Bola.com, Jakarta - Empat tim pertama yang sudah lolos ke Piala Dunia Antarklub 2029 masing-masing berasal dari empat benua berbeda, menunjukkan sebaran kekuatan sepak bola global. Keempat klub tersebut adalah Paris Saint-Germain (PSG) dari Eropa, Chelsea juga dari Eropa, dan dua klub lain dari Amerika Selatan dan Asia yang memenangkan gelar kontinental dalam rentang kualifikasi 2021-2024.
PSG memastikan satu tiket ke Piala Dunia Antarklub 2029 berkat gelar juara Liga Champions Eropa 2024/2025, memperlihatkan dominasi klub asal Prancis tersebut di level tertinggi Eropa. Klub yang dipenuhi bintang ini tidak hanya kuat secara individu, tetapi juga solid dalam strategi dan pengelolaan tim, menjadikan mereka favorit di level dunia.
Chelsea, pemenang Piala Dunia Antarklub 2025, juga sudah memastikan kehadiran di edisi 2029. Meskipun kemenangan di 2025 tidak otomatis menjamin tiket ke 2029, status mereka sebagai salah satu klub top Eropa dan kesuksesan di turnamen ini menempatkan mereka dalam posisi yang sangat baik untuk lolos.
Dari Amerika Selatan, klub utama yang diperkirakan lolos adalah Palmeiras atau Flamengo, keduanya adalah klub raksasa Brasil yang konsisten berprestasi di level CONMEBOL. Palmeiras, misalnya, sudah tampil impresif di Piala Dunia Antarklub 2025 dan berpotensi mewakili benua ini di masa depan.
Al Hilal Wakil Asia
Untuk Asia, Al Hilal dari Arab Saudi menjadi klub yang menonjol dengan prestasi signifikan, termasuk menyingkirkan beberapa tim Eropa besar di fase knockout Piala Dunia Antarklub 2025. Keberhasilan Al Hilal menunjukkan kemajuan pesat klub Asia dalam sepak bola klub dunia.
Format Piala Dunia Antarklub yang baru, menggunakan model 32 tim dan diadakan setiap empat tahun, menambah daya tarik dan prestise kompetisi ini. Sistem ini memaksa para klub besar untuk tampil konsisten selama beberapa tahun agar dapat lolos, sehingga tiket ke 2029 bukan hanya soal performa satu musim tetapi keberlanjutan prestasi.
Meski demikian, masih ada kritik terhadap format dan kriteria kelolosan karena beberapa juara liga dan kontinental terbaru absen di turnamen 2025. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang kredibilitas turnamen bila tim-tim top dunia tidak semua bisa atau mau berpartisipasi, sehingga persaingan di 2029 diharapkan lebih ketat dan representatif.