Menengok San Siro, Sejarah dan Alasan Inter dan AC Milan Berbagi Stadion

San Siro menjadi markas dua klub besar Italia asal Kota Milan, Inter Milan dan AC Milan.

BolaCom | Benediktus Gerendo PradigdoDiterbitkan 20 Mei 2025, 06:45 WIB
San Siro. (Piero CRUCIATTI/AFP)

Bola.com, Jakarta - Derby della Madonnina, pertemuan klasik antara Inter Milan dan AC Milan, bukan hanya menjadi salah satu laga derbi paling bergengsi di dunia sepak bola, tetapi juga unik karena kedua tim ini berbagi stadion yang sama — San Siro.

Nama derbi ini merujuk pada patung Perawan Maria yang berada di puncak Duomo Milano, simbol kota Milan, yang juga dikenal sebagai Madonnina.

Advertisement

Namun, mengapa dua rival sekota yang memiliki sejarah persaingan panjang sejak pertemuan pertama mereka pada 1909 memilih untuk berbagi stadion di San Siro? Jawabannya melibatkan sejarah, efisiensi finansial, dan faktor logistik.

 

Sejarah Berbagi Stadion San Siro

Derby della Madonnina merupakan pertandingan sepak bola di Italia yang mempertemukan AC Milan dan Inter Milan

San Siro pertama kali dibuka pada 1926 dan menjadi kandang eksklusif AC Milan hingga 1947. Inter Milan pada masa itu memainkan pertandingan kandangnya di Arena Civica, stadion bergaya koloseum dengan kapasitas hanya 10.000 penonton.

Namun, setelah Perang Dunia II berakhir, Inter memilih pindah ke San Siro — stadion yang lebih modern dan mampu menampung lebih dari 60.000 penonton tambahan — untuk meningkatkan fasilitas dan kapasitas mereka.

Sejak saat itu, Inter dan Milan resmi menjadi penghuni bersama stadion yang kini menjadi ikon sepak bola Italia dan dunia.


Alasan Praktis dan Finansial

Markas Inter dan AC Milan, Stadion San Siro, dipercaya untuk menggelar final Liga Champions musim ini. (AC Milan)

Salah satu alasan utama di balik kesepakatan berbagi ini adalah efisiensi biaya. Biaya renovasi, perawatan, dan pengelolaan stadion sangat tinggi.

Dengan berbagi stadion yang sama, kedua klub dapat membagi beban pengeluaran dan memaksimalkan penggunaan fasilitas.

San Siro juga berada di lokasi strategis, sekitar enam kilometer dari pusat kota dan mudah diakses melalui transportasi umum.

Jadwal pertandingan Serie A juga diatur agar kedua tim tidak bermain kandang pada akhir pekan yang sama, sehingga tidak terjadi benturan penggunaan.


Fenomena Umum di Italia

Gelandang Lazio, Sergej Milinkovic-Savic (berbaring di lapangan) berselebrasi setelah menjebol gawang AS Roma pada laga Liga Italia 2021/2022 di Stadion Olimpico, Minggu (26/9/2021). (Vincenzo Pinto/ AFP)

Berbagi stadion bukan hal yang asing dalam sepak bola Italia. Tengoklah di Kota Roma, S.S. Lazio dan A.S. Roma telah berbagi Stadio Olimpico sejak 1953.

Kedua kelompok ultras mereka ditempatkan di sisi stadion yang berbeda—Curva Nord untuk Lazio dan Curva Sud untuk AS Roma.

Kemudian di Genoa, klub Genoa CFC dan Sampdoria juga berbagi Stadion Luigi Ferraris sejak 1946. Sampdoria sempat menjadi penghuni Serie A bersama Genoa sebelum turun ke Serie B musim lalu.

Fenomena ini menunjukkan bahwa berbagi stadion adalah solusi umum di Italia karena alasan ekonomis dan kemudahan logistik, terutama di kota-kota besar.


Rencana Pembongkaran dan Masa Depan San Siro

Stadion Giuseppe Meazza, yang juga biasa disebut San Siro, markas dari Inter Milan dan AC Milan. (MIGUEL MEDINA / AFP)

 

Pada 2019, Inter dan AC Milan mengumumkan rencana membangun stadion baru berkapasitas 60.000 penonton dengan bantuan arsitek ternama Populous.

Namun, proyek ini terhambat oleh keputusan Wali Kota Milan, Giuseppe Sala, yang ingin mempertahankan San Siro setidaknya hingga Olimpiade Musim Dingin 2026.

Tambahan hambatan datang dari Komisi Warisan Budaya Regional Lombardia, yang menyatakan bagian dari San Siro, termasuk tribune barat, memiliki nilai budaya tinggi dan layak dilindungi undang-undang warisan Italia. Ini menjadi penghalang hukum untuk pembongkaran stadion secara menyeluruh.

Karena hal tersebut, kedua klub kini mencari lokasi baru. Inter bekerja sama dengan Populous untuk merancang stadion di Rozzano, selatan Milan.

Sementara AC Milan menandatangani kesepakatan kepemilikan lahan di San Donato, wilayah di barat daya kota, yang ditargetkan menjadi lokasi stadion baru mereka.


Apa yang Akan Terjadi Setelah 2030?

Ekspresi Luka Jovic saat membantu AC Milan mengalahkan Inter 3-0 pada leg kedua semifinal Coppa Italia, Kamis (24/4/2025) dini hari WIB. (AP Photo/Luca Bruno)

 

Meskipun kontrak penggunaan San Siro baru akan berakhir pada 2030, kedua klub tampaknya akan pindah lebih awal. Target mereka adalah memulai musim 2028/2029 di stadion baru masing-masing.

San Siro akan tetap memainkan peran penting dalam Olimpiade Musim Dingin 2026 sebagai lokasi upacara pembukaan. Namun, masa depannya sebagai stadion sepak bola setelah kepergian Inter dan Milan masih menjadi tanda tanya besar.

Pemerintah kota Milan akan menghadapi tantangan besar untuk mempertahankan fungsi dan relevansi stadion yang telah menjadi warisan budaya dan simbol kota tersebut.

Sumber: Give Me Sports


Persaingan di Serie A

Berita Terkait