Demi All England 2025, Gregoria Mariska Tunjung Pilih Tunda Bulan Madu

Gregoria Mariska Tunjung menunda bulan madu karena telah berkomitmen untuk fokus mempersiapkan diri untuk turnamen All England, di Birmingham, Inggris, 11-16 Maret 2025.

BolaCom | Yus Mei SawitriDiperbarui 27 Februari 2025, 15:55 WIB
Aksi tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung, pada perempat final Indonesia Open 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (7/6/2024). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Bola.com, Jakarta - Gregoria Mariska Tunjung baru saja resmi menikah dengan sang kekasih, Mikha Angelo, pada 21 Februari 2025 di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Kini, peraih medali perunggu Olimpiade 2024 pilih menunda bulan madu demi fokus mempersiapkan diri menghadapi turnamen bergengsi All England 2025.  

Ya, Gregoria dan Mikha menunda bulan madu karena sang istri telah berkomitmen untuk fokus mempersiapkan diri untuk turnamen All England, di Birmingham, Inggris, 11-16 Maret 2025.

Advertisement

Mengenai bulan madu, Grego menjawab ia dan suaminya sudah punya kesepakatan. Grego bersyukur  Mikha sangat mengerti kondisinya sebagai atlet nasional. 

“Mikha sangat mengerti aku. Sejak awal kami sudah bilang, kondisi-kondisi aku sebagai atlet nasional bagaimana. Ada pertandingan-pertandingan yang harus aku ikuti yang jadwalnya mungkin harus mengorbankan agenda-agenda pribadi,” ujar peraih medali perunggu tunggal putri Olimpiade Paris 2024 ini di Jakarta (27/02/2024), melalui rilis dari PBSI. 

“Persiapan Grego ke All England berjalan normal, sesuai komitmen yang sudah disampaikan ke pelatih,” ujar Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Pelatnas PBSI Eng Hian pada kesempatan yang sama. 

 

 

 


Sorotan ke Jonatan Cristie dan Fajar/Rian

Tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie, berhasil menjuarai All England 2024 setelah mengalahkan rekan senegaranya, Anthony Sinisuka Ginting, 21-15 dan 21-14 pada laga final di Utilita Arena Birmingham, Minggu (17/03/2024) malam WIB. (dok. PBSI) 

Eng Hian menjelaskan bahwa hasil tes fisik atlet yang akan ikut All England sebagian sudah masuk dalam parameter yang ditentukan. Untuk sebagian kecil yang belum, akan dikejar melalui program khusus yang dirancang oleh pelatih fisik dan tim pendukung. 

Sorotan tentu tertuju kepada Jonatan Christie dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, karena mereka adalah juara pada tahun lalu. Apalagi, Fajar/Rian telah menggenggam juara turnamen bulutangkis tertua itu dua tahun berturut-turut.  Tahun lalu juga terjadi all Indonesian final di sektor tunggal putra antara Jojo dan Anthony Sinisuka Ginting. 

“Tidak hanya kepada Jojo dan Fajar/Rian, kami berharap semua elite players Indonesia dapat menunjukkan kualitas permainan dan prestasi tertinggi. Di sektor putri, selain Grego kami berharap Putri Kusuma Wardani bisa mencapai prestasi yang optimal,” ujar Eng Hian.  

 

 

 

 

 


Sejarah All England

Legenda bulutangkis Indonesia, Rudy Hartono meraih delapan gelar All England yakni pada 1968, 1969, 1970, 1971, 1972, 1973, 1974 dan 1976. (Bola.com/Nick Hanoatubun)

All England adalah turnamen bulu tangkis berusia 126 tahun. Turnamen itu digelar pertama kali pada 1899 dan sempat berhenti dua kali ketika terjadi Perang Dunia I dan Perang Dunia II.

Sejak 2018, turnamen dengan nama lengkap All England Open Badminton Championships ini ditetapkan menjadi Super 1000 dalam sistem BWF bersama China Open, Malaysia Open, dan Indonesia Open. Lokasi turnamen ini pindah dari London ke  Birmingham pada 1994.  

Atlet Indonesia yang pertama kali memenangkan juara All England adalah Tan Joe Hok di sektor tunggal putra pada 1959. Rekor juara dari Indonesia di turnamen ini dipegang Rudy Hartono yang memenangkan juara tunggal putra sebanyak delapan kali, dengan tujuh kali di antaranya dimenangkan secara bertutur-turut.

Rudy menjadi juara pada 1968-1974 dan 1976. Juara dari Indonesia terbanyak selanjutnya adalah pasangan ganda putra Indonesia Tjun Tjun/Johan Wahjudi yang mengangkat piala sebanyak enam kali, yakni pada 1974-1975 dan 1977-1980.