltras pada Pegadaian Liga 2 2024/2025. Lapangan hijau telah mengharumkan nama Bejo. Di lapangan hijau pula dia mengembuskan napas terakhirnya.

Selamat jalan Abah Bejo!