Kalender Padat Dianggap Pembantaian, FIFA Dikecam Serikat Pemain Prancis

serikat pesepak bola profesional Prancis (UNFP) desak FIFA hentikan jadwal brutal yang membahayakan pemain.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 01 Juli 2025, 20:30 WIB
Gianni Infantino, Presiden FIFA, melambaikan tangan kepada penonton sebelum pertandingan babak 16 besar Piala Dunia Antarklub FIFA 2025 antara CR Flamengo dan FC Bayern München di Hard Rock Stadium pada 29 Juni 2025 di Miami Gardens, Florida. (Michael Reaves/Getty Images via AFP)

Bola.com, Jakarta - Ketegangan antara serikat pemain dan badan sepak bola dunia FIFA kembali memanas.

Kali ini, sindiran tajam datang dari Union Nationale des Footballeurs Professionnels (UNFP), serikat pesepak bola profesional Prancis, yang secara langsung mengecam Presiden FIFA Gianni Infantino atas padatnya kalender pertandingan internasional yang dinilai mengancam keselamatan para pemain.

Advertisement

Melalui pernyataan resmi yang dirilis awal pekan ini, UNFP menuding Infantino bersikap abai terhadap beban fisik dan mental yang dialami para pemain akibat jadwal kompetisi yang makin padat, terutama dengan digelarnya Piala Dunia Antarklub versi baru yang diperluas menjadi 32 tim dan berlangsung selama sebulan hingga 13 Juli 2025.

"Hal tidak masuk akal dari situasi ini tak luput dari perhatian siapa pun, kecuali Gianni Infantino dan para penjilatnya," tulis UNFP dalam pernyataan pedasnya.

"Dari menara gadingnya yang dibawa keliling dunia, Presiden FIFA tak menunjukkan sedikit pun kepedulian terhadap nasib para pemain top yang jadi korban kalender internasional yang padat."

Hingga berita ini diturunkan, FIFA belum memberikan tanggapan atas pernyataan keras tersebut.


Piala Dunia Antarklub Jadi Simbol Masalah

Bek Inter Milan, Stefan de Vrij, bereaksi setelah gagal memanfaatkan peluang untuk mencetak gol ke gawang Fluminense dalam laga 16 besar Piala Dunia Antarklub 2025 di Bank of America Stadium, Charlotte, Selasa (1/7/2025) dini hari WIB. Inter Milan tersingkir dari Piala Dunia Antarklub 2025 setelah kalah 0-2 dari Fluminense. (Michael Reaves / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / Getty Images via AFP)

UNFP menilai Piala Dunia Antarklub 2025 adalah simbol nyata dari bagaimana kalender pertandingan telah kehilangan akal sehat. Turnamen tersebut dianggap mengabaikan perjanjian kerja kolektif yang mewajibkan adanya masa istirahat minimal tiga pekan penuh bagi pemain setelah musim berakhir.

"Turnamen ini menunjukkan, hingga titik absurditas, bahwa sudah waktunya menyudahi 'permainan pembantaian' ini," tambah UNFP.

FIFA sebelumnya beralasan bahwa mereka hanya bertanggung jawab atas kurang dari satu persen pertandingan klub setiap tahun, dan Piala Dunia Antarklub hanya akan melibatkan maksimal tujuh laga untuk dua tim yang melaju ke final, dan itu hanya terjadi setiap empat tahun sekali.


Kekhawatiran Cedera dan Kelelahan Meluas

Weston McKennie (Juventus) dan Rodri (Manchester City) berebut bola dalam laga Club World Cup Grup G antara Juventus dan Manchester City di Orlando, Florida, 26 Juni 2025. (AP Photo/Phelan Ebenhack)

Pernyataan UNFP muncul seiring meningkatnya kekhawatiran global di kalangan pemain atas padatnya jadwal pertandingan. Sejumlah bintang dunia telah menyuarakan keprihatinan mereka terhadap tingginya risiko cedera.

Gelandang Manchester City, Rodri, bahkan sempat memperingatkan kemungkinan pemogokan jika jadwal tak juga dibenahi, sebelum akhirnya mengalami cedera lutut serius, September 2024.

UNFP menyatakan dukungan penuh terhadap federasi serikat pemain internasional, FIFPRO dan FIFPRO Europe, dalam menuntut reformasi kalender global yang mengutamakan keselamatan pemain.


Dampak Langsung terhadap Klub Prancis

Pemain Paris Saint-Germain (PSG) berusaha menghalangi tendangan bebas yang dilepaskan penyerang Inter Miami, Lionel Messi, dalam laga 16 besar Piala Dunia Antarklub 2025 yang digelar di Mercedes-Benz Stadium, Atlanta, Senin (30/6/2025) dini hari WIB. PSG menang telak 4-0 atas Inter Miami dalam laga ini. (FRANCK FIFE / AFP)

PSG menjadi contoh nyata dari klub yang terkena imbas. Juara Liga Champions 2024/25 ini hanya memiliki jeda singkat sebelum kembali bermain di Piala Dunia Antarklub 2025, termasuk kemenangan 4-0 atas Inter Miami di perempat final.

UNFP mempertanyakan keadilan perlakuan terhadap para pemain PSG yang, menurut perjanjian kerja, seharusnya menerima waktu istirahat tiga pekan sebelum musim baru dimulai.

Beberapa klub Prancis lainnya bahkan sudah kembali ke latihan pramusim menjelang dimulainya Ligue 1 pada pertengahan Agustus.

"Kami tidak melihat alasan mengapa pemain PSG harus kehilangan hak atas masa istirahat penuh yang telah dijamin," kata UNFP, seraya memperingatkan bahwa beban tambahan ini bisa berdampak negatif saat mereka kembali membela Timnas Prancis, awal September mendatang.

(Muhammad keysya Yusuf irawan)

 

Sumber: Reuters via The Star

Berita Terkait