7 Manajer Terbaik Sepanjang Sejarah Liga Champions Versi Alan Shearer: Legendaris!

Berikut daftar manajer terbaik di Liga Champions menurut legenda Timnas Inggris, Alan Shearer.

BolaCom | Benediktus Gerendo PradigdoDiterbitkan 19 April 2025, 10:00 WIB
Manajer Newcastle United, Alan Shearer sebelum partai Liga Premier menghadapi Fulham di St James' Park, Newcastle, Inggris, 16 Mei 2009. AFP PHOTO/PAUL ELLIS

 

Bola.com, Jakarta - Liga Champions adalah panggung paling prestisius dalam dunia sepak bola Eropa, tempat para pemain dan pelatih terbaik saling adu strategi dan kualitas. Tak heran jika menjadi juara di kompetisi ini dianggap sebagai pencapaian tertinggi bagi seorang manajer.

Advertisement

Dalam sebuah episode podcast Match of the Day, legenda Premier League Alan Shearer mengungkapkan daftar tujuh manajer terbaik sepanjang sejarah Liga Champions.

Daftar ini dibuat bersama Micah Richards dan Gary Lineker, dan menampilkan pelatih-pelatih legendaris dari klub-klub raksasa seperti Barcelona, Real Madrid, Manchester United, hingga Porto.

Berikut adalah daftar lengkapnya:


7. Jupp Heynckes

Jupp Heynckes. Pelatih asal Jerman yang kini beusia 77 tahun dan terakhir membesut Bayern Munchen pada musim 2017/2018 ini mampu membawa Real Madrid dan Bayern Munchen berlaga di final Liga Champions. Bersama Real Madrid ia melakukannya satu kali pada musim 1997/1998 dan sukses meraih gelar usai mengalahkan Juventus 1-0. Sementara Bayern Munchen dibawanya 2 kali ke final, musim 2011/2012 dan 2012/2013. Hanya musim 2012/2013 Munchen dibawanya juara usai mengalahkan Borussia Dortmund 2-1. Sementara di musim 2011/2012 Munchen ditaklukkan Chelsea di final lewat adu penalti. (AFP/Glyn Kirk)

Pelatih asal Jerman ini meraih dua trofi Liga Champions. Pertama bersama Real Madrid pada 1998 dan kemudian bersama Bayern Munchen pada 2013. Ia juga hampir mengangkat trofi pada 2012 sebelum dikalahkan Chelsea di final.

Salah satu prestasi terbesarnya adalah membawa Bayern Munchen meraih quadruple pada musim 2012/2013. Dalam 69 pertandingan di Liga Champions, Heynckes mencatat rata-rata poin tertinggi dalam sejarah kompetisi: 2,23 poin per pertandingan.


6. Ottmar Hitzfeld

Ottmar Hitzfeld lahir di Lorrach, Jerman, tanggal 12 Januari 1949 adalah pelatih yang sarat pengalaman. Dia melatih Bayern Munchen dua kali yaitu pada tahun 1998-2004 dan 2007-2008. (EPA/Peter Klaunzer)

Hitzfeld dikenal sebagai salah satu pelatih yang mampu membawa dua klub berbeda menjadi juara Liga Champions: Borussia Dortmund pada 1997 dan Bayern Munchen pada 2001.

Kemenangan atas Juventus bersama Dortmund dianggap sebagai kejutan besar dan pencapaian fenomenal yang memperkuat reputasinya sebagai ahli taktik.


5. Zinedine Zidane

Rekam jejak Zinedine Zidane saat dua periode membesut Real Madrid tentu menjadi pertimbangan utama manajemen Bayern Munchen menjadikannya calon pengganti Thomas Tuchel. Koleksi 2 trofi La Liga, 3 gelar juara Liga Champions dan 2 trofi Piala Dunia Klub menjadi bukti kejeniusannya bersama Real Madrid. (AFP/Franck Fife)

Meskipun baru memulai karier kepelatihan di level atas pada 2016, Zidane langsung membuat sejarah dengan membawa Real Madrid menjuarai Liga Champions tiga kali berturut-turut, yaitu pada 2016, 2017, dan 2018.

