Bola.com, Jakarta - Kedatangan Lewis Hamilton ke Ferrari musim ini membawa dinamika baru di tim Kuda Jingkrak. Bergabungnya juara dunia tujuh kali itu menempatkannya dalam satu garasi dengan Charles Leclerc, pembalap yang sejak 2020 menjadi poros utama pengembangan mobil Ferrari.
Kini, keduanya berbagi ruang dan tujuan, tetapi tidak berarti menjalin hubungan akrab di luar lintasan.
Di balik sorotan kamera, hubungan Hamilton dan Leclerc disebut berjalan profesional, tetapi tidak terlalu dekat secara pribadi. Hal itu sejalan dengan filosofi Team Principal Ferrari, Frederic Vasseur, yang justru menginginkan adanya persaingan internal sehat ketimbang keakraban berlebihan.
"Mereka rukun, fokus, dan sangat termotivasi, dengan saling pengertian yang kuat," ujar Vasseur kepada media Belgia RTBF.
"Tapi, tetap harus ada kompetisi. Saya tidak ingin mereka menjadi sahabat, juga bukan musuh, tapi yang terpenting: mereka harus jadi rival. Itu harus tetap seperti itu—mereka harus terus saling mendorong untuk tampil lebih baik," tuturnya.
Rivalitas yang Terjaga
Kekhawatiran soal ketegangan bukan tanpa alasan. Leclerc, 27 tahun, adalah wajah Ferrari selama empat musim terakhir. Mobil-mobil Ferrari dikembangkan sesuai gayanya.
Namun, belakangan muncul kabar bahwa Hamilton, yang kini berusia 40 tahun, akan diberi peran lebih besar dalam pengembangan mobil baru Ferrari untuk musim 2026. Jika benar, status Leclerc sebagai figur sentral bisa terancam.
Meski begitu, dari luar, Hamilton menunjukkan sikap respek tinggi terhadap Leclerc sejak awal kedatangannya ke Maranello.
"Charles sangat berbakat," kata Hamilton saat sesi pengujian pramusim di Bahrain.
"Melihat dia bekerja dari dekat dan mengamati perannya di garasi, itu sangat menarik," imbuhnya.
Belajar dari Leclerc
Hamilton menambahkan bahwa keakraban mereka sebelum menjadi rekan satu tim membuat proses kerja sama berjalan lebih lancar.
"Dia sudah lama di sini, sangat mengenal tim, berbicara bahasa Italia, dan merasa nyaman. Tapi, karena kami sudah berteman sebelumnya, itu membuat semuanya jadi lebih mudah."
Bahkan, Hamilton menyebut dirinya ingin belajar dari Leclerc, yang 13 tahun lebih muda darinya.
Gesekan Potensial di Tengah Ambisi Besar
Hanya, keharmonisan ini bisa saja goyah, terutama jika Leclerc merasa perannya mulai tersisih.
Mantan pembalap F1, Jacques Villeneuve, sempat menyebut kemenangan Hamilton dalam sprint race di GP China bisa memicu kecemburuan Leclerc. Apalagi jika benar Hamilton akan menjadi ujung tombak pengembangan mobil 2026 Ferrari.
Leclerc menanggapi isu tersebut dengan sikap dewasa. Saat berbicara di Silverstone awal Juli lalu, ia menegaskan tak peduli siapa yang memimpin proyek teknis, asalkan Ferrari memiliki mobil tercepat.
"Saya tidak melihat itu sebagai masalah," ujar Leclerc.
"Yang saya inginkan hanyalah mobil tercepat musim depan. Itu juga yang diinginkan Lewis. Nanti, di mana pun posisi kami, saya akan menyetel mobil sesuai gaya mengemudi saya, dan Lewis juga akan melakukan hal yang sama," tambah pembalap asal Monako ini.
Sumber: Express