Sebut Alexander Isak Bakal ke MU, Gary Neville Dianggap Tidak Realistis

Alexander Isak disebut-sebut menjadi salah satu pemain yang diincar Manchester United (MU) pada bursa transfer musim panas 2025.

BolaCom | Benediktus Gerendo PradigdoDiterbitkan 14 April 2025, 15:30 WIB
Pemain depan Newcastle United asal Swedia Alexander Isak (kiri) berusaha mencetak gol, tetapi gol tersebut dianulir selama pertandingan sepak bola Liga Primer Inggris antara Manchester United dan Newcastle United di Old Trafford di Manchester, Inggris barat laut, pada tanggal 30 Desember 2024.Darren Staples / AFP

Bola.com, Jakarta - Kabar soal ketertarikan Manchester United (MU) terhadap Alexander Isak belakangan ramai diperbincangkan, terutama setelah Gary Neville— eks pemain dan analis Sky Sports — mengklaim sang striker bisa tergoda untuk hijrah ke Old Trafford.

Namun, jika menilik kenyataan di lapangan, pernyataan tersebut terasa lebih seperti nostalgia kosong ketimbang pandangan realistis.

Advertisement

Bagi pendukung setia MU, tifo raksasa bergambar Kevin Keegan yang ditampilkan di St James' Park sebelum laga menghadapi Newcastle United mungkin menjadi pemantik memori manis era 1990-an.

Kala itu, MU adalah kekuatan dominan yang mampu menggoyang mental tim lawan hanya dengan kehadirannya. Namun, masa-masa itu telah lama berlalu.

Nyanyian para fans tentang Alan Shearer dan kejayaan masa lampau kini terdengar lebih seperti pelarian dari kenyataan pahit: posisi ke-14 di klasemen Premier League adalah pencapaian yang terlalu murah hati untuk performa mereka musim ini.

Gary Neville, meskipun dikenal sebagai pengamat tajam, juga tampaknya masih terjebak dalam masa lalu. Dalam sebuah podcast, ia menyebut Isak mungkin akan tergoda jika United mendekat.

Namun, realitanya, seperti dilansir dari I Paper, Isak bermain untuk Newcastle yang kini justru tampil lebih meyakinkan, ambisius, dan kompetitif dibanding MU yang terlihat seperti bayangan pudar dari kejayaannya dulu.


MU Bukan Lagi Tujuan Menarik

Pemain Newcastle United, Alexander Isak, melakukan selebrasi setelah mencetak gol ke gawang Arsenal pada laga pekan ke-10 Premier League 2024/2025 di Stadion St James' Park pada Sabtu (2/11/2024). (AFP/Paul Ellis)

Mengapa seorang pemain seperti Alexander Isak — yang tengah menjadi bagian dari proyek ambisius Newcastle United — harus meninggalkan stabilitas dan visi jangka panjang untuk bergabung dengan klub yang masih bergulat dengan identitasnya sendiri?

Dalam kolomnya di I Paper, Mark Douglas yang merupakan koresponden media tersebut, berpendapat MU bukan lagi magnet alami bagi pemain top.

Nama besar saja tidak cukup di era modern ini, apalagi jika klub tersebut masih bergantung pada nostalgia era Sir Alex Ferguson dan generasi emas Class of '92 sebagai tameng dari krisis performa saat ini.

Memang ada secercah harapan dengan hadirnya Ruben Amorim di kursi pelatih. Formasi pilihannya menunjukkan potensi saat tim tampil baik dalam 15 menit pertama melawan Newcastle United, dengan kombinasi apik antara Joshua Zirkzee dan Bruno Fernandes.

Namun, setelah itu? Newcastle United tampil dominan dengan pressing tinggi dan fisik mumpuni, sementara MU kembali menunjukkan wajah lamanya: kesalahan individu, miskomunikasi, dan ketimpangan dalam pengambilan keputusan.

Kesalahan Noussair Mazraoui dan blunder Altay Bayindir dalam laga itu mempertegas kenyataan bahwa MU belum benar-benar siap bersaing di level tertinggi, baik di Premier League maupun di kancah Eropa.


Harapan di Tengah Kekacauan?

Gary Neville. Salah satu legenda Manchester United yang pensiun pada Februari 2011 setelah hanya membela MU sepanjang kariernya mulai 1992/1993 ini bergabung dengan jaringan televis Sky Sports sebagai komentator dan pundit sejak musim 2011/2012. Profesi tersebut menjadi tidak asing baginya karena sebelumnya ia juga pernah menjadi pundit bagi jaringan televis ITV Sport di dua ajang sepak bola akbar, Piala Dunia 2002 dan Piala Eropa 2008. Sempat meninggalkan Sky Sports untuk menukangi Valencia pada Desember 2015, ia kembali ke Sky Sports usai dipecat Valencia yang hanya dibesutnya selama 4 bulan di musim 2015/2016. (AFP/Glyn Kirk)

 

Mungkin saja Ruben Amorim mampu melakukan keajaiban dan membawa tim menjuarai Liga Europa. Hal-hal aneh bisa saja terjadi dalam sepak bola.

Namun, jika performa mereka seperti saat dibantai di St James' Park, maka di Liga Champions musim depan — jika mereka berhasil lolos — MU lebih berpeluang menjadi bulan-bulanan tim besar lainnya.

Untuk saat ini, mimpi mendatangkan pemain seperti Isak hanya tinggal mimpi. Mungkin sudah waktunya bagi Gary Neville dan para pendukung setia MU untuk berhenti melihat ke belakang, dan mulai menuntut realita baru yang lebih sesuai dengan zaman.

Sumber: I Paper


Persaingan di Premier League

Berita Terkait