Selain itu, ia tak pernah kalah di final Liga Champions, mencatat rekor 100 persen kemenangan.

“Dia punya aura yang luar biasa. Dari pemain legendaris menjadi pelatih yang disegani dan sukses luar biasa," ujar Shearer.


4. Jose Mourinho

Pelatih Jose Mourinho saat mengangkat trofi Liga Champions bersama skuat Inter Milan pada 2010. (Daily Mail).

Pria berjulukan The Special One ini juga memenangkan Liga Champions dengan dua klub berbeda: Porto (2004) dan Inter Milan (2010).

Kemenangan Porto menjadi salah satu cerita paling mengejutkan dalam sejarah kompetisi, dan pencapaian bersama Inter menegaskan statusnya sebagai pelatih elite dunia.


3. Sir Alex Ferguson

Sir Alex Ferguson. Pelatih asal Skotlandia berusia 80 tahun yang meraih kejayaan saat membesut Manchester United ini total tampil 4 kali di laga final Liga Champions, semuanya bersama MU yang ditanganinya selama hampir 27 tahun mulai November 1986 hingga Mei 2013. Ia berhasil membawa Setan Merah merebut gelar juara pada dua final pertamanya musim 1998/1999 dan 2007/2008. Dua final terakhirnya pada 2008/2009 dan 2010/2011 berujung dengan kekalahan. (AFP/Adrian Dennis)

Ferguson adalah pelatih dengan jumlah pertandingan terbanyak kedua di Liga Champions, 206 pertandingan selama 22 musim. Sir Alex Ferguson membawa Manchester United juara pada 1999 dan 2008, serta mencapai final pada 2009 dan 2011.

Keistimewaannya terletak pada kemampuannya membangun ulang tim saat siklus generasi pemain mencapai puncaknya.

“Dia tahu kapan harus melepaskan pemain, dan tak takut melakukannya,” kata Shearer.


2. Pep Guardiola

Pelatih Manchester City, Pep Guardiola mencium trofi Liga Champions dalam perayaan kemenangan atas Inter Milan pada laga Final Liga Champions 2022/2023 di Ataturk Olympic Stadium, Istanbul, (10/6/2023). Sebelumnya bersama Barcelona ia telah dua kali meraihnya pada musim 2008/2009 dan 2010/2011. (AFP/Paul Ellis)

Barcelona di bawah asuhan Guardiola, khususnya pada musim 2010/2011, dianggap sebagai tim terbaik dalam sejarah Liga Champions. Filosofi tiki-taka yang ia terapkan merevolusi sepak bola modern.

Setelah beberapa musim tanpa trofi Eropa bersama Bayern Munchen dan Man City, akhirnya Guardiola kembali mengangkat trofi bersama Manchester City pada 2023, menambah koleksi gelarnya menjadi tiga.


1. Carlo Ancelotti

Carlo Ancelotti dan para pemain Real Madrid mengangkat trofi Liga Champions 2023/2024, Minggu (2/6/2024) dini hari WIB. (GLYN KIRK / AFP)

Tak ada kejutan di posisi puncak: Carlo Ancelotti. Ia adalah pelatih tersukses dalam sejarah Liga Champions dengan lima gelar dan telah memimpin 217 pertandingan di kompetisi ini — terbanyak sepanjang sejarah.

“Tak mungkin ia bisa sesukses ini tanpa otak jenius,” ujar Shearer.

Dengan Real Madrid dan AC Milan, Ancelotti membuktikan dirinya sebagai simbol konsistensi, pengalaman, dan kepemimpinan di level tertinggi.

Sumber: Planet Football

Berita Terkait