Bola.com, Jakarta - Sepak bola Brasil kembali menunjukkan taring di pentas dunia. Empat klub asal Brasil, yakni Flamengo, Palmeiras, Botafogo, dan Fluminense, berhasil lolos bersama ke fase gugur Piala Dunia Antarklub 2025, menandai kebangkitan baru setelah bertahun-tahun dikuasai dominasi Eropa.
Keempat tim tersebut tampil solid di fase grup. Flamengo dan Palmeiras berhasil finis sebagai juara grup, sedangkan Botafogo dan Fluminense mengamankan posisi runner-up setelah tampil mengejutkan menghadapi lawan-lawan raksasa.
Flamengo mengukir kejutan besar saat membungkam juara Liga Champions 2021, Chelsea, dengan skor telak 3-1.
Sementara Botafogo menciptakan kejutan terbesar di turnamen ini dengan mengalahkan juara terbaru Liga Champions, Paris Saint-Germain (PSG), dalam laga yang membuat pelatih PSG, Luis Enrique, angkat topi.
"Botafogo adalah tim yang paling solid bertahan melawan kami sepanjang musim ini," ujar Enrique.
"Mereka pantas menang," imbuhnya.
Kemenangan Botafogo atas PSG menjadi titik balik. Sebelum turnamen digelar, banyak pihak di Brasil meragukan peluang klub mereka untuk bersaing dengan raksasa Eropa.
Kini, atmosfer itu berubah drastis. Di Philadelphia, suporter Flamengo bahkan menyanyikan yel-yel "the time is coming" menyambut duel melawan Bayern Munchen di babak 16 besar.
Rute Lolos dan Ambisi Tinggi
Dengan keempat klub Brasil menembus babak knockout, satu tiket ke perempat final Piala Dunia Antarklub 2025 pun sudah pasti menjadi milik negeri Samba. Pasalnya, Palmeiras dan Botafogo akan berhadapan pada Sabtu WIB (28-6-2025).
Flamengo akan menghadapi Bayern pada Senin WIB (30-6-2025), dan Fluminense menantang Inter Milan, Selasa (1-7-2025).
Bintang Fluminense, Jhon Arias, menegaskan bahwa lolos dari fase grup bukanlah pencapaian akhir.
"Target awal memang 16 besar, tapi itu bukan akhir dari ambisi kami," kata Arias usai laga imbang melawan Mamelodi Sundowns.
Didukung Ritme Kompetisi dan Faktor Cuaca
Ada faktor lain yang turut menunjang performa klub Brasil di Piala Dunia Antarklub 2025. Saat turnamen digelar, mereka berada di tengah musim domestik, berbeda dengan klub-klub Eropa yang baru menyelesaikan jadwal padatnya.
Selain itu, klub Brasil terbiasa bermain dalam cuaca panas seperti yang menyelimuti turnamen ini.
Dominasi di Amerika Selatan Berlanjut ke Dunia
Keberhasilan ini bukan kebetulan. Dalam enam edisi terakhir Copa Libertadores, klub-klub Brasil meraih seluruh gelar, dan lima di antaranya bahkan berakhir dengan final sesama tim Brasil. Sebaliknya, dua raksasa Argentina, Boca Juniors dan River Plate, justru tersingkir lebih awal di turnamen ini.
Keperkasaan Brasil juga didukung oleh arus masuk talenta Amerika Selatan ke liga domestik mereka. Pemain seperti Arrascaeta (Flamengo), Savarino (Botafogo), Arias (Fluminense), dan Flaco Lopez (Palmeiras) adalah contoh nyata pemain non-Brasil yang berkembang tanpa harus pergi ke Eropa.
"Banyak hal besar dalam sejarah sepak bola berasal dari Amerika Selatan," ujar Pep Guardiola, pelatih Manchester City, mengakui kualitas dari benua ini.
Sementara pelatih Real Madrid, Xabi Alonso, mengatakan bahwa tim-tim Eropa akan mendapat manfaat dari "melihat level kompetitif dari luar".
"Beradaptasi itu penting, tetapi kami dapat melihat tim-tim yang tidak harus kami hadapi sehari-hari dan mereka sangat bagus," kata Alonso, yang menyebutkan tim-tim Brasil dan River Plate di antara tim-tim yang menarik perhatiannya.
"Sebelum pertandingan dimulai, kami mengatakan bahwa itu akan terjadi dengan tim-tim Eropa, dan sekarang kami telah membuka mata kami."
Pelatih Portugal di Balik Strategi Klub Brasil
Para pelatih asal Portugal juga punya peran krusial dalam membentuk wajah baru klub-klub Brasil.
Renato Paiva, yang membawa Botafogo mengalahkan PSG, menggantikan kompatriotnya Arthur Jorge. Sementara Abel Ferreira telah hampir menyapu bersih gelar bersama Palmeiras sejak bergabung pada 2020.
"Saya bangga berada di Brasil. Saya bisa saja pergi, tapi saya memilih bertahan," kata Ferreira.
Mengenai jarak antara timnya dan klub-klub Eropa, ia menegaskan: "Perbedaannya sangat kecil. Kami bisa bersaing."
Ujian Sesungguhnya Menanti
Brasil kini kembali menjadi kekuatan yang ditakuti. Namun, ujian sesungguhnya akan hadir di babak gugur. Mampukah mereka terus menembus hingga partai puncak dan merebut kembali supremasi dunia yang terakhir diraih Corinthians pada 2012?
Dengan semangat baru, strategi modern, dan skuad yang matang, klub-klub Brasil tampaknya tak lagi datang hanya untuk ikut meramaikan, mereka datang untuk menang.
Sumber: AP News