Bola.com, Jakarta - Presiden UEFA, Aleksander Ceferin, kembali menyinggung status Rusia yang masih dibekukan dari sepak bola Eropa. Pernyataan itu ia sampaikan jelang undian Liga Champions, Liga Europa, dan Conference League terbaru.
Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, UEFA dan FIFA langsung menjatuhkan sanksi tegas.
Timnas Rusia serta klub-klub dari negara tersebut dilarang tampil di seluruh ajang internasional. Enam kali Rusia mencoba banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS), tetapi semuanya ditolak.
Konsekuensinya, Rusia tak hanya absen dari Euro 2024, tetapi juga tidak bisa mengikuti kualifikasi Piala Dunia 2026.
Terakhir kali mereka berpartisipasi di turnamen besar adalah Piala Dunia 2018 saat berstatus tuan rumah.
Jauh dari Jelas
Dalam wawancara dengan Politico di Monako, Ceferin mengakui bahwa wacana soal kembalinya Rusia ke kompetisi internasional memang pernah dibicarakan. Namun, situasinya masih jauh dari jelas.
"Larangan untuk tim Rusia, saya kira, berlaku tiga setengah tahun. Apakah perang sudah berhenti? Tidak. Jadi untuk sekarang, saya tidak tahu," ujar Ceferin.
Ia menambahkan bahwa keputusan tersebut lahir dari tekanan politik yang sangat kuat pada awal perang. Kini, kata Ceferin, tekanannya lebih banyak datang dari masyarakat sipil ketimbang para politisi.
"Saya pribadi menentang mengusir atlet dari kompetisi. Menurut saya, olahraga harus mencoba memberi jalan keluar, bukan malah melarang atlet untuk bertanding," lanjutnya.
Keputusan Penuh Perdebatan
Meski begitu, Ceferin mengakui keputusan itu penuh perdebatan.
"Awalnya kami bergerak cepat dengan keyakinan olahraga bisa membantu menghentikan tragedi ini. Sayangnya, kenyataannya tidak demikian. Sekarang, reaksi politik hampir tidak ada, tetapi tekanan dari masyarakat sipil masih sangat besar," katanya.
Apakah Rusia akan kembali ke kompetisi Eropa masih belum ada kepastian. Namun, satu hal yang jelas, UEFA dan FIFA tetap melarang adanya pertandingan yang mempertemukan Rusia dengan Ukraina.
Selain itu, Rusia dilarang menghadapi Kosovo karena posisinya yang mendukung Serbia dalam isu politik dengan negara tersebut.
Sumber: Give Me Sport