Perjuangan Menjemput Impian ke Kudus: Tempuh Perjalanan 30 Jam hingga Nabung Sendiri demi Ikut Audisi Umum PB Djarum 2025

Banyak peserta yang harus melaui perjuangan berliku untuk ambil bagian di Audisi Umum PB Djarum 2025.

BolaCom | Yus Mei SawitriDiterbitkan 14 September 2025, 09:45 WIB
Peserta Audisi Umum PB Djarum 2025 asal Mataram, Nusa Tenggara Barat, Muhammad Rofiqi Abidin, saat bertanding pada sesi screening audisi di GOR Djarum, Jati, Kudus, Jawa Tengah, Selasa (9/9/2025). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Bola.com, Kudus - Berani bermimpi itu penting, namun berani bertindak di balik impian itu lebih penting.

Kata-kata ini menggambarkan tekad kuat atlet asal Mataram, Nusa Tenggara Barat, Muhammad Rofiqi Abidin, untuk menjemput impiannya, berangkat ke Kudus mengikuti Audisi Umum PB Djarum 2025, yang berlangsung pada 8-12 September di GOR Djarum, Jati, Kudus. 

Advertisement

Semua cerita berawal saat Rofiqi mengikuti perpisahan sekolah dasar. Saat itu, ia sudah dua tahun memutuskan menggeluti bulutangkis dan menjalani latihan rutin. 

Saat diminta menuliskan cita-citanya, Rofiqi tanpa ragu memilih ingin menjadi pebulutangkis dunia. Sang ayah, Zaenal Abidin, yang hadir dalam acara pelepasan itu menitikkan air mata ketika melihat cita-cita anaknya. 

"Saya bilang kepada Rofiqi 'Nak, kalau mau menjadi pemain dunia, menjadi juara, salah satu gerbangnya ya menjadi pemain PB Djarum, karena PB Djarum begitu besar. Kalau mau ikut audisi, harus ikut arahan bapak'," kata Zaenal Abidin, dalam wawancara dengan Bola.com, Senin (8/9/2025). 

Saat itu, Rofiqi memang mengutarakan keinginannya untuk mengikuti Audisi Umum PB Djarum ke Kudus. Setelah orang tuannya menyetujui keinginannya itu, segala persiapan langsung dilakukan. Ia menjalani persiapan intens selama dua bulan. 

Setiap hari Rofiqi melahap porsi latihan keras. Setelah Salat Subuh, ia melakukan latihan skipping, kemudian berangkat sekolah. Sepulang sekolah, dia berlatih privat di Narmada, yang lokasinya di dekat Mataram. Masih ada juga porsi latihan rutin, plus tambahan lari sekitar beberapa kilometer per hari. 

Persiapan matang dilakukan. Tantangan selanjutnya adalah menyiapkan dana untuk berangkat ke Kudus, yang tidak murah. Zaenal Abidin harus mencari pinjaman karena kondisi ekonomi keluarganya tidak memungkinkan untuk membiayai perjalanan dirinya dan Rofiqi ke Kudus. Dia pun mencari pinjaman sekitar Rp 3 juta. 

Rofiqi akhirnya berangkat ke Kudus bersama sang ayah, sang paman, dan dua orang lainnya dari Mataram. Ada teman Rofiqi yang juga mengikuti Audisi Umum PB Djarum 2025, ditemani ayahnya. Mereka memutuskan menempuh perjalanan melalui jalur laut dan darat yang biayanya lebih terjangkau dibanding jalur udara. 

"Saya yakin dengan anak sendiri, masalah rezeki kan tidak tahu. Kami memang sempat diremehkan, kata orang-orang kenapa Rofiqi pergi ke PB Djarum? karena di Lombok saja tidak pernah naik podium," tutur Zaenal Abidin. 

"Tetapi saya cuma menjalankan niat anak, saya nekat karena kemauannya begitu keras, mau ikut audisi, ingin jadi pemain bulu tangkis dunia. Di situlah ya sebagai orang tua hanya support saja. Anak mau, orang tua tinggal memfasilitasi saja dengan keterbatasan ekonomi," imbuh pria yang sehari-hari berdagang kacang tersebut. 

