Bola.com, Jakarta - Inter Milan memang harus menelan pil pahit dalam dua final Liga Champions terakhir yang mereka ikuti, namun CEO Lega Serie A, Luigi De Siervo, meminta para pendukung Nerazzurri untuk tetap bangga. Ia menegaskan bahwa Inter hanya kalah dari klub-klub raksasa yang didukung dana tak terbatas milik negara, yakni Manchester City dan Paris Saint-Germain.
Inter Milan tampil luar biasa dengan menembus final Liga Champions dua kali dalam tiga tahun terakhir. Pada 2023, mereka harus mengakui keunggulan Manchester City dengan skor tipis 1-0. Dua tahun kemudian, di final 2025, Inter takluk telak 0-5 dari Paris Saint-Germain.
Kedua lawan tersebut dikenal sebagai klub milik negara dengan kekuatan finansial luar biasa: Manchester City dimiliki Abu Dhabi United Group sejak 2008, sementara PSG didukung Qatar Sports Investments yang merupakan bagian dari dana kekayaan negara Qatar sejak 2011.
Menurut De Siervo, kekuatan finansial yang "nyaris tak terbatas" dari klub-klub tersebut menjadi pembeda besar. "Saya katakan kepada para pendukung Inter yang kecewa, mereka juga harus merenungkan fakta bahwa Inter kalah di dua final hanya dari dua klub milik negara. Kapasitas investasi beberapa klub memang tak terbatas, sementara klub lain tidak demikian," ujar De Siervo dalam konferensi pers jelang penetapan jadwal Serie A 2025/2026.
Kebanggaan untuk Sepak Bola Italia
De Siervo menambahkan, "Kita patut menghormati Inter yang telah mewakili sepak bola Italia di final tertinggi Eropa. Dengan ide-ide dan kreativitas, negara ini tetap bisa mengajarkan sepak bola ke seluruh dunia."
Pernyataan ini menjadi semangat tersendiri bagi sepak bola Italia, yang memang harus bersaing dengan klub-klub Eropa yang memiliki dana jauh lebih besar. Hingga kini, Serie A belum lagi merasakan gelar Liga Champions sejak Inter menjuarainya pada 2010. Namun, De Siervo menegaskan bahwa Italia tetap kompetitif berkat inovasi dan strategi.
Lebih lanjut, De Siervo juga menyoroti semakin serunya persaingan di Serie A. Ia menilai, talenta dan kekuatan kini tersebar merata di seluruh liga sehingga membuat perebutan Scudetto makin sulit diprediksi.
"Kami bangga menjadi liga di mana klub-klub bergantian memenangkan Scudetto. Kemenangan Napoli di Serie A dan Bologna di Coppa Italia membuktikan bahwa negara ini adalah tempat di mana siapa pun bisa bersaing untuk sukses."
Pembelaan?
De Siervo juga menekankan bahwa klub-klub seperti Parma, Fiorentina, dan Torino punya peluang untuk kembali bersaing di papan atas dan mengulang kejayaan masa lalu.
Meski demikian, sebagian pihak menilai pernyataan De Siervo terkesan sebagai pembelaan. Ada yang mengingatkan bahwa sejak 2010, belum ada klub Italia yang kembali menjuarai Liga Champions, sementara klub-klub non-milik negara seperti Chelsea, Bayern Munchen, dan Real Madrid tetap mampu meraih trofi tersebut.
Kritik juga diarahkan pada perlunya investasi lebih di pengembangan pemain muda dan inovasi taktik agar klub-klub Italia bisa kembali bersaing di level tertinggi Eropa.