10 Momen Olahraga yang Paling Banyak Mendapatkan Atensi Publik Indonesia sepanjang 2015 sampai 2025

Selama satu dekade terakhir ini, Bola.com telah hadir menyediakan asupan informasi kepada para pembaca, termasuk menyajikan setiap momen olahraga yang paling menggegerkan.

BolaCom | Radifa ArsaDiterbitkan 28 April 2025, 20:15 WIB
Artikel 10 tahun Bola.com - Kolase Tontowi/Liliyana raih medali emas Olimpiade 2016, perhelatan Asian Games 2018, Logo Piala Dunia U-20 2023, Tragedi Kanjuruhan (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Selama satu dekade terakhir ini, Bola.com telah hadir menyediakan asupan informasi kepada para pembaca, termasuk menyajikan setiap momen olahraga yang paling mendapatkan atensi dari publik.

Dunia olahraga memang tak pernah sepi dari peristiwa-peristiwa yang menggegerkan pembaca di Tanah Air. Setiap tahunnya selalu memunculkan momen-momen yang sukses menyedot perhatian khalayak.

Advertisement

Sebagai cabor yang paling digilai masyarakat, sepak bola tentu kerap mendapatkan sorotan yang tajam, baik itu karena prestasi maupun tragedi. Selain itu, ada pula cabor bulu tangkis yang juga sering kali menyita perhatian.

Kisah kesuksesan Indonesia meraih medali emas dalam setiap penyelenggaraan Olimpiade juga sering banjir atensi karena ini merupakan salah satu pencapaian tertinggi bagi atlet. Berikut Bola.com menyajikan ulasannya.

 


2015: PSSI Disanksi FIFA

Logo PSSI. (Bola.com/Dody Iryawan)

Konflik antara PSSI dengan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) yang terjadi pada 2015 berbuntut panjang. Langkah Menpora, Imam Nahrawi, saat itu dianggap FIFA sebagai bentuk intervensi pemerintah terhadap federasi.

Akibatnya, FIFA resmi menjatuhkan sanksi kepada Indonesia pada 30 Mei 2015. FIFA resmi membekukan sepak bola Indonesia karena konflik tersebut. Sanksi ini berbuntut panjang dan menimbulkan efek yang sangat terasa.

Timnas Indonesia tidak diperkenankan mengikuti berbagai ajang internasional, baik di level junior maupun senior. Para pesepak bola pun sempat terkatung-katung karena tidak ada kompetisi resmi yang bergulir.

 


2016: Medali Emas Owi/Butet

Pasangan ganda campuran, Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad menjadi peraih medali emas Olimpiade Rio De Janeiro 2016 setelah kalahkan pebulutangkis Malaysia, Liu Ying Goh dan Peng Soon Chan. Mereka berhasil menghentikan puasa gelar pada ajang Olimpiade sebelumnya. (Foto: AFP/Goh Chai Hin)

Pasangan bulu tangkis ganda campuran, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, sukses melanjutkan tradisi Indonesia dalam mendapatkan medali emas di Olimpiade 2016. Mereka ketika itu menjadi satu-satunya penyumbang medali emas.

Ketika itu, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir sukses mengandaskan perlawanan wakil Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying, dalam partai final yang berlangsung di Riocentro, Rio De Janeiro, Brasil.

Selain pasangan yang akrab disapa Owi/Butet itu, ada pula dua atlet Indonesia lainnya yang sukses mempersembahkan medali perak, yakni Eko Yuli Irawan dan Sri Wahyuni Agustiani dari cabor angkat besi.

 


2017: Geger SEA Games 2017

Pada saat upacara pembukaan SEA Games 2017, Malaysia sebagai tuan rumah mencetak bendera Indonesia dalam buku panduan SEA Games 2017 secara terbalik. (AP Photo/Yau)

Penyelenggaraan SEA Games 2017 memang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia. Namun, ada banyak sekali peristiwa yang saat itu menggegerkan dunia olahraga di Tanah Air. Yang pertama ialah insiden bendera terbalik.