Pada Kamis (2/9/2025), Rofiqi, ayah, dan pamannya memulai perjalanan ke Kudus. Mereka berangkat dari Pelabuhan Lembar. Biaya untuk tiket kapalnya gratis, karena dibantu oleh salah seorang kenalan Pak Abidin yang merupakan seorang pemilik kapal, namanya Andi. 

Mereka melakoni perjalanan kapal selama sekitar 23 jam sampai 24 jam, sampai Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Setelah itu, mereka naik travel langsung menuju kudus, menempuh waktu sekitar 6 jam, dengan biaya Rp1 juta untuk berlima. 

"Di Kudus kami menginap di Klinik Fatima. Biaya sewanya Rp700 ribu hingga audisi selesai. Untuk makan ya seadanya, saat perjalanan dibekali makanan dari rumah," ungkap Abidin. 

Sementara itu, Rofiqi mengatakan perjalanan ke Kudus sangat melelahkan, namun tetap merasa gembira dan bahagia. Akhirnya, impiannya untuk menjemput impian ke Kudus terealisasi. "Capek, tapi senang, akhirnya bisa ke Kudus," tutur Rofiqi. 

 


Bangga Luar Biasa Apa Pun Hasilnya

Tekad Rofiqi meniti karier menjadi pebulutangkis sudah kuat sejak beberapa tahun lalu. Namun, dia baru benar-benar memulai main bulutangkis dua tahun lalu. Faktor ekonomi keluarga menjadi penyebabnya. 

Saat itu, Zaenal Abidin dan istrinya belum punya dana untuk membiayai Rofiqi bermain bulutangkis, bahkan untuk membeli raket. Namun, ternyata Rofiqi diam-diam menabung sendiri. 

"Dia kan dapat mengumpulkan uang Rp 200.000. Dia bilang, 'Pak, saya sudah ada uang nih, ayo beli raket.' Saya jawab tidak ada uang. Dia bilang ini ada uang. Dia buka celengan, dia kumpulkan Rp 200.000," tutur Zaenal. 

"Saya pergi ke toko raket, tapi ternyata paling murah harga raketnya itu Rp 350.000. Jadi saya nombok lah begitu. Itu waktu dia kelas 4 SD. Awal-awal begitu kan, terus lama-kelaman setelah beli raket, saya ajak dia pukul-pukulan di pinggir jalan. Saya bilang, oh ini anak saya ada potensi," kenang Zaenal. 

Hampir setiap malam Rofiqi main bulutangkis di pinggir jalan hingga pukul 02.00 dini hari. Suatu hari dia minta didaftarkan ke klub. 

"Suatu pagi dia bangunkan saya terus bilang 'Pak, bangun. Besok jadi nggak daftarkan saya ke klub?'. Karena uang tidak ada kan, terus besoknya lagi bangun pagi, dia selalu tanya. Nah kebetulan Alhamdulillah ada rezeki. Saya merasa berdosa kalau tidak daftarkan anak saya, pas ada rezeki," imbuhnya. 

Tak heran, Rofiqi merasa sangat bahagia dua tahun kemudian bisa berangkat ke Kudus mengikuti Audisi Umum PB Djarum. 

"Saya sendiri yang pengin ikut audisi. Saya lihat infonya di HP. Saya ingin main tunggal, seperti pemain idola saya Jonatan Christie," tutur Rofiqi, yang mengikuti audisi di KU 12. 

Sayangnya, impian Rofiqi bergabung ke PB Djarum harus tertunda. Dia kalah dalam pertandingan hari kedua fase screening, Selasa (9/9/2025). 

"Kami bisa berada di sini saja sudah sangat bangga luar biasa, apa pun hasilnya," kata Zaenal Abidin. 


Menabung dari Hadiah Lomba

Perjuangan berliku juga dilakoni atlet cilik asal Denpasar Bali, Nattania Alaika Djamal, untuk mengikuti Audisi Umum PB Djarum 2025. Ia kembali mencoba peruntungan setelah tahun lalu gagal masuk ke PB Djarum di tahap akhir. 

Pada Audisi PB Djarum 2025, gadis cilik yang biasa dipanggil Atta tersebut lolos hingga tahap karantina. Namun, dia kemudian gagal karena sakit. 

