Leicester Terpuruk: Selesai Sudah, Van Nistelrooy!

Dari harapan ke kekecewaan, Ruud van Nistelrooy dan musim kelam Leicester City.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 03 April 2025, 13:45 WIB
Manajer Leicester City, Ruud van Nistelrooy, dalam pertandingan Premier League melawan Manchester City di Stadion Etihad, Kamis dini hari WIB (3-4-2025). (Bola.com/lcfc.com)

Bola.com, Jakarta - Kekalahan 0-2 dari Manchester City bukan hanya membuat Leicester City semakin dekat dengan jurang degradasi, tetapi juga menjadi "titik akhir" dari perjalanan singkat dan mengecewakan Ruud van Nistelrooy di King Power Stadium.

Sejak menit pertama, Leicester terlihat lemah, tanpa semangat juang, seolah sudah menerima nasib mereka.

Advertisement

Jack Grealish hanya butuh beberapa detik untuk membawa Man City unggul, dan setelah itu, Leicester hanya bisa bertahan dengan permainan yang lesu.

Yang paling membuat para penggemar Leicester marah bukan hanya hasil akhir, tetapi keputusan Van Nistelrooy yang dianggap tidak masuk akal di babak pertama.

Sang manajer menarik keluar Jamie Vardy—ikon spiritual tim—pada menit ke-45 dan menggantikannya dengan gelandang Oliver Skipp, yang nyaris tidak memberikan kontribusi sepanjang musim.


Keputusan Kontroversial

Selebrasi Jack Grealish saat City mengalahkan Leicester di Liga Inggris (AFP)

Dalam kondisi tertinggal dua gol dan masih punya waktu untuk bangkit, keputusan ini membuat banyak pihak menggelengkan kepala. Itu bukan sekadar pergantian taktik, tetapi seperti pernyataan menyerah tanpa kata-kata.

Ketika Van Nistelrooy memilih untuk menarik Vardy—satu di antara pemain yang masih menunjukkan semangat juang—dan memasukkan pemain dengan orientasi bertahan, itu menunjukkan kebingungan, bahkan kehilangan kepercayaan dirinya terhadap tim yang ia pimpin.

Leicester City masih punya waktu untuk mencoba membalikkan keadaan, tetapi pelatih asal Belanda itu justru memilih "mengurangi kerusakan" daripada mencoba bangkit. Hal itu sudah cukup menjelaskan segalanya.


Rapor Buruk

Pertandingan Manchester City vs Leicester City dalam lanjutan Premier League di Stadion Etihad, Kamis dini hari WIB (3-4-2025). (Bola.com/lcfc.com)

Sejak tiba di Leicester, Van Nistelrooy kesulitan dengan formasi 5-3-2 dan keputusan-keputusan pemain yang menuai kritik.

Kreativitas tim nyaris tidak ada, serangan tumpul, dan lini belakang terus melakukan kesalahan.

Pertandingan melawan Man City di Stadion Etihad makin memperjelas masalah tersebut: Leicester tidak mencatatkan satu pun tembakan tepat sasaran sepanjang laga—hal yang jarang terjadi bagi tim yang pernah mengguncang Premier League.

Sepanjang pertandingan, sang mantan juara liga hanya mampu melepaskan dua tembakan saja.


Hilang Kepercayaan

Hasil ini mengakhiri lima laga tanpa kemenangan Leicester di Premier League. The Foxes sementara naik ke posisi 15 klasemen dengan 13 poin. (AFP/Adrian Dennis)

Para penggemar Leicester kini hampir sepenuhnya kehilangan kepercayaan terhadap Van Nistelrooy. Cemoohan terdengar dari tribune, dan sumber internal klub mulai menyebutkan kemungkinan pergantian pelatih.

Dengan segala yang terjadi, mungkin penggemar tidak perlu menunggu hingga akhir musim untuk mengonfirmasi: era Van Nistelrooy di Leicester sudah berakhir.

Tim ini butuh udara segar, strategi yang jelas, dan sosok yang berani mengembalikan kepercayaan diri—sesuatu yang kini sudah hilang dari sang pelatih asal Belanda.

Bukan hanya soal hasil buruk, tetapi juga karena Van Nistelrooy sudah tidak memiliki pegangan apa pun untuk bertahan.