Pada pembukaan SEA Games 2017, buku suvenir yang dibagikan pihak panitia kepada tamu VIP memperlihatkan bendera Indonesia dibuat terbalik, dari yang seharusnya merah-putih, menjadi putih-merah.

Tak hanya itu, ada juga aksi walk-out yang dilakukan tim sepak takraw Indonesia. Mereka mengambil langkah tersebut karena merasa dicurangi wasit ketika bertanding melawan tuan rumah Malaysia.

 


2018: Asian Games 2018

Penari menampilkan tari Ratoeh Jaroe dari Aceh pada pembukaan Asian Games 2018 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (18/8). Tari yang dibawakan secara massal membuat penonton yang hadir riuh bertepuk tangan. (Liputan6.com/ Fery Pradolo)

Tahun 2018 menjadi momentum yang sangat semarak bagi dunia olahraga di Indonesia. Pasalnya, ketika itu Indonesia sukses menjadi tuan rumah penyelenggara Asian Games 2018 yang berlangsung di Jakarta-Palembang.

Di ajang multi-event ini, ada banyak sekali momen manis yang menggemparkan publik, mulai dari opening ceremony yang megah hingga atlet silat Indonesia yang mengajak Jokowi-Prabowo berpelukan. Ketika itu, keduanya berstatus sebagai Calon Presiden pada Pilpres 2019.

Selain itu, ada pula momen kesuksesan Son Heung-min yang membawa medali emas untuk tim sepak bola putra Korea Selatan yang sekaligus membebaskannya dari wajib militer.

 


2019: Skuad Garuda Muda

Para pemain Timnas Indonesia merayakan gelar juara Piala AFF U-22 2019 setelah mengalahkan Thailand pada laga final di Stadion National Olympic, Phnom Penh, Selasa (26/2). Indonesia menang 2-1 atas Thailand. (Bola.com/Zulfirdaus Harahap)

Tahun 2019 menjadi momentum yang begitu dramatis bagi Timnas Indonesia U-22. Sebab, mereka membuka tahun ini dengan pencapaian impresif karena sukses menjuarai Piala AFF U-22 2019 yang berlangsung di Kamboja,

Sayangnya, anak asuh Indra Sjafri tersebut malah gagal mewujudkan targetnya di SEA Games 2019. Skuad Garuda Muda gagal meraih medali emas setelah tumbang dari Vietnam di partai final.

Salah satu momen yang cukup membuat jengkel ialah ketika Doan Van Hau melakukan pelanggaran keras terhadap Evan Dimas. Akibat pelanggaran itu, Evan sampai harus naik kursi roda.

 


2020: Dilumpuhkan Pandemi Covid-19

Ilustrasi virus corona, COVID-19, Long COVID. (Photo by kjpargeter on Freepik)

Dunia olahraga di Indonesia memasuki masa-masa kelam ketika memasuki tahun 2020 karena merebaknya pandemi Covid-19. Persebaran penyakit virus korona ini melumpuhkan seluruh sektor, termasuk olahraga.

Sebab, ada banyak event olahraga di tanah air yang harus ditunda karena pandemi Covid-19, mulai dari Pekan Olahraga Nasional (PON) dan Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) yang semestinya bergulir pada 2020.

Tak hanya itu, berbagai kompetisi seperti Liga 1 2020 juga harus terhenti di tengah jalan. Ajang Piala Dunia U-20 yang seharusnya bergulir pada 2021 juga akhirnya diundur oleh FIFA akibat pandemi ini.

 


2021: Kembalinya Gelar Piala Thomas

Indonesia sukses menyebet gelar juara di Piala Thomas 2020 usai melibas China 3-0 di partai final. Tiga poin kemenangan Indonesia di partai final dipersembahkan oleh Anthony Sinisuka Ginting, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, dan juga Jonatan Christie. (AFP/Ritzau Scanpix/Claus Fisker)

Prestasi yang diukir Indonesia pada ajang Thomas Cup 2021 menjadi salah satu peristiwa yang mengguncang seantero negeri. Sebab, setelah sekian lama, trofi Piala Thomas akhirnya kembali ke Indonesia.