"Tentu saja kecewa saat itu. Karena sakit demam, pilek, dan batuk, latihannya jadi tidak maksimal," tutur Atta dalam perbincangan dengan Bola.com, Selasa (9/9/2025). 

Atta tak patah semangat. Dia mau mencoba lagi. Namun, biaya menjadi kendala penghalang. Orang tuanya, pasangan Sahrul Djamal dan Rahayuningsih, sudah memberi tahu tidak ada dana untuk kembali berangkat ke Kudus. 

Atta tak kehilangan akal. Siswi SDN 1 Penatih Denpasar Timur tersebut mengatakan akan membiayai sendiri perjalanannya ke Kudus. Atlet berusia 12 tahun tersebut memutuskan menabung uang hadiah di turnamen-turnamen yang dimenanginya. Setelah menabung selama sekitar setahun, terkumpul juga dana sekitar Rp4 juta. 

Selama setahun, ia berhasil juara di beberapa turnamen, seperti juara ganda putri Kejurprov Bali 2025, kampiun ganda putri WBH Open Nasional 2025, juara Anugrag Open Nasional 2025, dan kampiun Celuk Open 2025. 

"Selain menabung, persiapan lain untuk ikut audisi ya berlatih setiap hari. Sepulang dari sekolah langsung latihan, Senin sampai Sabtu, dari jam 15.00 sampai 16.00. Latihan di PB Anugerah, di Denpasar, tempatnya cuma 10 menit dari rumah," kata Atta. 

"Ada juga latihan tambahan tambahan sendiri. Pagi-pagi kadang 10 kilometer, kadang 5 km," imbuh dia. 

Yang menarik, sebelum memantapkan tekad menekuni bulutangkis, Atta sempat ingin menjadi pemain sepak bola. Gara-garanya dia ingin mengikuti jejak sang kakak. 

"Kakak beli sepatu bola, aku juga pengin beli, sampai nangis-nangis. Sebelum suka bola pengin ikut nari, namun ayah tidak mau mengantar latihan. Ya sudah sepak bola saja ikut kakak. Tapi bapak bilang jangan. Lalu apa dong? Ya sudah bulutangkis saja. Jadi main bulutangkis mulai 2022," urai Atta. 

 


Harus Fokus Jika Tekuni Bulutangkis

Peserta Audisi Umum PB Djarum, Muhammad Rofiqi Abidin, bersama sang ayah, Zaenal Abidin, di GOR Djarum, Jati, Kudus, Rabu (8/9/2025). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)
Peserta Audisi Umum PB Djarum asal Denpasar, Nattania Alaika Djamal, bersama sang ayah, Sahrul Djarum, saat berfoto di GOR Djarum, Jati, Kudus, Rabu (10/9/2025). (Bola.com/Yus Mei Sawitri)
Peserta Audisi Umum PB Djarum asal Denpasar, Nattania Alaika Djamal, saat berfoto di GOR Djarum, Jati, Kudus, Rabu (10/9/2025). (Bola.com/Yus Mei Sawitri)

Ayah Atta, Sahrul Djamal, mengatakan sebagai orang tua berusaha mendukung cita-cita sang putri. Termasuk tekad Atta untuk kembali mengikuti Audisi Umum PB Djarum 2025. 

Sahrul, yang berprofesi sebagai penjahit tersebut, mengakui tidak ada anggaran untuk membiayai sang putri ambil bagian di audisi di Kudus tahun ini. Ternyata, sang putri berinisiatif untuk menabung sendiri. 

"Apakah uangnya cukup? Kami cukup-cukupin bagaimana pun keadaannya. Naik bus Bali-Kudus berangkat Rp760 ribu berdua. Untuk pulang ya sekitar segitu. Kos di sini sekitar 10 hari, sekitar 800 ribu. Buat makan seadanya saja, yang penting kenyang," kata Sahrul. 

Sahrul pun memberikan pesan kepada sang putri di tengah-tengah Audisi Umum PB Djarum 2025. 

"Sebenarnya bebas ia ingin menjadi apa saja. Namun, karena dia pengin menjadi pebulutangkis, ya harus fokus. Pokoknya tetap harus fokus," tegasnya. 

Berita Terkait