Ini menjadi gelar Piala Thomas ke-14 bagi Indonesia. Sebelumnya, terakhir kali Indonesia mendapatkannya pada edisi 2002. Dengan keberhasilan itu, Indonesia sukses mengukuhkan dominasinya di ajang ini.

Sebab, tambahan trofi ini menempatkan Indonesia sebagai perah gelar Piala Thomas terbanyak karena sukses 14 kali meraihnya. Sedangkan China masih menjadi kolektor trofi terbanyak kedua dengan 11 kali.

 


2022: Tragedi Kanjuruhan

Penampakan patung kepala singa di depan Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Senin (10/10/2022). Tragedi Kanjuruhan setelah laga Arema FC kontra Persebaya Surabaya pada 1 Oktober 2022 mengakibatkan 132 orang meninggal dan ratusan lainnya luka-luka. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Tahun 2022 tampaknya menjadi momen yang paling menyedihkan bagi dunia sepak bola di tanah air. Sebab, duel Derby Jawa Timur antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan berakhir menjadi peristiwa katastropik.

Tembakan gas air mata yang dilepaskan pihak kepolisian menyebabkan terjadinya himpitan kerumunan, terutama di tribune. Akibatnya, ratusan orang mengalami luka-luka dan 135 orang meregang nyawa akibat penyalahgunaan gas air mata tersebut.

Insiden ini dikenal sebagai Tragedi Kanjuruhan karena menjadi bencana paling mematikan kedua dalam sejarah sepak bola dunia setelah tragedi Estadio Nacional 1964 di Peru yang menewaskan 328 orang.

 


2023: Batalnya Piala Dunia U-20 2023

Seorang wartawan melewati papan elektronik hitung mundur yang terletak di GBK Arena, Senayan, Jakarta, Kamis (30/03/2023) sebagai respon pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 oleh FIFA. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Persiapan panjang yang telah digelar Indonesia untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2021 akhirnya harus diundur dua tahun berikutnya karena pandemi Covid-19. Sayangnya, menjelang bergulirnya kejuaraan ini, FIFA mencabut status tuan rumah Indonesia.

Penyebabnya ialah penolakan yang dilakukan Gubernur Bali, I Wayan Koster, dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, terhadap keikutsertaan Israel yang berhasil lolos sebagai peserta Piala Dunia U-20 2023.

Sejumlah infrastruktur yang bakal digunakan sebagai venue kejuaraan ini juga disebut-sebut belum dinyatakan siap. Akhirnya, status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 dibatalkan oleh FIFA.

 


2024: Dua Medali Emas Olimpiade 2024

Dua atlet Indonesia peraih medali emas di Olimpiade 2024 Paris Rizki Juniansyah (kiri) dan Veddriq Leonardo (kanan) berpose menggigit medali emasi usai tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa (13/8/2024) (Abdul Aziz/Bola.com). 

Kontingen Indonesia yang berpartisipasi di Olimpiade 2024 juga berhasil membuat heboh sekaligus memunculkan rasa bangga di tanah air. Sebab, Indonesia sukses membawa pulang dua medali emas di ajang multi-event ini.

Medali emas pertama yang diraih Indonesia dipersembahkan oleh Veddriq Leonardo dari cabor panjat tebing. Setelah itu, Rizki Juniansyah menambah pundi-pundi medali emas melalui cabor angkat besi nomor 73kg putra.

Pencapaian kontingen Indonesia pada Olimpiade 2024 Paris bisa dibilang membanggakan, setidaknya mengulangi sukses 32 tahun silam. Ya, terakhir kali Indonesia bisa membungkus dua medali emas di satu edisi Olimpiade terjadi pada tahun 1992.